Definisi Operasional Disiplin Kerja

  1. adalah tindakan yang dilakukan karyawan dengan sikap tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan, menekankan timbulnya masalah sekecil mungkin, dan mencegah berkembangnya kesalahan yang mungkin terjadi.

Dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan beberapa aspek yaitu kehadiran, ketaatan pada peraturan kerja, ketaatan pada standar kerja, dan tingkat kewaspadaan tinggi, serta bekerja etis.

Definisi Operasional Peran kepemimpinan

adalah tindakan-tindakan yang dilakukan kepala desa terkait kedudukannya dalam pemerintahan. Peran pemerintah desa dapat mengacu pada Peran Pemerintah dalam Pembangunan Seperti yang diungkapkan oleh Siagian (2003), yaitu :

  1. Selaku modernisator
  2. Selaku katalisator.
  3. Selaku dinamisator.
  4. Selaku stabilisator.
  5. Selaku pelopor

Pengukuran Efektivitas Audit Internal

Menurut Bota dan Palvi (2009), efektivitas audit internal dapat diukur dengan indikator :

  1. Penentuan memenuhi tingkat rencana audit internal yang terdiri dari proporsi kegiatan realisasi kegiatan audit internal dibandingkan rencana audit internal dalam jangka waktu tertentu. Ini dapat diukur dengan menentukan jumlah reaisasi kegiatan yang dilaporkan pada periode waktu perencanaan tertentu untuk setiap jenis aktivitas.
  2. Identifikasi waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan laporan akhir audit internal yang merupakan penentuan waktu yang dibutuhkan dari berakhirnya pekerjaan audit internal sampai dengan keluarnya laporan akhir audit internal, termasuk rencana tindakan manajemen;
  3. Pemantauan waktu yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan temuan audit internal. Hal ini berkaitan dengan data statistik dasar realisasi jumlah kekurangan-kekurangan yang diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan, jumlah kekurangan diselesaikan dengan penundaan dan jumlah kekurangan yang belum terpecahkan;
  4. Penilaian sertifikasi pribadi: dari sudut pandang kuantitatif, yang dapat ditentukan melalui jumlah staf karyawan dari Departemen audit internal dengan sertifikasi profesional Diploma atau pengalaman profesional yang diukur dalam tahun kerja audit internal;
  5. Penetapan laporan antara waktu yang didedikasikan untuk beberapa kegiatan audit internal dan waktu yang didedikasikan untuk kegiatan administrasi yang dapat ditentukan melalui pemantauan waktu harian setiap auditor internal dengan jelas menentukan jenis kegiatan selama hari kerja.

Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur memiliki pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya dalam urutan yang ditetapkan. Mereka seringkali tertutup, menampilkan pertanyaan dikotomis (ya/tidak) atau pilihan ganda. Sementara wawancara terstruktur terbuka ada, mereka jauh lebih jarang. Jenis pertanyaan yang diajukan menjadikan wawancara terstruktur alat yang dominan kuantitatif.

Mengajukan serangkaian pertanyaan dalam urutan tertentu dapat membantu Anda melihat pola di antara respons, dan ini memungkinkan Anda dengan mudah membandingkan respons antar peserta sekaligus menjaga agar faktor lain tetap konstan. Ini dapat mengurangi bias penelitian dan mengarah pada keandalan dan validitas yang lebih tinggi. Namun, wawancara terstruktur bisa terlalu formal, serta terbatas dalam ruang lingkup dan fleksibilitas.

Wawancara terstruktur mungkin cocok untuk penelitian Anda jika:
Anda merasa sangat nyaman dengan topik Anda. Ini akan membantu Anda merumuskan pertanyaan Anda dengan paling efektif.
Anda memiliki waktu atau sumber daya yang terbatas. Wawancara terstruktur sedikit lebih mudah untuk dianalisis karena sifatnya yang tertutup, dan dapat menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk seorang individu.
Pertanyaan penelitian Anda bergantung pada menjaga kondisi lingkungan di antara peserta tetap konstan.

Uji Validitas

 

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) uji validitas, yaitu validitas isi yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian dapat mencakup pertanyaan penyelidikan yang memadai sebagai panduan ketika melakukan penelitian dan validitas konstruk yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian berdasarkan teori dan instrumen pengukuran yang digunakan (Cooper dan Schindler, 2014:257-259)

Untuk melihat keterkaitan pada validitas konverjen, digunakan analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik (penelitian eksplanatori).  Analisis faktor ada dua jenis, yaitu EFA (exploratory factor analysis) dan CFA (confirmatory factor analysis).

Penelitian ini menggunakan CFA untuk menunjukkan keterkaitan antara variabel. Item yang digunakan dalam penelitian adalah yang mempunyai nilai factor loading ≥ 0,5. Factor loading adalah korelasi item-item pertanyaan dengan konstruk yang diukur. Menurut Hair dkk (2018) factor loading ≥ 0,3 telah memenuhi level minimal, namun sangat disarankan besarnya nilai loading ± 0,4. Jika loading suatu item pertanyaan mencapai ≥ 0,5 maka item tersebut sangat penting dalam menginterprestasikan konstruk yang diukurnya

Efisiensi layanan rumah sakit

 

Efisiensi produksi (teknis) adalah jumlah minimum sumber daya yang digunakan untuk dapat menghasilkan tingkat output pelayanan kesehatan tertentu. Sebagai contoh dengan merubah letak fasilitas pelayanan kesehatan akan diharapkan mampu mengurangi jarak pelayanan paramedis kepada pasien sehingga memungkinkan mereka untuk dapat berkerja lebih efisien (Hope dan Muhlemann, 1997, 368). Keefektifan dapat didefinisikan sebagai pencapaian output pelayanan kesehatan yang diharapkan setelah menjalani perawatan. Kedua hal tersebut dapat digunakan sebagai ukuran dari kinerja suatu unit kegiatan ekonomi.

Dengan memperhatikan bahwa efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input, maka rumah sakit yang menghasilkan lebih banyak output dengan penggunaan sejumlah input tertentu dapat dikategorikan lebih efisien bila dibandingkan dengan rumah sakit yang menghasilkan output yang lebih sedikit dengan penggunaan input yang sama. Demikian halnya rumah sakit yang menggunakan input dalam jumlah besar untuk menghasilkan output tertentu akan kurang efisien dibandingkan dengan rumah sakit yang menggunakan input yang sedikit untuk menghasilkan output yang sama (Grosskopf et al, 1995 : 575-587).

Analisis Regresi

 

            Regresi adalah berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel (variabel tak bebas) pada satu atau lebih variabel lain (variabel yang menjelaskan), dengan maksud untuk menaksir atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata ( Populasi) variabel tak bebas, yang dipandang dari segi nilai yang diketahui atau tetap (dalam pengambilan sampel berulang-ulang) dari variabel yang menjelaskan (Insukindro, dkk. 2001:35).

Dalam menganalisis faktor-faktor penentu pertumbuhan PDRB per kapita digunakan model regresi data panel. Data panel atau poling data adalah penggabungan data lintas sektoral (cross section) dan data runtun waktu (time series) untuk tujuan penaksiran suatu model regresi tertentu (Insukindro, dkk. 2001:71).

Berikut model yang akan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan PDRB per kapita di Provinsi X baik sebelum dan sesudah otonomi daerah yaitu:

Keterangan :

Yi           =  Pertumbuhan PDRB per kapita (%)

PMDN1 =  Realisasi investasi riil penanaman modal dalam negeri terhadap PDRB(%)

GP2       =  Pertumbuhan penduduk (%)

Gov3      =  Pengeluaran Pemerintah terhadap PDRB (%)

K4          =  Tenaga Kerja (%)

Tg5         =  Teknologi (%)

Dot         =  Variabel Dummy Otonomi Daerah (0=Sebelum, 1= Sesudah)

εi            =  error term

Analisa model data panel terdiri dari 3 (tiga) pendekatan yaitu metode OLS (Common effect), model Fixed effect, dan model random effect (Widarjono, 2007:257-262).

 

Uji Goodness of Fit

Uji goodness of fit digunakan untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik, model ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Jika nilai uji statistik berada di dalam daerah kritis maka H0 ditolak, sedangkan jika nilai uji statistik berada di luar daerah kritis maka H0 diterima.

Bentuk-Bentuk Manajemen laba

Menurut Sri Sulistyanto (2008:33) ada beberapa bentuk rekayasa laba
yang sering dilakukan pihak manajemen agar laba yang dilaporkan sesuai dengan
yang dikehendaki yaitu:
1. Taking a Bath
2. Income Minimization
3. Income Maximization
4. Income Smoothing
5. Timing Revenue and Expense Recognition.
Penjelasan dari bentuk-bentuk manajemen laba diatas adalah sebagai
berikut:
1. Taking a Bath
Disebut juga big baths, bisa terjadi selama periode dimana terjadi tekanan
dalam organisasi atau terjadi reorganisasi, misalnya pergantian direksi. Bila
teknik ini digunakan maka biaya-biaya yang ada pada periode yang akan
datang diakui pada periode berjalan. Ini dilakukan bila kondisi yang tidak
menguntungkan tidak bisa dihindari. Akibatnya laba pada periode yang akan
datang menjadi tinggi meski kondisi sedang tidak menguntungkan.
2. Income Minimization
Cara ini hampir sama dengan taking a bath namun tidak ekstrim. Cara ini
dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud
mengurangi kemungkinan munculnya biaya politis. Kebijakan yang diambil
dapat berupa penghapusan barang modal dan aktiva tidak berwujud,
pembebanan pengeluaran iklan, serta pembebanan biaya riset.
3. Income Maximization
Maksimalisasi laba bertujuan untuk memperoleh bonus yang lebih besar.
Selain itu tindakan ini juga bisa dilakukan untuk menghindari pelanggaran
terhadap kontrak hutang jangka panjang.
1. Income Smoothing
Perusahaan cenderung lebih memilih untuk melaporkan trend pertumbuhan
laba yang stabil dari pada perubahan laba yang meningkat atau menurun
secara drastis. Perataan laba dapat dicapai dengan suatu ketentuan yang tinggi
untuk hutang dan bertentangan dengan nilai asset pada tahun yang baik
sehingga ketentuan itu dapat dikurangi. Hal ini dapat mempengaruhi laba yang
dilaporkan pada masa yang buruk.
2. Timing Revenue and Expense Recognition
Teknik ini dilakukan dengan membuat kebijakan tertentu yang berkaitan
dengan timing suatu transaksi. Misalnya pengakuan prematur atas pendapatan

Pengukuran Dalam Ambiguitas Peran

Menurut Nimran (2007), seseorang dapat dikatakan berada dalam kekaburan peran apabila ia menunjukkan ciri-ciri antara lain sebagai berikut

  1. Tidak jelas benar apa tujuan peran yang dia mainkan.
  2. Tidak jelas kepada siapa ia bertanggung jawab dan siapa yang melapor kepadanya.
  3. Tidak cukup wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
  4. Tidak sepenuhnya mengerti apa yang diharapkan dari padanya.
  5. Tidak memahami benar peranan dari pada pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan secara keseluruhan.

Mondy, Sharplin, dan Premeaux (2008) menyarankan supaya pemegang peran mengetahui 6 (enam) tipe dasar informasi  sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ambiguitas peran yaitu:

  1. Pemegang peran harus tahu apa yang diharapkan oleh orang lain.
  2. Pemegang peran harus tahu aktivitas yang seharusnya mereka lakukan dan hubungan interpersonal yang harus mereka tunjukkan untuk memenuhi harapan orang lain.
  3. Pemegang peran harus mengetahui konsekuensi dari pelaksanaan aktivitas atau interaksi dengan orang lain dalam hal teretentu.
  4. Pemegang peran harus mengetahui macam-macam tingkah laku atau sikap yang akan diterima baik sebagai imbalan maupun hukuman.
  5. Pemegang peran harus menemukan tipe-tipe dari imbalan dan hukuman yang akan diberikan dan mengukur kemungkinan mereka (karyawan) menerimanya.
  6. Pemegang peran harus mengetahui tingkah laku atau sikap yang akan memuaskan atau mengecewakan kebutuhan individu.

Menurut Everly dan Girdano dalam Tobing (2007) faktor-faktor yang dapat menimbulkan ambiguitas peran adalah:

  1. Ketidakjelasan dari sasaran-sasaran atau tujuan kerja
  2. Kesamaran tentang tanggung jawab
  3. Ketidakjelasan tentang prosedur kerja
  4. Kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain / perusahaan
  1. Kurang adanya informasi tentang balikan atau ketidakpastian tentang penilaian pekerjaan

Definisi Koordinasi

Menurut Pearce dan Robinson (dalam Ulber Silalahi, 2006) yang dimaksud dengan koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja ke arah tujuan bersama. Sedangkan menurut Stoner koordinasi adalah proses penyatu-paduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah (bagian atau bidang fungsional) dari sesuatu organisasi untuk mncapai tujuan organisasi secara efisien. Sedangkan Hasibuan (2001) menyatakan bahwa : “Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Stoner koordinasi adalah proses penyatu-paduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah (bagian atau bidang fungsional) dari sesuatu organisasi untuk mncapai tujuan organisasi secara efisien. Sedangkan Handoko (2009) menyebutkan bahwa koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dimana melalui pendelegasian wewenang dan pembagian kerja kepada para bawahan maka setiap bawahan akan mengerjakan pekerjaanya sesuai dengan wewenang yang diterimanya. Pendelegasian wewenang mempengaruhi atasan dan bawahan dalam melakukan pekerjaan dengan efektif. Setiap bawahan mengerjakan hanya sebagian dari pekerjaan perusahaan, karena itu masing-masing pekerjaan harus disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk tercapainya tujuan. Karena tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan dari setiap individu karyawan tidak tercapai. Koordinasi ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh manajer dan tugas ini sangat sulit. Pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada seseorang bawahan untuk menyelesaikan aktivitas tertentu. Sedangkan Pembagian kerja adalah pembagian tugas dan tanggung jawab kepada seseorang bawahan yang harus di selesaikan agar dapat mencapai tujuan.

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap kinerja

Menurut Iverson (2007) komitmen organisasi dalah prediktor terbaik dalam perubahan dibandingkan dengan kepuasan kerja, dimana karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan mengerahkan usaha lebih dalam proyek perubahan.

Penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pernah dilakukan oleh Hueryren Yeh et al (2012) yaitu komitmen organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

   Pengaruh Struktur organisasi, koordinasi dan kemampuan SDM   terhadap efektivitas kerja

Penelitian Yanti Budiasih (2012) menemukan bahwa Struktur Organisasi, Desain Kerja dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan, demikian pula penelitian Prasetyaningsih (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas struktur organisasi, kepemimpinan, dan kemampuan SDM terhadap efektivitas pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal. Oleh karena itu penelitiian ini selain menguji masing-masing variabel bebas terhadap efektivitas kerja, juga menghitung pengaruh ketiga variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap efektivitas kerja.

 

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2005).

Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan rhitung dan rtabel. Nilai rhitung merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing pertanyaan di setiap variabel yang dianalisiss dengan program SPSS dan outputnya bernama corrected item correlation. Sedangkan untuk mendapatkan rtabel dilakukan dengan tabel r product moment, yaitu menentukan α = 0,05 kemudian n (sampel).

Sedangkan untuk mengetahui skor masing – masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut :

  • Jika rhitung > rtabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
  • Jika rhitung < rtabel, maka variabel tersebut tidak valid.
  • Jika rhitung > rtabel tetapi bertanda negatif, maka Ho akan tetap ditolak dan Ha diterima.

Definisi Kinerja

Konsep tentang kinerja diungkapkan oleh Dessler (1997) yang mendefinisikan kinerja sebagai prestasi kerja yakni perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan. Dengan demikian, kinerja menfokuskan pada hasil kerjanya. Bernaders dan Russel (1993: 379) menyatakan kinerja sebagai “performance is defined as the record of outcomes produced on specified job function or activity during a specified time period”. Hal tersebut berarti bahwa kinerja dihasilkan dari suatu pekerjaan tertentu atau hasil dari suatu aktivitas selama periode waktu tertentu.

Hasibuan (2003) juga menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Lebih lanjut, Hasibuan mengungkapkan bahwa kinerja merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi pekerja. Apabila kinerja tiap individu atau karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan akan baik pula.

Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan di mana satu atau lebih variabel bebas terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya, atau dengan kata lain suatu variabel bebas merupakan fungsi linear dari variabel bebas lainnya. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas pada model, peneliti menggunakan metode korelasi parsial (examination of partial correltion). Metode ini disarankan oleh Farrar dan Glauber (1967) dalam Firmansyah (2001). Metode ini membandingkan koefisien-koefisien korelasi yang dihasilkan dengan nilai koefisien determinasi (R2). Hipotesis yang digunakan menyatakan, apabila kuadrat dari koefisien korelasi lebih kecil daripada koefisien determinasi maka dalam model tidak dijumpai adanya masalah multikolinearitas dan sebaliknya.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia (skripsi, tesis, dan disertasi)

Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah meningkatkan dukungan sumber daya manusia guna untuk meningkatkan efektivitas organisasi dalam proses pencapain tujuan perusahaan. Menurut (Mila Badriyah, 2015) menjelaskan bahwa ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia sebagai berikut: 1.Tujuan sosial, yaitu perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan serta tantangan terhadap masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya. 2.Tujuan organisasi, yaitu sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. 3.Tujuan fungsional, yaitu mempertahankan departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan organisasi. 4.Tujuan individual, yaitu tujuan pribadi dari setiap anggota organisasi atau perusahaan yang hendak dicapai melalui aktivitasnya dalam organisasi

Konsep Mediasi

 

         Sesuai dengan konsep pemediasi (intervening) dinyatakan bahwa variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening merupakan variabel penyela antara yang terletak diantara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.(Tuckman, 1988) dalam        (Aditya,2009). Menurut Ghazali (2012) mengatakan bahwa suatu variabel disebut Mediator jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen).

Sharma et al. (1981) juga menyatakan bahwa tipologi spesifikasi variabel dan variabel moderator  bisa dikembangkan  dengan menggunakan dua dimensi. Pertama, klasifikasi bisa berdasarkan pada hubungan standar variabel yitu apakah spesifikasi variabel itu berhubungan atau tidak dengan standar variabel. Dimensi kedua apakah spesifikasi variabel berpengaruh terhadap variabel prediktor. Jika spesifikasi variabel berhubungan dengan standar atau variabel prediktor tapi tidak berpengaruh terhadap prediktor, maka variabel itu mengacu pada mediasi ( intervening ).

Variabel Mediasi Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja

 

Handoko (2011) bahwa pengertian kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan diwaktu yang akan datang. Hasil penelitian Supriyadi et al. (2017) menunjukkan bahwa OCB merupakan variabel mediasi pengaruh kompensasi terhadap kinerja.

Pengaruh Antara Komitmen Kerja Terhadap Kinerja

Menurut Mathis and Jackson (2012) komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi. Hasil penelitian Rizal et al. (2014) menunjukkan bahwa komitmen berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Aspek dalam Komitmen Kerja

 

komitmen kerja yang pertama dikemukakan oleh Potter, et al. (1982). Komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Potter, et al. ini bercirikan adanya: (1) belief yang kuat serta penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi; (2) kesiapan untuk bekerja keras; serta (3) keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi. Komitmen ini tergolong komitmen sikap atau afektif karena berkaitan dengan sejauhmana individu merasa nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi. Semakin besar kongruensi antara nilai dan tujuan individu dengan nilai dan tujuan organisasi maka semakin tinggi pula komitmen karyawan pada organisasi.

Menurut Meyer dan Allen (1991) dalam Luthans (2008). Menurutnya faktor-faktor penyebab komitmen kerja mengakibatkan timbulnya perbedaan bentuk komitmen organisasi yang dibaginya atas tiga aspek, yaitu: komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuence commitment), dan komitmen normative (normative commitment). Hal yang umum dari ketiga aspek komitmen ini adalah dilihatnya komitmen sebagai kondisi psikologis yang: (1) menggambarkan hubungan individu dengan organisasi, dan (2) mempunyai implikasi dalam keputusan untuk meneruskan atau tidak keanggotaannya dalam organisasi.

Allen dan Meyer (1990) dalam Luthans (2008) lebih memilih untuk menggunakan istilah aspek komitmen kerja daripada tipe komitmen organisasi karena hubungan karyawan dengan organisasinya dapat bervariasi dalam aspek tersebut. Adapun definisi dari masing-masing aspek tersebut adalah sebagai berikut:

  • Komitmen Afektif (Af ective Commitment)

Komitmen afektif berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan, pada siapa karyawan mengidentifikasikan dirinya, dan keterlibatan karyawan pada organisasi. Dengan demikian, karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka memang ingin (want to) melakukan hal tersebut (Allen dan Meyer, dalam Luthans (2008).

Menurut Morgan (1988) dalam (Ahmad, S, K. Shahzad, S. Rehman, N. A. Khan & I.U. Shad 2010) komitmen afektif merupakan perasaan pribadi karyawan dan identifikasi dirinya pada organisasi dikarenakan kepercayaan yang kuat terhadap fungsi dan tujuan organisasi. Komitmen afektif dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama yaitu karakteristik pribadi, karakteristik struktur, karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengalaman kerja. Walaupun keempat kategori ini mempengaruhi komitmen afektif secara signifikan, kebanyakan literatur mendukung bukti bahwa pengalaman kerja mempunyai hubungan pengaruh yang lebih kuat (Mowder, et al., 1982 dalam Azliyanti, 2009).

  • Komitmen Kontinuans (Continuence Commitment)

Komitmen kontinuans berkaitan dengan adanya pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan yang berkaitan dengan keinginan untuk tetap bekerja atau justru meninggalkan organisasi. Komitmen kontinuans sejalan dengan pendapat Becker yaitu bahwa komitmen kontinuans adalah kesadaran akan ketidakmungkinan memilih identitas sosial lain ataupun alternatif tingkah laku lain karena adanya ancaman akan kerugian besar. Karyawan yang terutama bekerja berdasarkan komitmen kontinuans ini bertahan dalam organisasi karena mereka butuh (need to) melakukan hal tersebut karena tidak adanya pilihan lain (Allen dan Meyer, dalam Luthans, 2008).

Menurut Morgan (1988) dalam Ahmad, et al. (2010) komitmen kontinuans merupakan persepsi seseorang terhadap kerugian yang akan dialaminya apabila meninggalkan organisasi. Komitmen kontinuans berdasarkan pada persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi. Komitmen ini pada saat awal dikembangkan dianggap sebagai aktifitas yang dianggap konsisten. Ketika individu tak melanjutkan lagi aktifitasnya pada suatu organisasi, maka akan timbul di hatinya suatu perasaan kehilangan. Oleh sebab itu selanjutnya komitmen ini disebut juga dengan exchanged oriented commitment atau komitmen yang berorientasi pada pertukaran atau biasa juga disebut komitmen komulatif (Dewayani, 2007).

  • Komitmen Normatif (Normative Commitment)

Komitmen normatif berkaitan dengan perasaan wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi. Ini berarti, karyawan yang memiliki komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa mereka wajib bertahan dalam organisasi (Allen dan Meyer, dalam Luthans , 2008). Wiener (dalam Luthans , 2008) mendefinisikan aspek komitmen ini sebagai tekanan normatif yang terinternalisasi secara keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu sehingga memenuhi tujuan dan minat organisasi.

Menurut Morgan (1988) dalam Ahmad, et al. (2010) komitmen normatif adalah perilaku yang ditunjukkan karyawan atas pertimbanan moral dan apa yang benar untuk dilakukan. Chang, C. C., M. C. Tsai dan M. S. Tsai (2011), menyatakan bahwa komitmen normatif mengacu kepada perasaan pekerja bahwa mereka berkewajiban untuk tetap tinggal dalam organisasi. Sedangkan Dewayani (2007) mengatakan bahwa komitmen normatif ini juga disebut sebagai komitmen moral, merefleksikan persepsi individu terhadap norma, perilaku yang dapat diterima, yang timbul sebagai akibat perlakuan organisasi terhadap karyawan. Misalnya dengan gaji yang mereka terima serta pelatihan-pelatihan yang mereka ikuti. Perasaan wajib ini terus tumbuh sampai mereka merasa impas dan tidak mempunyai kewajiban lagi.

Meyer dan Allen (1991) dalam Luthans (2008) berpendapat bahwa setiap aspek memiliki dasar yang berbeda. Karyawan dengan aspek afektif tinggi, masih bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara itu karyawan dengan aspek continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi. Karyawan yang memiliki aspek normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena mereka harus melakukannya.

Pengaruh Keadilan Organisasi terhadap Kinerja (skripsi,tesis,disertasi)

Keadilan organisasi berkaitan dengan persepsi karyawan apakah mereka
sudah diperlakukan secara adil di tempat kerja atau sebaliknya Noe et al. (2011).
Jadi, keadilan organisasi menyangkut bagaimana karyawan melihat keadilan di
tempat kerja. Keadilan organiasi dapat sebagai ukuran bagaimana pegawai
diperlakukan dalam organisai tersebut. Persepsi karyawan yang merasa
mendapatkan keadilan dalam bekerja akan berdampak pada kinerja yang
dihasilkan. Pegawai yang merasa mendapatkan keadilan akan memberikan kinerja
yang semakin baik.
Hal ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Kristianto (2015) dan
Sulistyo dan Yunus (2016) bahwa keadilan organisasi berpengaruh posotif dan
signifikan terhadap kinerja.

Kepemimpinan Manajer Proyek (skripsi,tesis,disertasi)

Salah satu karakteristik proyek konstruksi adalah adanya organisasi. Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di mana di dalamnya terlibat sejumlah individu dengan ragam kehlian, ketertarikan, kepribadian dan juga ketidak pastian. Langkah awal manajer proyek sebagai pimpinan organisasi proyek konstruksi bertugas menyatukan visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.(Ervianto, 2005) Menurut Soehardi Sigit (2003), kepemimpinan merupakan upaya untuk memepngaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan ke arah yang dikehendaki. Kepemimpinan dalam proyek konstruksi adalah kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya 5 M (men, machines, mathods, materials, money) untuk dapat menyelesaikan masalah dan menentukan arah tujuan tercapainya proyek konstruksi yang tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu.

Dalam pandangan tradisional, pemimpin dianggap sebagai hero. Pengertian pahlawan di sini menurut Yukl (1989) adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menentukan takdir organisasi yang dipimpinnya. Jadi apa yang dilakukan dan diputuskan oleh seorang pemimpin akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Hal ini seringkali disebut sebagai romantisme kepemimpinan yang menurut Thomas (1988), “Convensional leadership have generally assumed that leader have significant and crucial impact on the performance of organization they lead”. Pandangan ini kemudian disebut Thomas sebagai pandangan ‘Individualis’, yang mengandung makna bahwa individu merupakan figus yang berarti bagi kehidupan organisasi.

Salah satu elemen prinsip dalam konsep romantisme, menurut Meindl, Ehlirch dan Dukerich (1985) adalah pandangan bahwa kepemimpinan merupakan pusat dari proses organisasi dan kekuatan utama dalam skema aktivitas dan kejadian dalam organisasi.

Dalam realitasnya pandangan ini dianggap positif oleh pemimpin, bahkan memanfaatkan padangangan tersebut untuk kepentingan politisnya dengan melakukan manipulasi terhadap kinerja. Hal tersebut ditengarai oleh Yukl (1989a),

 

The attributional biases about leader are exploited by many political leader and top executives who seek to create the impression that are in control of events. Symbol and rituals, such as elaborate inagural ceremonies, reinforce the percieved importance of leaders (Pfeffer). Successes are announced and celebrated; filure are suppresed or downplayed”

 

Namun di sisi lain, hal tersebut dapat menjadi sesuatu yang negatif bagi pertumbuhan organisasi. Anggapan bahwa pemimpin adalah segalanya dan apapun yang dilakukan dan diputuskan membawa dampak bagi kehidupan dapat menjadi bumerang bagi pemimpin dan organisasi yang dipimpinnya, yakni bila pemimpin menjadi cenderung berhati-hati, menghindari resiko dan mengambil langkah aman. Hal tersebut tentunya dapat menghambat pertumbuhan organisasi.

Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai sifat-sifat yang baik dan terpuji sehingga menjadi teladan bagi bawahannya. Menurut Mulia Nasution (1994) kepmimpinan yang baik harus memiliki sifat-sifat yaitu:

  1. Mempunyai kemampuan melebihi orang lain. Seorang pemimpin tidak mau menjadi nomor dua, juga mempunyai keinginan mengatasi dann mengungguli orang lain. Seorang pemimpin harus penuh inisiatif dan sanggup bekerja keras serta ulet untuk mencapai tujuan.
  2. Mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Seorang pemimpin tidak akan pernah merasa takut untuk memikul tanggung jawab terhadap orang lain, atau pekerjaan yang sukara sekalipun.
  3. Mau bekerja keras. Seorang pemimpin akanselalu sanggup bekerja keras dan tidak kenal lelah, ia mempunyai daya tahan yang kuat untuk bekerja keras dakan jangka waktu yang lama. Hal ini untuk dapat memberi contoh atau motivasi bawahannya.
  4. Pandai bergaul, seorang pemimpin yang baik, selalu pandai bergaul dengan teman sejawat. Ia akan berusaha mengnal baik temannya serta memahami segala persoalannya.
  5. Memberi contoh bekerja dengan semangat pada bawahan. Seorang pemimpin selalu menjadi pelopor dan selalu menjadi contoh bagaimana cara bekerja keras dan bersemangat, sehingga bawahan dengan sendirinya termotivasi untuk ikut bekerja dengan semangat.
  6. Memiliki rasa integritas. Pemimpin harus mempunyai rasa bersatu padu dengan kelompok yang ada di dalam organisasinya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (skripsi,tesis,disertasi)

 

Menurut Suma’mur (2013) kecelekaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Guna mengadakan atau memelihara keselamatan dan kesehatan kerja, perlu diperhatikan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dengan gangguan kesehatan. Menurut Mangkunegara (2016:163), beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai adalah:

  1. Keadaan tempat lingkungan kerja
  1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan kemananya.
  2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
  3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
    1. Pengatur udara
    2. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
    3. Suhu udara kerja yang tidak dikondisikan pengaturannya.
    4. Pengaturan penerangan
    5. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
    6. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
    7. Pemakaian peralatan kerja
    8. Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak.
    9. Pengunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
    10. Kondisi fisik dan mental pegawai
    11. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil.
    12. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang cerobo, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam pengunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa eisiki bahaya.

Sedangkan menurut Sayuti (2013:200) terdapat 3 (tiga) faktor utama yang menjadi penyebab gangguan dan terjadinya kecelakaan, yaitu:

  1. Lingkungan kerja, maksudnya tempat dimana pekerja melakukan pekerjaannya dalam kondisi yang tidak aman atau dalam kondisi membahayakan. Kondisi yang tidak aman ini dapat terjadi karena tidak teraturnya suasana, perlengkapan dan peralatan kerja.
  2. Manusia atau karyawan, factor ini banyak disebabkan oleh beberapa hal:
  1. Sifat fisik dan mental manusia yang tidak standar, contohnya: karyawan yang rabun, penerangan kurang, otot lemah, reaksi mental lambat, syaraf yang tidak stabil dan lainnya. Bagi yang memiliki sifat dan kondisi seperti ini sering menjadi penyebab kecelakaan dan gangguan kerja.
  2. Pengetahuan dan keterampilan, karena kurangnya pengetahuan maka kurang memperhatikan metode kerja yang aman dan baik, memiliki kebiasaan yang salah, dan kurang pengalaman.
  3. Sikap, karyawan memiliki sikap kurang minat dan kurang perhatian, kurang teliti, malas dan sombong (mengabaikan peraturan dan petunjuk), tidak peduli akan suatu akibat, hubungan yang kurang baik dengan pihak lain, sifat ceroboh dan perbuatan yang berbahaya.
    1. Mesin dan alat, jika pada lingkungan kerja menyangkut pengaturan peralatan dan konstruksi bangunan, maka factor mesin dan alat ini adalah penggunaan mesin-mesin dan perlatan yang tidak memenuhi standar

Berdasarkan penelitian Kurnia (2020), faktor yang mempengaruhi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Perusahaan, yaitu :

  1. Pemenuhan peraturan perundangan
  2. Tidak dilaksanakan secara konsisten.
  3. Tidak sesuai dengan standar yang ada.
  4. Sebagian kecil melaksanakan pemenuhan peraturan perundangan.
  5. Komitmen kebijakan K3
  6. Kurangnya ketegasan dalam penerapan sanksi
  7. Kurangnya prioritas dalam menanggulangi kebijakan K3
  8. Manusia dan lingkungan
  9. Masih banyak pekerja yang tidak mau bekerjasama dalam penerapan SMK3
  10. Banyak pekerja yang mempunyai persepsi bahwa keselamatan kerja tidak terlalu penting dalam penerapan SMK3
  11. Anggaran atau keuangan

Keterbataaan biaya dan tidak adanya anggaran mengenai K3.

  1. Dukungan dari pemerintah

Pemerintah sendiri masih kurang melakukan pengawasan mengenai peraturan perundangan dalam menerapkan SMK3 kepada perusahaan

Pengertian Financial Technology (skripsi,tesis,disertasi)

Perkembangan teknologi digital merupakan hal yang niscaya terjadi dan tidak dapat dihindari. Revolusi industri pada abad ke-18 di Inggris, selalu menyebabkan perubahan tatanan industri yang mempengaruhi hampir setiap bidang, baik mempengaruhi secara negatif maupun maupun positif. Industri selanjutnya yang akan terdisrupsi adalah industri jasa keuangan, yang kemudian dikenal sebagai Financial Technology (Fintech) atau teknologi finansial (Tekfin) (Ilman dkk, 2019).

Adapun yang dimaksud dengan Financial Technology (Fintech) menurut The National Digital Research Centre (NDRC) ialah suatu inovasi pada sektor finansial sebagai sebuah inovasi layanan dalam lembaga keuangan non bank yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat untuk menjangkau konsumennya. Bank Indonesia juga memberikan definisi Teknologi Finansial (Fintech) yang diatur dalam Pasal 1 Angka 11 Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 Tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial bahwa Teknologi Finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.

Fintech merupakan singkatan dari financial technology atau teknologi finansial dan dapat diartikan sebagai inovasi layanan keuangan berbasis teknologi. Definisi Fintech yang dijabarkan oleh Bank Indonesia adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran (Fajar dan Larasati, 2021)

Berdasarkan uraian di atas maka fintech dapat diartikan sebagai inovasi dalam jasa keuangan yang memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan Fintech yang cukup signifikan di Indonesia diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

 

Tipe pemimpin fathernalistis (skripsi,tesis,disertasi)

 

Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
  2. b) Bersikap terlalu melindungi bawahan
  3. c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.

  1. d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan

inisyatif daya kreasi.

  1. e) Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpinfaternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

Macam – Macam Interaksi Sosial (skripsi,tesis,disertasi)

Menurut Maryati dan Suryawati (2003:23) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

  • Interaksi antara individu dan individu

Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

  • Interaksi antara individu dan kelompok

Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam – macam sesuai situasi dan kondisinya.

  • Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok

Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

Pengertian Firm Size (skripsi,tesis,disertasi)

Menurut Pasadena (2013) firm Size (ukuran perusahaan)
adalah skala besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh
total asset. Menurut Marietta (2013) firm size (ukuran
perusahaan) adalah skala besar kecilnya perusahaan yang
ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, dan rata-rata
tingkat penjualan perusahaan. Menurut Sumantri dan
Candraningrat (2017) firm size merupakan simbol dari ukuran
perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total asset, penjualan,
dan kapitalisasi pasar.
Jadi, dapat disimpulkan Firm Size (ukuran perusahaan)
merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
yang diukur dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Pengertian Pasar Modal (skripsi,tesis,disertasi)

Pasar modal adalah tempat bertemunya investor dan issuer
untuk melakukan penawaran dan permintaaan surat berharga
(Sunariyah,2011). Di pasar modal inilah investor baik individu
maupun badan usaha melakukan investasi dalam dalam bentuk
surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya
dipasar modal pula perusahaan atau entitas yang membutuhkan
dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih
dahulu pada badan otoritas dipasar modal sebagai emiten.
Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 53 Tahun 1990
pasar modal merupakan alternatif penting bagi pengerahan
dana yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ekonomi nasional dan perluasan
pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan efek perusahaan
menuju pemerataan pendapatan masyarakat.
Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 pasar
Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran
Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat
diambil kesimpulan pasar modal merupakan tempat
bertemunya investor dan emiten (perusahaan) dengan
melakukan permintaan dan penawaran surat berharga yang
sebelumnya emiten (perusahaan) tersebut harus listing
terlebih dahulu di Bursa Efek Indonesia dengan harapan
dapat memberikan keuntungan dimasing-masing pihak.

Return Realisasi (realized return) (skripsi,tesis,disertasi)

Return Realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.
Return dihitung berdasarkan data histories, return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis
ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (ekspekted return)
dan risiko dimana mendatang

Pengertian Lingkungan Kerja (skripsi, tesis, dan disertasi)

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting bagi pegawai di dalam melakukan aktivitas pekerjaan. Pegawai dituntut secara maksimal
untuk menjalankan pekerjaannya. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu memberikan fasilitas yang memadai agar karyawan dapat memberikan kinerja yang diinginkan, seperti yang dikatakan dalam jurnal jurnal internasional Ollukaran (2012) bahwa “The environment that people are required to work in can have a significant impact on their ability to undertake the tasks that they have been asked to do”.Menurut Nitisemito (2010) dalam Nugroho (2016), mendefinisikan “Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang diembankan”. Sedangkan menurut (Sedarmayanti, 2009) dalam Prasetyo dkk (2015), menjelaskan “Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang berkerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik perseorangan maupun sebagai kelompok

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Keuntungan (skripsi,tesis,disertasi)

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No. 91/kep/M.KUKMI/IX/2004 dan Fatwa DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang murabahah bahwa penentuan margin dalam sistem syariah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis barang
Jenis barang yang dimaksud adalah selisih harga jual atau margin terhadap
barang yang kompetitif di pasaran lebih rendah dibanding investasi.
2. Ada pembanding
Pembanding digunakan sebagai penentu harga barang sebanding dengan
aktivitas transaksi yang dilakukan oleh BMT terhadap supplier.
3. Reputasi mitra pada pembiayaan sebelumnya
Reputasi mitra dilihat dari kelancaran angsuran, perkembangan prospek
usaha, dan loyalitas serta tujuan usaha.
4. Alat ukur
BMT melakukan perhitungan berdasarkan rumus harga jual atau standar
penentuan harga. Dalam penentuan harga, harga jual yang ditetapkan menjadi
fleksibel dalam bersaing. Kemudian sebelum margin ditentukan, ada hal-hal yang
berkaitan dengan penentuan besaran margin, yaitu:
a. Jangka waktu atau angsuran; dan
b. Besarnya pembiayaan yang diajukan nasabah

Pengertian Keberhasilan Usaha (skripsi,tesis,disertasi)

Menurut Ahmad dkk (2014:4) berpendapat bahwa :
“Keberhasilan usaha merupakan utama dari sebuah perusahaan dimana
segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu
keberhasilan.”
Menurut Dedi dalan Ahmad dkk (2015:6) “Keberhasilan usaha biasanya
dicirikan dengan membesarnya skala usaha yang dimilikinya. Hal tersebut bisa
dilihat dari volume produksinya yang tadinya biasa menghabiskan sejumlah bahan
baku perhari meningkat menjadi mampu mengolah bahan baku yang lebih banyak
dengan meningkatnya bahan baku yang dibutuhkan berarti meningkat pada jumlah
buruhnya (baik buruh produksi maupun pemasaran) sekaligus mencirikan perluasan
jaringan pemasaran”.
Kriteria keberhasilan usaha menurut Suryana (2003) dalam Alex Wibowo
(2015:110) meliputi meningkatnya modal, meningkatnya pendapatan,
meningkatnya volume penjualan, meningkatnya output produksi serta
meningkatnya tenaga kerja. Keberhasilan usaha dapat dilihat melalui kemampuan
bertahan hidup dan semakin berkembangnya suatu perusahaan Saboet (1994:110)
dalam Alex Wibowo (2015:111).
Dalam pengertian umum, Mudzakar dalam Andari (2011:21)
mengemukakan bahwa keberhasilan usaha adalah suatu kondisi yang menunjukkan
suatu keadaan yang lebih baik/unggul dari masa sebelumnya

Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha (skripsi,tesis,disertasi)

Mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
menurutSuryana ( 2003:63 ), ”Orang yang berhasil dalam wirausaha adalah orang
yang dapat membentuk Perilaku Kewirausahaan”. Maka untuk mencapai
Keberhasilan usaha maka pengusaha harus mempunyai Perilaku Kewirausahaan.
Sebab itu Perilaku Kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui
pendidikan, latihan, lokakarya, dan kesempatan. Kesempatan memperoleh
wawasan yang lebih luas. Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa perilaku kewirausahaan berpengaruh dalam menentukan
keberhasilan usaha. Sehingga para pengusaha dalam menentukan usahanya
dituntut untuk memiliki perilaku kewirausahaan

Tahap – Tahap Usia Remaja (skripsi,tesis,disertasi)

Menurut Sarwono pada tahun 2000, ada tiga tahap perkembangan remaja,
yaitu remaja awal, remaja madya dan remaja akhir.
a. Masa Remaja Awal / Early Adolescense (11–13 tahun)
Merupakan remaja yang berusia berkisar 11-13 tahun, dimana pada
masa ini adalah masa yang paling penting untuk mengetahui pendidikan
seks, karena pada masa ini remaja cepat tertarik dengan lawan jenis dan
mudah terangsang secara erotis. Oleh karena itu, anak remaja penting untuk
mengetahui pendidikan seks sejak dini (Soetjiningsih, 2004)
b. Masa Remaja Pertengahan / Middle Adolescene (14-16 tahun)
Merupakan remaja yang berusia berkisar 14-16 tahun, masa ini adalah
masa mengenal diri sendiri, menjauhkan diri dari keluarga dan lebih senang
bergaul dengan temannya. Remaja mungkin tidak mau berbagi perasaan
mereka dengan orang tuanya, jika tidak ditangani secara serius dapat
menimbulkan kesenjangan dalam komunikasi dan hilangnua rasa percaya
terhadap orang lain. Pada masa ini remaja memerlukan informasi mengenai
penyakit menular seksual (Soetjiningsih, 2004).
c. Masa Remaja Akhir / Late Adolescene (17-20 tahun)
Merupakan remaja yang berusia berkisar 17-20 tahun, masa ini adalah
masa yang sudah lebih terkontrol oleh karena masa ini adalah masa menuju
periode dewasa. Pada masa ini remaja mengenal dirinya sendiri, tahu apa
yang menjadi minatnya, mau bersosialisasi dengan orang lain, tidak terlalu
egois terhadap keinginannya sendiri, dan dapat membedakan antara hal
yang pribadi dengan hal yang umum (Soetjiningsih, 2004)

Inovasi (skripsi, tesis, dan disertasi)

Kata inovasi berasal dari bahasa inggris innovation berarti perubahan. Inovasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan atau pemikiran manusia untuk menemukan sesuatu yang baru yang berkaitan dengan input, proses, dan output, serta dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia. Inovasi yang berkaitan dengan input diartikan sebagai pola-pola pemikiran atau ide manusia yang disumbangkan pada temuan baru. Adapun inovasi yang berkaitan dengan dengan proses banyak berorientasi pada metode, teknik, ataupun cara bekerja dalam rangka menghasilkan sesuatu yang baru. Selanjutnya, inovasi yang berkaitan dengan output berdasarkan definisi tersebut lebih ditujukan pada hasil yang telah dicapai terutama penggunaan pola pemikiran dan metode atau teknik kerja yang dilakukan. Ketiga elemen dalam inovasi tersebut sesungguhnya membentuk suatu kesatuan yang utuh. (Makmur & Rohana, 2012:9) Menurut Oslo Manual (dalam Zuhal, 2013 :58), inovasi memiliki aspek yang sangat luas karena dapat berupa barang maupun jasa, proses, metode pemasaran atau metode organisasi yang baru atau telah mengalami pembaharuan yang menjadi jalan keluar dari permasalahan yang pernah dihadapi oleh organisasi.Selanjutnya Green, Howells & Miles (dalam Zulfa Nurdin, 2016:11) mendefenisikan inovasi sebagai sesuatu yang baru yaitu dengan memperkenalkan dan melakukan praktek atau proses baru (barang atau layanan) atau bisa juga

dengan mengadopsi pola baru yang berasal dari organisasi lain. Thomas (dalam Zulfa Nurdin, 2016:12) mendefinisikan inovasi sebagai peluncuran sesuatu yang baru. Tujuan diluncurkannya sesuatu yang baru kedalam suatu proses adalah untuk menimbulkan perubahan besar yang radikal. Sejalan dengan pendapat diatas Albury dan mulgan (dalam Zulfa Nurdin, 2016:12) mengatakan bahwa sebuah inovasi dapat dikatakan berhasil apabila penciptaan dan pelaksanaan proses, produk, jasa dan metode yang baru dapat menghasilkan perbaikan kualitas hasil yang efektif dan efisien. Adapun inovasi menurut Evert M.Rogers (dalam Suwarno, 2008:9) adalah sebagai suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Inovasi sendiri secara singkat didefinisikan oleh Ellitan dan Anatan (2009:36) sebagai perubahan yang dilakukan dalam organisasi yang didalamnya mencakup kreatifitas dalam menciptakan produk baru, jasa, ide, atau proses baru. Sedangkan Fontana (2011:18) menjelaskan inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersiapkan oleh konsumen atas manfaat suatu produk (barang/jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen.Selanjutnya Samson dalam Ellitan dan Anatan (2009:3) menerangkan salah satu alasan mengapa inovasi sangat diperlukan karena cepatnya perubahan lingkungan bisnis yaitu semakin dinamik dan hostile, sehingga sebuah organisasi harus bisa mengelola inovasi sebagai penentu keberhasilan organisasi untuk menjadi competitive.

 Ada tiga kunci sukses organisasi untuk melakukan inovasi secara efektif yang disebutkan oleh Saleh dan Wang (dalam Ellitan dan Anatan, 2009:6) yaitu: 1. Enterprenueral strategi yaitu berani mengambil resiko, melakukan pendekatan bisnis yang proaktif dan komitmen manajemen. 2. Struktur organisasi yaitu dengan struktur yang lebih fleksibel, adanya disiplin interfungsional, dan orientasi pada tim kerja lintas fungsional. 3. Iklim organisasi, yaitu iklim yang promotif dan terbuka kekuasaan dalam organisasi disebarkan tidak terpusat pada jenjang atas dan memberikan sistem imbalan yang efektif. Borins (dalam Sangkala, 2013:25) menyatakan bahwa dalam literature inovasi terdapat perbedaan antara temuan (invention), kreasi ide baru, dan inovasi. Dalam literature manajemen juga dikemukakan sejumlah defenisi inovasi dimana cara luas berada dalam tema-tema perubahan proses atau teknologi yang menciptakan nilai bagi pelanggan atau organisasi. Inovasi yang berbeda tersebut lebih kepada semata-mata perubahan.Halversen (dalam Sangkala, 2013:26) mendefenisikan inovasi dalam pengertian yang agak luas sebagai “perubahan dalam perilaku” Halversen menyatakan bahwa tidak ada satupun defenisi yang mampu memberikan pemahaman inovasi didalam evolusi yang konstan. Osborn & Brown (dalam Emy, 2015:80) menyatakan bahwa inovasi merupakan representasi dari ketidakberlanjutan kondisi dimasa lalu.Ketidakberlanjutan ini menjadi karakteristik yang membedakan inovasi dari perubahan karena perubahan merepresentasikan sebuah pecahan dari konfigurasi pelayanan sebelum atau pada saat tersebut dan atau kemampuan profesionalnya. Inovasi adalah pengenalan terhadap elemen baru kedalam pelayanan organisasi
 dalam bentuk pengetahuan baru, organisasi baru, manajemen atau keterampilan proses yang baru. Perubahan merupakan gambaran perubahan secara bertahap dari kondisi yang ada saat ini atau merupakan gambaran keberlanjutan dari masa lalu.Pugh (dalam Emy, 2015:84) menilai inovasi adalah sebuah pengenalan atas fitur baru dalam organisasi. Inovasi adalah sumber dari perkembangan sosial dan ekonomi, serta merupakan produk dan fasilitator dari pertukaran ide yang merupakan darah dari pembangunan. Inovasi dicerminkan oleh produk-produk dan proses produksi baru, kemajuanteknologi komunikasi, organisasi dan layanan baru disektor publik dan sector non-profit.

Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:48) mengemukakan bahwa gaya
hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu
seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan
barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan
keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Kotler dan Armstrong (2014:48) juga menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 yaitu faktor dari dalam
diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang yaitu sebagai
berikut:
1) Sikap
Sikap berarti keadaan jiwa dan keadaan fikir yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi
melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada
perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi,
kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
2) Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam
tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya di
masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat
memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat
membentuk pandangan terhadap suatu objek tertentu.
3) Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara
berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
4) Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep
diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas
untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan
image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan
mempengaruhi minat terhadap suatu objek.
5) Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk
merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa
contoh tentang motif. Jika motif seseorang tentang kebutuhan akan
prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung
mengarah pada gaya hidup hedonis.
6) Persepsi
Persepsi adalah dimana proses seseorang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang
berarti mengenai dunia. Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh
Handoko (2015:75) sebagai berikut:
a) Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh
langsung adalah kelompok yang dimana individu tersebut menjadi
anggotanya dan sering berinteraksi, sedangkan kelompok yang
memberi pengaruh tidak langsung adalah dimana individu tidak
menjadi anggota di dalam kelompok tersebut seperti melihat
orang-orang di dunia maya dan berdampak pada gaya hidup.
b) Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola
asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak
langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c) Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu
memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Berdasarkan
uraian di halaman sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor
faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam dan dari
luar. Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri motif, dan persepsi. Adapun faktor
eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga

Faktor Penentu Keberhasilan Good Corporate Governance (skripsi, tesis, disertasi)

Syarat keberhasilan good corporate governance memiliki dua faktor
yang memegang peranan sebagai berikut:
1) Faktor internal. Faktor internal adalah pendorong keberhasilan
pelaksanaan praktek Good Corporate Governance yang berasal
dari dalam perusahaan. Beberapa faktor yang dimaksud antara
lain:
a) Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang
mendukung penerapan good corporate governance dalam
mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan;
b) Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan
mengacu pada penerapan nilai-nilai good corporate governance;
c) Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan
pada kaidah-kaidah standar good corporate governance;
d) Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam
perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang
mungkin akan terjadi; dan
e) Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu
memahami setiap gerak dan langkah manajemen dalam
perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan
mengikuti setiap langkah perkembangan dan dinamika
perusahaan dari waktu ke waktu.
2) Faktor eksternal. Faktor eksternal adalah beberapa faktor yang
berasal dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi
keberhasilan penerapan good corporate governance diantaranya:
a) Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu
menjamin berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan
efektif;
b) Dukungan pelaksanaan good corporate governance dari sektor
publik atau lembaga pemerintahan yang diharapkan dapat pula
melaksanakan good governance dan clean government menuju
good corporate governance yang sebenarnya;
c) Terdapatnya contoh pelaksanaan good corporate governance
yang tepat (best practices) yang dapat menjadi standar
pelaksanaan good corporate governance yang efektif dan
profesional;
d) Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung
penerapan good corporate governance di masyarakat. Ini
penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif
berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta
sosialisasi good corporate governance secara sukarela; dan
e) Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat
keberhasilan implementasi Good Corporate Governance
terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi
yang berkembang di lingkungan publik dimana perusahaan
beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan
perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa
perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan
skor perusahaan dalam implementasi good corporate
governance

Pengaruh ROE dalam memediasi tax avoidance terhadap nilai perusahaan (skripsi, tesis, disertasi)

Profitabilitas atau laba secara teoritis mempengaruhi hubungan antara tax
avoidance dengan nilai perusahaan. Laba merupakan komponen laporan keuangan
yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai
kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam
jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Dengan menggunakan rasio yang digunakan sebagai proxy dari profitabilitas
perusahaan adalah return on equity (ROE), karena menurut Susilowati (2011),
return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri, sehingga ROE sering disebut
dengan rentabilitas modal sendiri. Rasio ini diperoleh dengan membagi laba
setelah pajak dengan modal sendiri. ROE dapat menunjukkan kinerja perusahaan
semakin baik dan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan.
Karena dengan adanya laba tersebut sebagai variabel intervening maka secara
tidak langsung tax avoidance dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Partial Least Square (PLS) (skripsi, tesis, disertasi)

Metode Partial Least Square (PLS) merupakan soft model yang dapat menjelaskan struktur
keragaman data. Partial Least Square (PLS) dapat dilihat sebagai bentuk yang saling berkaitan
dengan Prinsip Component Regression (PCR). Model yang dihasilkan oleh metode Partial Least
Square (PLS) mengoptimalkan hubungan antara dua kelompok variabel. Pendugaan model
hubungan Y dengan X dan pendugaan nilai Y tertentu menggunakan suatu algoritma. Proses
penentuan model dilakukan secara iterasi dengan melibatkan keragaman pada variabel X dan
Y. Struktur ragam dalam Y mempengaruhi perhitungan komponen kombinasi linear dalam X
dan sebaliknya, struktur ragam dalam X berpengaruh terhadap kombinasi linear dalam Y
(Bilfarsah, 2005).
Pada dasarnya Partial least square (PLS) memodelkan hubungan variabel Y dengan variabel X
berdasarkan variabel internal.

Minat Beli (skripsi, tesis, disertasi)

Minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan seseorang untuk berniat
membeli suatu produk setelah konsumen merasa tertarik, membutuhkan dan ingin
memiliki suatu produk tertentu yang dilihatnya. Minat beli ini berasal dari
keinginan dan kebutuhan konsumen untuk memakai atau memiliki produk atau
jasa yang telah ditawarkan oleh perusahaan (Puspitasari & Soenhadji, 2010).
Minat beli merupakan tahapan kecenderungan konsumen untuk bertindak
sebelum keputusan membeli dilakukan. Minat beli dapat dikerucutkan arti
menjadi niat untuk melakukan pembelian pada suatu barang atau jasa yang telah
diinginkan atau menjadi kebutuhan bagi konsumen (Suradi dkk, 2012).
Minat beli konsumen dapat diartikan sebagai kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan suatu produk. Artinya minat beli
merupakan tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen
perorangan atau kelompok ataupun suatu organisasi untuk menilai, memperoleh
dan menggunakan barang atau jasa melalui proses pertukaran atau pembelian
yang diawali dari proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakantindakan tersebut (Suradi dkk, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan
perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli
barang atau jasa maka akan memperkuat minat beli konsumen. Selain perasaan
dan emosi, faktor lain yang mempengaruhi minat konsumen adalah keinginan
untuk membeli, minat beli yang didasarkan pada pengalaman dalam memilih dan
membeli serta menggunakan suatu produk (Kotler & Keller, 2009:181).
Senada dengan Suradi dkk (2012), menjelaskan bahwa minat beli
dipengaruhi oleh emosi seseorang yang ingin dan membutuhkan barang atau jasa
yang dapat didasarkan pada pengalaman pribadi yang datang dari dalam atau luar,
misalnya pengalaman orang lain yang sudah memakai produk tersebut.
Pendapat lain dijelaskan oleh Ujianto & Abdurachman (2004),
mengemukakan bahwa minat beli konsumen dipengaruhi oleh budaya (culture),
sosial (social), pribadi (personal) dan psikologi (psychology). Faktor tersebut
merupakan faktor pendorong minat konsumen untuk melakukan proses
pengambambilan keputusan dalam memutuskan membeli atau tidaknya suatu
barang atau jasa. Simamora (2002:94), menjelaskan bahwa minat beli dipengaruhi
oleh keinginan seseorang untuk melakukan pembelian, pemilihan produk yang
tepat dengan kebutuhan, pengalaman dalam menggunakan produk, keinginan
untuk memiliki produk.
Minat merupakan selera masing-masing orang yang menjadi dasar
pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang
untuk lebih menyukai produk dengan merek tertentu. Untuk pengukuran empiris
faktor minat konsumen didekati dengan: (a) ketertarikan pada promosi produk; (b)
keinginan memakai produk; (c) pengaruh lingkungan konsumen. Minat membeli
adalah pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan
senang terhadap barang tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan
keinginan sehingga timbul perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut
mempunyai manfaat sehingga individu ingin memiliki barang tersebut dengan
cara membayar atau menukar dengan uang (Fauzan, 2010:8).
Adapun indikator-indikator minat beli menurut Astuti (2010) sebagai
berikut: (a) Ketertarikan, yaitu ketertarikan konsumen yang menimbulkan rasa
senang, puas, dalam diri seseorang yang dapat membangkitkan rasa ingin
membeli; (b) Perhatian, yaitu keaktifan pikiran, akal, ingatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin membeli; dan (c) Pencarian informasi, yaitu adanya
rasa ingin tahu yang membangkitkan rasa ingin membeli.
Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikatorindikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Pemaparan teori
minat beli diatas,

Dimensi Adaptabilitas Karir (skripsi, tesis, disertasi)

Menurut Savickas & Profeli, Adaptabilitas karir dapat dilihat melalui empat dimensi (dalam Journal of Vocational Behavior, 2009), yaitu : a. Perhatian (Concerned) Menjelaskan tentang kecenderungan seseorang untuk memiliki kesadaran dalam mempersiapkan, merencakan dan mengembangkan karir yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. b. Kontrol (Control) Menjelaskan tentang bagaimana individu mengontrol dan membentuk diri agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kontrol membuat individu memiliki tanggung jawab dalam karirnya. c. Keingintahuan (Curiosity)  Menjelaskan tentang bagaimana mencari tahu informasi dan cara mengembangkan karir. Keingintahuan membantu individu meningkatkan peluang sosial untuk karirnya. d. Kepercayaan diri (Confidence) Menjelaskan tentang kemampuan individu dalam mempertahankan pendapatnya serta dapat memecahkan masalah ketika menghadapi hambatan dan rintangan.

Pengertian Minat Beli (skripsi, tesis, dan manajemen)

Menurut (Kotler & Keller, 2013:137) minat beli didefinisikan sebagai perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Pengertian lain dari (Durianto, 2013) minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.Sedangkan menurut Nugroho (2013:342) minat beli adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi duaatau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian dapat menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan bisa menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat dan jika pada akhirnya ketikaseorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan mengaktualisasi apa yang ada dalam benaknya tersebut (Ferdinand, 2014:189).

Dimensi Fasilitas (skripsi tesis dan disertasi)

Weerasinghe dan Fernando (2018), terdapat tiga dimensi fasilitas yangdapat mengukur dan mengevaluasi fasilitas, yaitu:1.Penampilan dan keadaan yaitu bentuk fisik untuk mendukung keamanan dan kenyamanan pelanggan.2.Sarana dan prasarana yaitu sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan, sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu yang menunjang utama terselenggaranya suatu proses.3.Perlengkapan dan peralatan yaitu segala sesuatu yang menunjukan eksistensinya kepada eksternal yang bertujuan untuk mendukung kenyamanan pelanggan.

Definisi Kualitas Pelayanan (skripsi tesis dan disertasi)

 Kualitas pelayanan menurut Gevan (dalam Sunarto, 2004) merupakan perbandingan subyektif yang dibuat oleh konsumen antara kualitas pelayanan yang ingin diterima dengan apa yang didapatkan oleh konsumen secara nyata. Menurut Tjiptono (1997) kualitas pelayanan merupakan perilaku yang nyata diberikan oleh perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan kepuasan konsumen, serta dapat mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan dan dengan adanya ikatan dalam waktu panjang perusahaan akan memahami terus kebutuhan konsumen dan harapan pelanggan. Kualitas pelayanan juga merupakan gambaran perbedaan antara harapan harapan dari pelayanan oleh pelanggan dan pelayanan yang dirasakan. Jika harapan yang dirasakan oleh konsumen lebih besar dari kinerja dan mutu yang dirasakan juga kurang memuaskan sehingga dapat menyebabkan ketidakpuasan konsumen dapat terjadi (Parasuraman dalam Sunarto, 2006) Kualitas pelayanan menurut Roesanto (dalam Iswayanti, 2010) merupakan penilaian-penilaian yang mengacu pada inti pelayanan yaitu si pemberi layanan itu sendiri atau seluruh organisasi pelayanan yang mampu memenuhi tuntunan konsumen yang bukan hanya mementingkan produk yang bermutu tetapi konsumen yang lebih senang menikmati kenyamanan pelayanan yang diberikan. Menurut Tjiptono (2002) kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas sangat banyak mengandung pengertian, antara lain bahwa kualitas mengandung banyak kesesuaian, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan/cacat, pemenuhan kebutuhan konsumen sejak awal dan setiap saat, melakukan sesuatu secara benar atau sesuatu yang bisa membahagiakan konsumen. Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen, dengan demikian penyedia jasa dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan meminimkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan (Wyckof dalam Hardiyati 2010). Menurut Kasmir (dalam kusuma, 2009) kualitas pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain yang menyediakan kepuasan kepada konsumen. Mengacu pada pengertian kualitas layanan, konsep kualitas layanan adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (Kotler, 2008). Menurut Zethaml dan Bitner (1996) kualitas pelayanan (jasa) merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan, dengan demikian ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan (jasa) yaitu bagaimana kualitas yang diharapkan oleh konsumen dan bagaimana nantinya kualitas pelayanan yang dirasakan oleh konsumen. Kualitas pelayanan mengacu pada penilaian-penilaian pelanggan tentang inti pelayanan, yaitu pemberi pelayanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi pelayanan, sebagian besar masyarakat sekarang mulai menampakkan tuntutan terhadap pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang bermutu tetapi mereka lebih senang menikmati kenyamanan pelayanan (Roesanto dalam Nanang Tasunar, 2005). Moonir (dalam Jaya, 2013) menyatakan secara umum pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang cepat, jujur dan terbuka. Pelayanan yang secara umum didambakan oleh masyarakat adalah kemudahan dalam pengurusan kepentingan, mendapatkan pelayanan yang wajar, mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih dan mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. Kualitas pelayanan juga merupakan upaya penyampaian jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2002). Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualias pelayanan merupakan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan kemudian keunggulan tersebut dapat dikendalikan untuk terus dapat memenuhi kebutuhan konsumen

Pengertian Pemasaran (skripsi tesis dan disertasi)

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan
oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam
upayamempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan
pasar, pemasaran juga memiliki aktivitas penting dalam menganalisis dan
mengevaluasi segala kebutuhan dan keinginan para konsumen yang juga meliputi
segala aktivitas di dalam perusahaan. Dalam arti lain pemasaran adalah sebuah
kerangka perusahaan yang telah dirancang untuk penyampaian nilai dari sebuah
barang atau jasa secara langsung kepada konsumen dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan. Berikut adalah para ahli pemasaran mendefinisikan pemasaran,
Menurut Kotler dan Keller (2016:27) mendefinisikan pemasaran sebagai
berikut:
“Marketing is meeting needs profitability”, maksud ungkapan tersebut
adalah pemasaran merupakan hal yang dilakukan untuk memenuhi setiap
kebutuhan (kebutuhan konsumen) dengan cara-cara yang menguntungkan
semua pihak.
Sedangkan menurut Buchary Alma dan Djaslim Saladin (2010:2),
menyatakan bahwa pemasaran sebagai berikut :
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial menyangkut individu
atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui
penciptaan, penawaran dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain.
Lain halnya dengan definisi formal yang ditawarkan America Marketing
Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016:27) sebagai
berikut:
“Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating,
communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for
customers, clients, partners, and society at large.”
Berdasarkan uraian yang dikemukakan para ahli pemasaran, penulis
sampai pada pemahaman bahwa pemasaran adalah suatu aktivitas social dan
manajerial yang dilakukan perusahaan secara terorganisir dalam proses
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada konsumen, baik
secara individu atau kelompok guna memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen yang bervariasi melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran nilai
produk dengan yang lain serta memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal (skripsi, tesis, dan disertasi)

Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap (Syamsudin, 2007:9). Titman dan Wessels (1998) dalam Eka Amelia dan Andayani (2015) menyatakan bahwa struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Secara umum, perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki proporsi struktur aktiva yang lebih besar kemungkinan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki risiko yang lebih kecil, dan akan menghasilkan tingkat leverage yang besar.

Laporan Keuangan (skripsi tesis dan disertasi)

Laporan keuangan dalam Ardhianto (2019:75) merupakan laporan yang disusun secara lengkap dan terperinci bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai posisi keuangan
perusahaan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan utama meliputi:a.Laporan laba rugi, yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi perusahaan dalam suatu periode.b.Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena adanya penambahan atau pengurangan yang berasal dari laba rugi dan transaksi pemilik.c.Neraca, yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada periode tertentu.d.Laporan arus kas, yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu.e.Catatan atas laporan keuanganMenurut Bahri (2020:187) laporan keuangan merupakan ringkasan atas pencatatan transaksi keuangan yang terjadi selama periode palaporan yang bertujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik entitas. Terdapat beberapa jenis laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi, yaitu:a)SAK ETAP terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.b)SAK terdiri dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Pengendalian Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

Menurut Ristono, A. (2008) pengendalian persediaan merupakan suatu
usaha memonitoring dan menentukan tingkat komposisi bahan yang optimal
dalam menunjang kelancaran dan efektivitas serta efisiensi dalam kegitan
perusahaan
Pengendalian persediaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk
menentukan tingkat dan komposisi dari pada persediaan parts, bahan baku dan
barang hasil produksi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran
produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan
dengan efektif dan efisien (Assauri (2004), dalam Wardani, P. S. (2015)).
Pengendalian persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan
biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan.
Oleh sebab itu persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan.

Definisi Kepuasan Kerja (Skripsi, tesis, dan disertasi)

Kepuasaan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan oleh seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Kepuasaan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja. Jadi kepuasaan kerja menyangkut psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungannya. Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya, senang atau tidak senang, puas, atau tidak puas dalam bekerja (Rivai, 2005).Menurut Handoko(2000 dalam Tangkilisan) mengemukakan bahwa kepuasaan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari para karyawan dalam memandang pekerjaan mereka (Tangkilisan, 2005).Menurut Locke (1976 dalam Kaswan) memberikan definsi komprehensif dari kepuasaan kerja yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa kepuasaan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang bersal dari penialian pekerajaan atau pengalaman kerja seorang. Kepuasaan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai
seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (Kaswan,2012).Menurut Robbins (2003 dalam Wibowo)kepuasaan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunujukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima(Wibowo, 2010). Menurut Handoko dan Asa’ad (1987 dalam Umar) mendefinisikan kepuasaan kerja sebagai penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya (Umar, 2000). Menurut Jewell dan Siegall (1998) kepuasan kerja adalah sikap yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja dan merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang bermacam-macam. Kepuasan kerja erat kaitannya dengan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan menurut cara karyawan memandang pekerjaannya. (Jewell dan Siegall, 1998).Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Karyawan sendiri menurut Hasibuan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Hasibuan, 2000).
Untuk lebih memahami kepuasaan kerja yang lebih komperehensif berikut ini disajikan pengertian kepuasaan kerja dalam berbagai kepustakaan.1.Kepuasaan kerja dan sikap umum terhadap pekerjaan seorang yang menunjukan perbedaan anatarajumlah penghargaan yang diterimadengan yang seharusnya diterima.2.Kepuasaaan kerja adalah sikap positif atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan.3.Kepuasaan kerja adalah pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang yang meruapakan sebagaian dari pekerjaan tersebut.4.Kepusaan kerja dalah respon affetive atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan.(Sinambela, 2012)

Definisi Komitmen Organisasi (Skripsi, tesis, dan disertasi)

Dalam suatu organisasi seorang karyawan haruslah memiliki komitmen organisasi didalamnya, sehingga dapat diharapkan bahwa karyawan yang bekerja memiliki rasa tanggung jawab dalam tercapainya suatu tujuan organisasi. Komitmen organisasi sendiri adalah suatu hubungan timbal balik antara karyawan yang bekerja dengan organisasi dalam pelaksanaannya dan dapat menghasilkan ikatan yang tinggi.
Komitmen organisasi sering dikaitkan dengan keadaan di mana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Pada suatu perusahaan, komitmen organisasi berfungsi sebagai salah satu cara dalam upaya menjaga kelangsungan hidup organisasi, dimana di dalamnya menyangkut rasa keterikatan, keterlibatan, dan keikut sertaan karyawaan dalam berbagai aktivitas organisasi.Berikut ini adalah beberapa definisi komitmen organisasi menurut para ahli. Robbins (2007) bahwa komitmen organisasional adalah suatu sikap merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi. Kemudian menurut Mowday (1982) dalam Sopiah (2008)bahwa komitmen organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Komitmen organisasi merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi.Komitmen organisasi adalah keinginan angota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi. Selanjutnya menurut Steers dan Porter (1982) dalam Sopiah (2008) suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya\bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang
bersangkutan. Sedangkan menurut Blau dan Boal (1995) dalam Sopiah (2008) bahwa komitmen organisasional didefinisikan sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi.Allen dan Meyer (1997) dalam Sopiah (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional merupakan keyakinan yang menjadi pengikat pegawai dengan organisasi tempatnya bekerja, yang ditunjukkan dengan adanya loyalitas, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Terdapat tiga definisi dalam komitmen organisasional, yaitu: 1)Komitmen Afektif (Affective Commitment)Komitmen yang dimiliki karyawan karena adanya perasaan emosional, identifikasi dan keterlibatannya organisasi terhadap nilai-nilai di dalamnya. Karyawan memiliki keyakinan, keinginan atau kemauan untuk bekerja bukan berdasarkan pertimbangan ekonomi melainkan keinginannya dari dalam sendiri. 2)Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment) Komitmen yang dimiliki karyawan berdasarkan adanya imbalan yang ditanggung atau nilai ekonomi jika ia meninggalkan organisasinya. Karyawan akan memiliki komitmen untuk bertahan pada pekerjaannya karena ia merasa membutuhkannya atau atas dasar kebutuhan.
3)Komitmen Normatif (Normative Commitment) Komitmen karyawan yang berkaitan dengan kewajiban untuk tetap bertahan dalam organisasi karena alasan-alasan moral atau etis. Hal ini seorang karyawan mengambil keputusan untuk bertahan dalam organisasi adalah suatu keharusan atau kewajiban moral

Objek Biaya (skripsi tesis dan disertasi)

Menurut Daljono (2011) “Objek biaya adalah sesuatu seperti produk, aktivitas, proyek, departemen dan lain sebagainya, yang mana biaya tersebut dimasudkan untuk diukur. Adapun menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006) “Objek biaya atau tujuan biaya (cost objectif) adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur”. Objek biaya adalah sesuatu seperti produk, aktivitas, proyek, departemen dan lain sebagainya atau tujuan biaya adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur apa saja yang memperoleh pembebanan biaya

Manfaat Penelitian Kuantitatif

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berhubungan dengan pengembangan ilmu, dalam hal ini adalah ilmu linguistik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu bahasa, khususnya dalam bidang pragmatik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai studi tentang pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur percakapan berdasarkan pelanggaran prinsip kesantunan khususnya dalam tuturan yang bersifat komedi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini oleh peneliti itu sendiri dan pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembaca mengenai pemahaman terhadap percakapan di dalam komik berbahasa Jawa ngapak, terutama dalam memahami prinsip kesantunan dan implikatur percakapan berdasarkan pelanggaran prinsip kesantunan dalam komik Banyumasan. Dengan cara menganalisis secara langsung tuturan yang ada di dalam komik tersebut. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

Macam-Macam Metode Penelitian Kuantitatif Selanjutnya

1. Korelasi

Metode Korelasional merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam evaluasi. Terutama untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefesian korelasi.

Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti korelasional adalah penelitian dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat kaitan variasi-variasi yang ada dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam faktor yang lain dengan berdasarkan pada koefisien korelasi.

2. Deskriptif

Metode deskriptif merupakan salah satu macam-macam metode penelitian kuantitatif dengan suatu rumusan masalah yang memadu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti deskriptif ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

3. Kausal Komparatif

Metode penelitian kausal komparatif merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif. Nama populer dari macam-macam metode penelitian kuantitatif ini adalah ex-post facto. Metode Kausal komperatif digunakan dalam evaluasi untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab-akibat.

Proses dari macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti kasual komparatif adalah dengan pengamatan terhadap akibat yang ada dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. Melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian mencari kemungkinan variabel penyebabnya.

4. Komparatif

Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti yang komparatif berfungsi membandingkan dua perlakuan atau lebih dari suatu variable, atau beberapa variabel sekaligus. Tujuan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif ini untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program.

Perbandingan yang dilihat dari bagaimana seluruh unsur dalam komponen penelitian terkait antara satu sama lain. Perhitungan yang digunakan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif adalah berupa persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta faktor pendukung hasil. Bagaimana unsur pembentuk hasil penelitian dapat menjadi latar belakang dari hasil penelitian tersebut.

Macam-Macam Metode Penelitian Kuantitatif

1. Korelasi

Metode Korelasional merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam evaluasi. Terutama untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefesian korelasi.

Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti korelasional adalah penelitian dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat kaitan variasi-variasi yang ada dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam faktor yang lain dengan berdasarkan pada koefisien korelasi.

2. Deskriptif

Metode deskriptif merupakan salah satu macam-macam metode penelitian kuantitatif dengan suatu rumusan masalah yang memadu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti deskriptif ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

3. Kausal Komparatif

Metode penelitian kausal komparatif merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif. Nama populer dari macam-macam metode penelitian kuantitatif ini adalah ex-post facto. Metode Kausal komperatif digunakan dalam evaluasi untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab-akibat.

Proses dari macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti kasual komparatif adalah dengan pengamatan terhadap akibat yang ada dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. Melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian mencari kemungkinan variabel penyebabnya.

4. Komparatif

Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti yang komparatif berfungsi membandingkan dua perlakuan atau lebih dari suatu variable, atau beberapa variabel sekaligus. Tujuan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif ini untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program.

Perbandingan yang dilihat dari bagaimana seluruh unsur dalam komponen penelitian terkait antara satu sama lain. Perhitungan yang digunakan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif adalah berupa persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta faktor pendukung hasil. Bagaimana unsur pembentuk hasil penelitian dapat menjadi latar belakang dari hasil penelitian tersebut.

Contoh Metode Penelitian Sosial

Contoh metode penelitian sosial ada berbagai macam. Model penelitian yang kerap dilakukan adalah metoda longitudinal, studi kasus, etnografi, pengamatan, wawancara, eksperimental, survey dan metoda deskriptif. Dengan banyaknya pilihan contoh metode penelitian akan memudahkan para peneliti untuk memilih jenis metode yang tepat bagi riset yang tengah dilakukannya.

Metode riset sosial adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan bahan dan data. Kemudian data diolah secara sistematis dan ilmiah. Hingga dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang fakta di sosial dan pemecahannya.

Berikut ini contoh-contoh metode penelitian sosial yang bisa anda terapkan pada penelitian yang tengah anda laksanakan.

1.Metode Penelitian Deskriptif

Metode ini hanya bersifat menggambarkan sesuatu yang tengah terjadi di masyarakat. Para pakar sering menyebutnya sebagai metode naratif. Hal utama yang didapatkan tulisan atau wawancara deskriptif yang menguraikan objek yang tengah diriset secara mendalam.

Penelitian ini akan memberikan gambaran apa yang menjadi fenomena di masyarakat , apa saja pemicunya dan bagaimana cara mengatasinya. Selain menggunakan metode narasi seringkali diperkuat dengan observasi secara langsung.

2.Metode Penelitian Survey

Metode riset sosial yang tak kalah populer adalah metode survey. Beberapa permasalahan sosial di tengah masyarakat dapat diselesaikan dengan baik menggunakan metode survey.

Namun sama seperti metode penelitian yang lainnya, tingkat keakuratan data tidak seratus persen. Tingkat kesalahan masih ada tapi sangat kecil prosentasenya. Contoh metode penelitian survey dapat dilakukan dengan menggunakan teknik angket maupun kuisioner.

Macam-Macam Metode Penelitian Sosial

Setiap ilmu bisa diteliti dan melahirkan ilmu baru lainnya. Dengan adanya penelitian maka ilmu-ilmu akan berkembang lebih bagus lagi. Inilah salah satu manfaat dari adanya metode riset sosial. Yang melakukan penelitian disebut peneliti. Sedangkan yang diteliti adalah objek masalah

Berikut ini macam-macam metode penelitian sosial yang umum berlaku dan banyak digunakan.

1.Metode Penelitian Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah sebuah sistem riset untuk mendapatkan jawaban atas setiap masalah yang dihadapi dengan cara elegan, sistematis, dan ilmiah. Metode ini berlawanan dengan metode riset dan pengalaman. Untuk mengumpulkan data bagi penelitian menggunakan sistem gabungan. Untuk hipotesa yang dihasilkan cenderung pada arti khusus ketimbang umum.

Yang membedakan antara metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif adalah dari segi pendekatannya. Pengumpulan bahan atau data dari metode penelitian kuantitatif bersifat terukur. Contoh metode riset sosial jenis ini seperti frekuensi tindakan, besaran gaji, teknik korelasi, gambaran statistik, dan lain-lain.

2.Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah riset yang dilakukan berdasarkan fakta di lapangan yang meliputi banyak hal. Seperti dalam mengumpulkan bahan menggunakan teknik visual, interaksional atau wawancara, historis, mengamati, teks sumber referensi, perjalanan hidup, introspeksi, pengalaman, dan studi kasus empiris.

Demikianlah macam-macam metode penelitian sosial maupun pengertian teknik penelitian kuantitatif dan kualitatif. Persamaannya sangat jelas dan juga perbedaannya. Namun yang membedakannya sangat mudah karena metode penelitian kuantitatif mendasarkan pada penelitian yang bersifat keluasan data.

Contoh penelitian yang pas bagi metode ini adalah populasi. Hal ini berbeda dengan metode penelitian kualitatif yang lebih memfokuskan pada kualitas penelitian dan data. Para peneliti fenomena sosial akan membiasakan diri pada penggunaan metode riset sosial yang tepat bagi suatu masalah. Ia bisa menggunakan metode penelitian kualitatif maupun kuantitatif.

Syarat-Syarat Penelitian Sosial

Penelitian sosial tak dapat dilakukan secara terburu-buru. Semua harus dilakukan secara sistematis dan terdapat beberapa persyaratan sebagai berikut, antara lain :

  1. Mengikuti kaidah ilmiah yang logis atau masuk akal
  2. Terencana
  3. Terstruktur
  4. Sistematis
  5. Empiris

Manfaat Penelitian Sosial

Teknik penelitian sosial adalah sebuah riset yang dilakukan secara sistematis dan tersusun dengan baik. Penelitian ini sangat populer dengan beragam manfaat. Lalu apa saja manfaat penelitian sosial? Berikut ini kumpulan manfaat metode penelitian sosial bagi masyarakat secara umum, antara lain:

  1. Media untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih sempurna. Kemudian ilmu itu bisa dikembangkan lebih lanjut lagi
  2. Menjelaskan secara sistematis atau sebuah kejadian yang terdapat di sosial masyarakat beserta pemecahan solusinya
  3. Memberikan penjelasan lengkap tentang peristiwa yang berlangsung di masyarakat. Dari mulai penyebab, dan cara mengatasinya.

Pengertian Metode Penelitian

Dengan penjelasan inilah, dapat dikatakan pengertian metode penelitian sangat luas. Beberapa pakar mencoba memberikan definisinya. Berikut ini pandangan para pakar mengenai definisi metode penelitian yang sebaiknya anda tahu.

1.Kamus Webster

Metode penelitian merupakan bagian dari proses untuk menyelidiki suatu objek tertentu untuk mendapatkan pengetahuan darinya secara terencana dan ilmiah.

2.Carter Good

Metode penelitian adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang terjadi.  Sehingga bisa didapatkan kesimpulan atas fakta-fakta yang telah terjadi secara terstruktur dan sistematis.

3.Sanafiah Anwar

Metode penelitian adalah suatu kegiatan untuk menemukan masalah dan memecahkan masalah tersebut secara ilmiah.

PENELITIAN MENURUT TINGKAT EKSPLANASI

PENELITIAN DESKRIPTIF

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.

Contoh : Penelitian mengenai penggunaan teknologi computer di beberapa SD di pedesaan

PENELITIAN KOMPARATIF

Merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.

Contoh : Penelitian mengenai kualitas air tanah di pedesaan dibandingkan di perkotaan.

PENELITIAN ASSOSIATIF

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Contoh : Penelitian mengenai hubungan kelengkapan media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa

PENELITIAN TERAPAN

Menurut Jujun S. Suriasimnatri, penelitian terapan bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang bersifat praktis. Gay prnah mengatakan bahwa, penelitian terapan bertujuan untuk menguji, menerapkan serta mengevaluasi masalah praktis. Jadi, penelitian terapan ini bersifat praktis dan aplikatif karena  penelitian ini berasal dari masalah yang nyata bukan dari masalah yang mendasar.

Contoh Penelitian Murni adalah Penelitian pendidikan yang berkaitan tentang bagaimana meningkatkan minat baca siswa, penelitian yang berkaitan dengan factor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar

PENELITIAN MURNI

Penelitian murni atau juga disebut penelitian dasar memiliki tujuan untuk mengembangkan teori yang tidak memiliki sifat praktis. Menurut Jujun S. Suriasumnatri, penilitian murni bertujuan untuk menemukan ilmu pengetahuan yang baru yang belum pernah di teliti.

Contoh Penelitian Murni adalah Penelitian tentang gen, DNA, penelitian yang berhubungan dengan penemuan dan pengembangan ilmu

PENELITIAN BERDASARKAN PADA TUJUAN

A. PENELITIAN EKSPLORATORIS

Penelitian yang dilakukan karena ada masalah yang sangat jarang untuk di teliti. Sesuatu yang para peneliti tidak banyak melakukan penelitian.

B. PENELITIAN DESKRIPTIF

Tujuan penelitian ini adalah agar dapat memberikan sebuah penjelasan yang sangat rinci tentang masalah sosial yang bisa di jadikan sebagai objek penelitian. Kekuatan dari penelitian ini ada pada kualitas dan kuantitas kalimat yang di paparkan dalam hasil penelitian. Jika semakin banyak data maka akan semakin bagus sebuah penelitian tersebut.

C. PENELITIAN EKSPLANATORIS

Tujuan dari penelitian eksplanatoris adalah menguji sebuah teori ataupun hipotesa agar dapat memperkuat maupun sebaliknya dari penelitian sebelumnya.

Kegunaan Metodologi Penelitian Berdasarkan Jenisnya

Apa itu metodologi penelitian? Ternyata memiliki kegunaan yang luar biasa dalam dunia penelitian. Jika selama ini metodologi penelitian hanya untuk kepentingan akademis. Ternyata solusi atau hasil penelitian secara akademis, dapat memberikan solusi dan perubahan banyak ranah. Tidak hanya di ranah pendidikan, tetapi juga di ranah sosial, kedokteran. Salah satunya untuk kepentingan berikut kita simak.

1. Penelitian Murni : Mengembangkan Teori

Jadi kegunaan penelitiaan murni sebagai penelitian dasar yang sering digunakan untuk mengembangkan teori yang sudah ada menjadi lebih komprehensif dan lebih lengkap. Penelitian murni ini berbeda dengan penelitian terapan.

2. Penelitian terapan : Memecahkan Masalah pada Kehidupan Praktis

Jadi penelitian terapan adalah metodologi penelitian yang mendasarakan pada tingkat kegunannya. Penelitian ini lebih fokus pada memecahkan masalah pada kehidupan praktis.

Memecahkan masalah berdasarkan kejadian secara real di lingkungan sosial. Dengan kata lain, metode penelitian satu ini lebih tepat sasaran bagi masyarakat sekitar, karena tidak berpedoman pada teori (dimana untuk beberapa kasus, secara teoritis justru membatasi pengambilan solusi).

3. Penelitian aksi : Membuat Tindakan Khusus Sesuai Dengan Teori

Barangkali kamu jarang mendengar metodologi penelitian yang satu ini. Jadi penelitian aksi ini adalah penelitian yang ditujukan untuk membuat tindakan khusus sesuai dengan teori. Jadi telaah teoritis inilah yang dijadikan acuan atau pencarian solusi atas permasalahan yang ada.

Jadi memang metodologi tidak hanya sebagai pemecah masalah yang sifatnya studi kasus dan akademis. Tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Misalnya, bisa mengentaskan angka kemiskinan, memberikan solusi atas permasalahan kasus yang menghambat produktivitas warga, bisa menemukan obat dibidang kedokteran dan masih banyak kegunaan metodologi penelitian.

Jenis dan Contoh Metodelogi Penelitian

 

1. Metode Kualitatif

Metode kualitatif, yang merupakan metode riset yang memberikan penjelasan lebih analisis dan bersifat subjektif. Pada metode ini peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian.

Pada metode kualitatif biasanya menggunakan teknik penelitian berupa ovservasi, ekspreimen dan wawancara terbuka.

Jika pada metode kuantitatif datanya bersifat angka/skala, pada kualitatif datanya dapat berupa pendapat atau hasil pencatatan di lapangan.

2. Metode Kuantitatif

Kedua, kebalikan dari kualitatif, yaitu metode kuantitatif. Yaitu metode yang dilakukan secara sistematis dan menggunakan model-model yang bersifat matematis. Hipotesa dan teori yang digunakan biasanya berkaitan dengan fenomena alam. Sifat penelitian ini adalah objektif, dan analitis.

Untuk memperoleh data-data penelitian biasa digunakan beberapa metode seperti tes, pengujian dan wawancara terstruktur. Data penelitian yang di dapat berupa angka, skala maupun grafik yang bisa dihitung.

3. Metode Survey

Ketiga, metode survey adalah metode penelitian yang dikemas dan disusun berbentuk opini. Metode penelitian satu ini pun dimanfaatkan untuk membuat gambaran umum melalui sampel beberapa orang loh.

4. Metode Ekspos Facto

Keempat, metode ekspos facto, adalah metode penelitian yang berhubungan sebab –akibat.

5. Metode Deskriptif

Kelima, metode deskriptif metode penelitian yang mengambarkan peristiwa secara langsung ataupun tidak langsung. apa itu metodologi penelitian deskriptif dibagi menjadi dua, yaitu metode longitudinal dan cross sectional.

Tujuan Metodologi Penelitian

 

Tujuan metode penelitian diharapkan peneliti dapat memperoleh hasil penelitian yang berkompeten, berkredibel, tepat dan tentu saja dapat dipertanggungjawabkan. Setidaknya dari penelitian yang dilakukan akan menjawab permasalahan yang sedang diteliti oleh penulis.

Dilihat dari segi jenis, metodologi penelitian pada dasarnya memiliki tiga kemanfaatan. Pertama, memperoleh pengetahuan atau penemuan baru. Kedua, dapat dimanfaatkan untuk membuktikan atau menguji kebenaran yang telah ada. Ketiga, membantu dalam mengembangkan pengetahuan lebih kaya dan lebih banyak.

Apa itu metodologi penelitian? 

Metodologi penelitian merupakan cara bagaimana kita melakukan penelitian. Penelitian adalah upaya untuk mendapatkan informasi dan melakukan investigasi data, guna mendapatkan ilmu pengetahuan atau menemukan ilmu baru.

Apa itu metodologi penelitian? Secara etimologi, metodologi penelitian akan menjelaskan secara teknis. Misalnya akan mengungkap cara, metode atau trik. Karena konteksnya adalah melakukan penelitian, maka dasar yang paling fundamental yang harus kamu miliki adalah mengetahui proses menjalankan penelitian.

Dalam arti sederhana lain metode penelitian dapat diartikan sebagai proses memilih cara yang spesifik untuk menyelesaikan permasalahan dalam menjalankan riset. Selama menjalankan riset membutuhkan waktu yang panjang, maka diperlukan yang namannya cara yang lebih sistematis.

Contoh Metode Penelitian Skripsi

Metodologi Penelitian Dan Rencana Tindakan Mengenai Kebijakan Prasekolah Siprus

Untuk lebih memahami kebijakan prasekolah Siprus dan terutama untuk belajar tentang pendidikan musik pada usia dini, empat pendidik Siprus diwawancarai.

Individu-individu ini memiliki berbagai perspektif dan pengalaman yang mencakup bidang-bidang dari berbagai tahap pendidikan: seorang guru kepala taman kanak-kanak; seorang guru TK; seorang kepala sekolah dari sekolah bahasa Inggris swasta (dari usia lima tahun sampai usia 18 tahun) kepala sekolah sebuah konservatori; seorang guru sekolah dasar.

Semua wawancara dilakukan selama dua bulan antara Juli 2010 dan Agustus 2010. Tujuan utama dari wawancara evaluasi ini adalah untuk membantu kami memahami betapa pentingnya pendidikan musik di Siprus dan untuk menyoroti kelemahan sistem pendidikan Siprus, mengenai materi musik, staf pendidikan, materi yang dapat digunakan dalam program musik prasekolah di masa depan.4.1 Metode

Alat penelitian yang berlaku dari investigasi ini didasarkan pada metodologi Wawancara Kualitatif untuk memperluas pemahaman TK dan pemikiran pendidik tentang pendidikan musik di Siprus. Meskipun berbagai hal dibahas dalam wawancara, fokusnya adalah pada pendapat aktual responden tentang kelemahan sistem pendidikan saat ini berdasarkan pengalaman mereka.

Untuk tujuan ini, serangkaian pertanyaan dibuat untuk memeriksa program baru atau perkembangan sekolah dan menyarankan perbaikan. Wawancara sangat berguna untuk mendapatkan cerita di balik pengalaman peserta dan dapat mengejar informasi mendalam tentang topik tersebut

Para pendidik dipanggil untuk menjawab serangkaian pertanyaan terbuka dan tertutup dalam urutan tertentu. Wawancara dilakukan secara individual sehingga setiap pendidik tidak akan terpengaruh oleh yang lain dan itu berlangsung sekitar sepuluh menit.

Contoh Metode Penelitian Deskriptif

 

Membandingkan Kinerja Siswa:

Lembaga akademik mungkin ingin 2 membandingkan kinerja siswa SMP-nya dalam bahasa Inggris dan Matematika. Ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan siswa berdasarkan 2 kelompok besar, dengan satu kelompok akan melanjutkan studi sementara kursus, sedangkan kursus studi lain di bidang Seni & Humaniora.

Siswa yang lebih mahir dalam matematika akan didorong untuk masuk ke STEM dan sebaliknya. Lembaga juga dapat menggunakan data ini untuk mengidentifikasi titik lemah siswa dan bekerja pada cara untuk membantu mereka.

Klasifikasi Ilmiah

Selama klasifikasi ilmiah utama tanaman, hewan, dan elemen tabel periodik, karakteristik dan komponen masing-masing subjek dievaluasi dan digunakan untuk menentukan bagaimana mereka diklasifikasikan.

Sebagai contoh, makhluk hidup dapat diklasifikasikan ke dalam kerajaan Plantae atau hewan kerajaan tergantung pada sifatnya. Klasifikasi lebih lanjut dapat mengelompokkan hewan menjadi mamalia, potongan, vertebra, invertebra, dll.

Semua klasifikasi ini merupakan hasil dari penelitian deskriptif yang menggambarkan apa itu

Kebiasaan manusia

Ketika mempelajari perilaku manusia berdasarkan faktor atau peristiwa, peneliti mengamati karakteristik, perilaku, dan reaksi, kemudian gunakan jika ingin menyimpulkan. Perusahaan yang mau menjual ke pasar sasaran perlu terlebih dahulu mempelajari perilaku pasar.

Ini dapat dilakukan dengan mengamati bagaimana targetnya bereaksi terhadap produk pesaing, kemudian menggunakannya untuk menentukan perilaku mereka.

Contoh Metode Penelitian Karya Ilmiah

Contoh metode penelitian karya ilmiah:

Pertimbangkan bagaimana metode ilmiah berlaku dalam percobaan sederhana ini dengan air beku di bawah dua kondisi berbeda.

Tentukan Tujuan: Saya ingin tahu apakah air membeku lebih cepat dengan sendirinya atau dengan gula yang ditambahkan.

Bangun Hipotesis: Hipotesis nol adalah bahwa tidak akan ada perbedaan dalam berapa lama air membeku, apakah gula ditambahkan atau tidak. Hipotesis alternatif adalah bahwa akan ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam waktu pembekuan antara kedua skenario.

Uji Hipotesis dan Kumpulkan Data: Isi dua wadah identik dengan jumlah air suhu ruangan yang sama. Tambahkan jumlah gula yang diukur ke salah satu wadah. Masukkan kedua wadah ke dalam freezer. Secara berkala 15 menit, buka freezer dan amati status air di setiap wadah. Lanjutkan sampai keduanya benar-benar beku. Tuliskan waktu yang dibutuhkan untuk setiap wadah air untuk mencapai tingkat beku sepenuhnya.

Menganalisis Data: Lihatlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap wadah air untuk membeku. Apakah air yang ditambahkan gula membutuhkan waktu yang lebih lama atau lebih singkat untuk dibekukan?

Menarik Kesimpulan: Berdasarkan hasil percobaan Anda, sampai pada kesimpulan apakah air dengan gula membeku lebih cepat, lebih lambat, atau pada tingkat yang sama dengan air tanpa gula ditambahkan.

Komunikasikan Hasil: Laporkan temuan Anda dalam bentuk laporan tertulis sebagai presentasi lisan.

Dalam kasus percobaan ini, Anda dapat memilih untuk memvariasikan jumlah gula yang ditambahkan (selama langkah 3 dari metode ilmiah di atas) untuk melihat apakah itu mengubah hasil juga. Ini bisa menjadi eksperimen yang lebih kuat karena Anda akan memiliki data tambahan untuk dilaporkan.

Contoh Metode Penelitian Kuantitatif

 

Penelitian Kuantitatif digunakan untuk mengukur masalah dengan cara menghasilkan data numerik atau data yang dapat diubah menjadi statistik yang dapat digunakan. Ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, perilaku, dan variabel yang ditetapkan lainnya – dan menggeneralisasi hasil dari populasi sampel yang lebih besar.

Penelitian Kuantitatif menggunakan data terukur untuk merumuskan fakta dan mengungkap pola dalam penelitian. Metode pengumpulan data kuantitatif jauh lebih terstruktur daripada metode pengumpulan data kualitatif.

Beberapa contoh penelitian kuantitatif adalah:

Jika organisasi mana pun ingin melakukan survei kepuasan pelanggan (CSAT), templat survei kepuasan pelanggan dapat digunakan.

Melalui survei ini, suatu organisasi dapat mengumpulkan data kuantitatif dan metrik atas itikad baik merek atau organisasi di benak pelanggan berdasarkan berbagai parameter seperti kualitas produk, harga, pengalaman pelanggan, dll. Data ini dapat dikumpulkan dengan meminta pertanyaan skor promotor bersih (NPS), pertanyaan tabel matriks, dll. yang menyediakan data dalam bentuk angka yang dapat dianalisis dan dikerjakan.

Contoh lain dari penelitian kuantitatif adalah sebuah organisasi yang melakukan suatu acara, mengumpulkan umpan balik dari para peserta acara tentang nilai yang mereka lihat dari acara tersebut.

Dengan menggunakan templat survei peristiwa, organisasi dapat mengumpulkan umpan balik yang dapat ditindaklanjuti tentang tingkat kepuasan pelanggan selama berbagai fase acara seperti penjualan, sebelum dan sesudah acara, kemungkinan merekomendasikan organisasi kepada teman dan kolega mereka, preferensi hotel untuk acara mendatang dan pertanyaan serupa lainnya.

Contoh Metode Penelitian Kualitatif

Pendekatan Apa yang dilibatkan?

Teori Beralas: Para peneliti mengumpulkan data yang kaya tentang topik yang menarik dan mengembangkan teori secara induktif.

Etnografi: Peneliti membenamkan diri dalam kelompok atau organisasi untuk memahami budaya mereka.

Tindakan Penelitian: Para peneliti dan peserta secara kolaboratif menghubungkan teori dengan praktik untuk mendorong perubahan sosial.

Penelitian Fenomenologis: Para peneliti menyelidiki suatu fenomena atau peristiwa dengan menggambarkan dan menafsirkan pengalaman hidup para partisipan.

Peneliti Naratif: Peneliti memeriksa bagaimana cerita diceritakan untuk memahami bagaimana peserta memahami dan memahami pengalaman mereka.

Metode Penelitian Kualitatif

Setiap pendekatan penelitian melibatkan penggunaan satu atau lebih metode pengumpulan data. Ini adalah beberapa metode kualitatif yang paling umum:

Pengamatan: merekam apa yang telah Anda lihat, dengar, atau temui dalam catatan lapangan yang terperinci.

Wawancara: secara pribadi mengajukan pertanyaan kepada orang-orang dalam percakapan satu lawan satu.

Kelompok fokus: mengajukan pertanyaan dan menghasilkan diskusi di antara sekelompok orang.

Survei: mendistribusikan kuesioner dengan pertanyaan terbuka.

Penelitian sekunder: mengumpulkan data yang ada dalam bentuk teks, gambar, rekaman audio atau video, dll.

Contoh Penelitian

Untuk meneliti budaya perusahaan teknologi besar, Anda memutuskan untuk mengambil pendekatan etnografi. Anda bekerja di perusahaan selama beberapa bulan dan menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data:

Anda membuat catatan lapangan dengan pengamatan dan merefleksikan pengalaman Anda sendiri tentang budaya perusahaan.

Anda mendistribusikan survei terbuka kepada karyawan di semua kantor perusahaan melalui email untuk mengetahui apakah budaya bervariasi di seluruh lokasi.

Anda melakukan wawancara mendalam dengan karyawan di kantor Anda untuk mempelajari tentang pengalaman dan perspektif mereka secara lebih rinci.

Peneliti kualitatif sering menganggap diri mereka “instrumen” dalam penelitian karena semua pengamatan, interpretasi, dan analisis disaring melalui lensa pribadi mereka sendiri.

Untuk alasan ini, ketika menulis metodologi Anda untuk penelitian kualitatif, penting untuk merenungkan pendekatan Anda dan menjelaskan dengan seksama pilihan yang Anda buat dalam mengumpulkan dan menganalisis data.

Cara Memilih Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur khusus untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Mengembangkan metode penelitian Anda adalah bagian integral dari desain penelitian Anda. Saat merencanakan metode Anda, ada dua keputusan penting yang akan Anda buat.

Pertama, putuskan bagaimana Anda akan mengumpulkan data. Metode Anda bergantung pada jenis data apa yang Anda butuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian Anda:

Kualitatif vs kuantitatif: Apakah data Anda berbentuk kata atau angka?

Primer vs. sekunder: Apakah Anda akan mengumpulkan data asli sendiri, atau akankah Anda menggunakan data yang telah dikumpulkan oleh orang lain?

Deskriptif vs. eksperimental: Apakah Anda akan mengukur sesuatu seperti apa adanya, atau akankah Anda melakukan percobaan?

Kedua, putuskan bagaimana Anda akan menganalisis data.

Untuk data kuantitatif, Anda dapat menggunakan metode analisis statistik untuk menguji hubungan antar variabel.

Untuk data kualitatif, Anda dapat menggunakan metode seperti analisis tematik untuk menafsirkan pola dan makna dalam data. Berikut beberapa contoh metode penelitian:

Metode penelitian eksperimen semu atau kuasi eksperimental

Metode yang satu ini adalah sebuah metode yang mana memiliki sebuah pengukuran perlakuan, dampak, unit eksperimen. Namun, tidak memakai penugasan acak untuk bisa membuat sebuah perbandingan dalam rangka pengambilan kesimpulan dari perubahan yang nantinya di timbulkan oleh perlakukan. Itulah sebabnya, metode ini kerap di sebut dengan sebagai eksperimen pura- pura.

Penelitian berdasarkan pada manfaat

  • Penelitian murni, penelitian ini pada umumnya di sebuat juga dengan penelitian dasar. Dimana penelitian murni ini memiliki tujuan agar dapat mengembangkan sebuah teori serta tidak melihat bagaimana manfaat yang langsung memiliki sifat praktis. Jujun S. Suriasumnatri mengungkapkan jika penelitian yang murni merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan menemukan sebuah ilmu pengetahuan yang baru yang belum pernah di teliti sebelumnya.
  • Penelitian terapan, jujun S. Suriasumnatri mengungkapkan jika penelitian terapan memilki tujuan untuk dapat memecahkan problem- problem dari kehidupan yang praktis. Gay juga menyatakan jika penelitian terapan di laksanakan dengan tujuan menguji, menerapkan dan juga mengevaluasi dari masalah praktis. Jadi, penelitian terapan ini memiliki sifat praktis dan juga aplikatif karena penelitian yang berangkat dari sebuah masalah riil dan bukan masalah yang memiliki sifat mendasar.
  • Penelitian aksi, penelitian ini biasanya di sebut dengan action research yang memiliki tujuan agar dapat menyelesaikan masalah dengan cara melaksanakan beberapa tindakan yang khusus yang juga sudah melalui teritis yang sebelumnya. Hal ini di harapkan untuk bisa memperoleh solusi yang terbaik sehingga masalah dalam penelitian bisa teratasi.
  • Penelitian kebijakan, ialah sebuah penelitian yang memiliki tujuan yang dapat menentukan sesuatu hal kebijakan yang berdasarkan dengan data dan fakta sesuai di lapangan. Hasil dari sebuah penelitian ini adalah peraturan, keputusan undang- undang dan semua hal yang berhubungan dengan hukum.
  • Penelitian evaluasi, merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan agar dapat memberikan sebuah penelitian pada program yang tertentu, kegiatan dan juga sebuah kebijakan yang bisa ditujukan supaya bisa mengintervensi masyarakat.

Penelitian berdasarkan pada tujuan

  • Penelitian eksploratoris, ialah penelitian yang di laksanakan karena ada masalah yang memang sangat jarang untuk di teliti. Hal yang di teliti adalah suatu yang baru yang mana para peneliti- peneliti tidak banyak yang melakukan penelitian.
  • Penelitian deskriptif, menunjukkan jika tujuan penelitian ialah agar bisa memberikan sebuah penjelelasan yang kian rinci lagi serta lebih mendalam tentang suatu masalah sosial yang dapat di jadikan sebagai objek penelitian. Kekuatan dari penelitian deskriptif ini ada dalam kualitas dan kuantitas kalimat yang nantinya akan di paparkan di dalam bab hasil sebuah penelitian. Jika semakain banyak data di dalam bentuk kalimat yang dapat di suguhkan dalam sebuah penelitian agar semakin bagus.
  • Penelitian eksplanatoris, mempunyai sebuah tujuan agar bisa menguji suatu teori maupun hipotesa agar dapat memperkuat maupun menolak dari sebuah teori dari penelitian yang sudah di teliti.

Tujuan penelitian secara praktis

Tujuan penelitian secara praktis ialah mencari serta menemukan ilmu yang bisa di gunakan langsung di dalam kehidupan. Penelitian yang sepert ini sering di sebuat dengan applied research. Tujuan penelitian secara parktis juga ada beberapa hal yang di perlu di ketahui, yakni:

  • Tujuan eksploratif, yakni merupakan kegiatan dari penelitian yang di lakukan karena memiliki tujuan agar bisa menemukan pengetahuan yang baru dan juga belum ada penelitian sebelumnya.
  • Tujuan verifikatif, maksudnya adalah kegiatan penelitian ini memiliki sebuah tujuan untuk menguji dan membuktikan dari sebuah kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada.
  • Tujuan pengembangan, yaitu kegiatan penelitian yang di laksanakan dengan tujuan agar bisa mengembangkan dan menggali lebih dalam dari sebuah penelitian dan pengetahuan yang sudah di lakukan sebelumnya.

Tujuan penelitian secara teoritis

Tujuan penelitian secara teoritis adalah sebuah usaha agar dapat mengetahui suatu hal. Namun, pengetahuan yang di dapatkan dari sebuah penelitian tidak akan di gunakan secara langsung dan secara praktis. Penelitian juga memiliki nama lain yakni pure research dan basic research.

Tujuan Penelitian

Apapun jenis penelitian pastinya memiliki sebuah tujuan penelitian, penelitian tanpa adanya sebuah tujuan maka tidak ada hasil dan juga kesimpulan. Jadi, tujuan dari penelitian merupakan rumusan hasli dari penelirian yang sudah di rumuskan oleh para peneliti sejak awal, dengan cara analisis latar belakang permasalahan di dalam penelitian.

Tujuan- tujuan secara umum dari penelitian:

  • Agar bisa mendapatkan sebuah pengetahuan maupun penemuan yang baru.
  • Untuk bisa membuktikan dan menuji dari kebenaran dari bidang ilmu yang telah ada.
  • Supaya dapat mengembangkan ilmu yang telah ada.

Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang serta perilaku yang diamati.

Sebuah penelitian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:

  • Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
  • Memiliki sifat deskriptif analitik
  • Menekankan pada proses, bukan hasil
  • Bersifat induktif (berdasarkan fakta di lapangan)
  • Mengutamakan makna

Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menguji, dan menentukan hubungan antar variabel dengan memilah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam bentuk angka.

Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen penelitian atau alat pengumpul data yang menghasilkan data numerikal (angka).

Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, peneilitan dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu penelitian dasar, terapan, dan evaluatif.

 

1. Penelitian Dasar

Penelitian dasar memiliki cakupan topik penelitian tentang ilmu pengetahuan eksakta, perilaku, atau sosial.

Penelitian jenis ini bertujuan untuk menguji teori, dalil, ataupun prinsip dasar dari sebuah ilmu pengetahuan.

2. Penelitian Terapan

Penelitian terapan adalah penelitian yang topiknya mencakup bidang terapan seperti kedokteran, teknologi, pendidikan, dll.

Penelitian jenis ini bertujuan untuk menguji kegunaan teori dalam suatu bidang tertentu.

3. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif adalah jenis penelitian yang meneliti pelaksanaan berbagai kegiatan, produk, atau program pada suatu lembaga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur manfaat, sumbangan, serta kelayakan dari kegiatan, produk, atau program yang sedang dijalankan.

Metode Penelitian Menurut Para Ahli

Istilah “penelitian” sendiri sebenarnya bisa memiliki pengertian yang beragam.

Berikut ini adalah pengertian penelitian menurut para ahli.

1. David H. Penny

Penelitian merupakan pemikiran yang sistematis tentang berbagai jenis masalah yang dalam pemecahannya memerlukan pengumpulan fakta-fakta.

2. J. Suprapto MA

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu yang dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dengan sabar, hati-hati, dan sistematis.

3. Sutrisno Hadi MA

Penelitian adalah sebuah usaha untuk menemukan, mengembangkan, serta menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.

4. Mohammad Ali

Penelitian adalah sebuah cara untuk memahami suatu hal dengan melakukan penyelidikan melalui bukti-bukti yang muncul dan dilakukan secara hati-hati sehingga dapat diperoleh pemecahannya.

5. Sugiyono

Penelitian adalah sebuah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

metode Studi Kasus

Jenis metodologi penelitian studi kasus salah satu penelitian yang gado-gado. kenapa gado-gado? Karena dalam pengambilan data, kamu bisa melakukan beberapa cara sekaligus. Kamu bisa dengan melakukan wawancara, pemeriksaan dokumen hingga bisa juga melakukan observasi. Meskipun caranya bisa dilakukan menggunakan beberapa cara, penelitian tersebut juga perlu diberikan batasan.

Metode Longitudinal

Jenis metodologi penelitian yang kedua adalah metode longitudinal. Metode longituginal adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data melalui survei. Sebenarnya tidak hanya menggunakan survei saja, ada beberapa cara lain, namun paling banyak menggunakan metode survei.

Jadi sampel yang sudah kamu tentukan nantinya akan diberikan lembar kuisioner atau angket yang harus ia isi. Setelah itu, peneliti memberikan jeda waktu (terkait rentang waktu sesuai dengan keinginan peneliti: prinsipnya rentang waktu jangan terlalu pendek). Setelah diberi rentang waktu yang cukup, maka kamu pun bisa memberika surbei kedua, ketiga (sesuai yang kamu inginkan, mau berapa survei). Meskipun tidak ada aturan baku, umumnya survei ini hanya dilakukan sebanyak dua kali.

Hasil jawaban dari survei bisa kamu dapatkan dan diklasifikasikan. Nah, kelemahan metode survei angket, kadang subjek yang tidak mood, sering dijawab asal. Untuk menghindari hal tersebut, kamu pun harus berhati-hati. jika kamu sudah menemukan hasil angket, kamu pun bisa melakukan pengolahan data dan analisis. Terkait analisis, kamu pun bisa menggunakan pengolah data dan manual, ini tergantung dari selera dan penguasaan ilmu yang kamu miliki.

metode Eksperimental

Jenis metodologi penelitian yang pertama adalah metodologi eksperimental. Sesuai dengan istilahnya bahwa metodologi eksperimental merupakan upaya untuk mengumpulkan data. Jadi kamu tidak hanya akan memaparkan tentang survei, cara dan hasil wawancara saja. TEtapi juga mengumpulkan data observasi juga.

Karena sifat metodologi eksperimental adalah melihat respons atau objek penelitian yang berbeda-beda. Umumnya metodologi eksperiment dibaig menjadi dua kelompok. Pertama kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan untuk melihat tanggapan dan hasil dari apa yang sedang kamu teliti.

Dengan kata lain, kelompok eksperimen sebagai subjek penelitian. Begitupun dengan kelompok kontrol, juga tetap diberi perlakuan. Hanya saja pada kelompok kontrol sifatnya sebagai kontrol dari hasil kelompok eksperimen.

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebenarnya memiliki karakteristik yang mirip dan hampir sama loh. Nah, agar memudahkan pemahaman, pada kelompok eksperimen akan menerima perlakuan dari peneliti, sedangkan kelompok kontrol tidak.

Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode”
yang artinya cara yang tepat untuk melakukan
sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai menyusun laporannya.
Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi
yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk
memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan makna penelitian
tersebut di atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai
usaha/kegiatan yang mempersyaratkan keseksamaan atau
kecermatan dalam memahami kenyataan sejauh mungkin
sebagaimana sasaran itu adanya.

Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode”
yang artinya cara yang tepat untuk melakukan
sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai menyusun laporannya.1
Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi
yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk
memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan makna penelitian
tersebut di atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai
usaha/kegiatan yang mempersyaratkan keseksamaan atau
kecermatan dalam memahami kenyataan sejauh mungkin
sebagaimana sasaran itu adanya.

Pengertian Metodologi Penelitian

“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari,
mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Tentang istilah “Penelitian” banyak para sarjana yang mengenukakan pendapatnya,
seperti :
a. David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
b. J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis.
c. Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
d. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau
melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Dari batasan-batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

PTK

PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting
dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan
dengan baik dan benar.
Kurt Lewin dalam Kunandar (2012, hlm. 42) mengatakan bahwa “Penelitian tindakan
adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi”.
Carr dan Kemmis dalam Kunandar (2012, hlm. 43) mengatakan bahwa:
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi
tempat praktik-praktik tersebut dilakukan.
Berdasarkan pendapat diatas penelitian tindakan penelitian refleksif adalah untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu
action research yang dilakukan di kelas. Action research, sesuai dengan arti katanya,
diterjemahkan menjadi penelitian tindakan; menurut Carr dan Kemmis dalam I.G.A.K
Wardani dkk (2006, hlm. 1.4) didefinisikan sebagai berikut:
Action research is a form of self reflective enquiry undertaken by
participants (teachers, student or principals, for example) in social (including
educational) situations in order to improve the rationality and justice of (a)
their own social or educational practices, (2) their understanding of these
practices, and the situations (and institutions) in which the practices are
carried out.
I.G.A.K Wardani, dkk (2006, hlm. 1.4) menemukan sejumlah ide pokok sebagai
berikut:
1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, seperti guru, siswa atau kepala sekolah.
3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi
pendidikan.
4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut,
serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.
Dari keempat ide pokok di atas dapat kita simpulkan bahwa penelitian
tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri
sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan
untk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

Pengertian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
populeritasnya belum lama, dinakam metode postpositivistik karena berlandaskan
pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karna
proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang ditemukan dilapangan.
Metode pnelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk oenelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metde kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebbut sebagai paradigma interpretif
dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif
(reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah
adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan
kehadirian peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti
itu sendiri.
Sugiyono (2013, hlm. 15) mengatakan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Pengertian Kuantitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode ini juga disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.
Sugiyono (2013, hlm. 14) mengatakan bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Model penelitian

Sugiyono (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa “Metode penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment (perlakuan) tertentu”. Misalnya pengaruh ruang ber AC terhadap efektivitas
pembelajaran.
Sugiyono (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa “Metode survey digunakan
untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mnegedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlskusn tidsk
seperti dalam eksperimen).
Sugiyono (2013, hlm. 12) menyatakan bahwa “Metode penelitian
naturalistic/kualitatif, digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan
penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data
bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan
peneliti.

Jenis-jenis metode penelitian

Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan
tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian
terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development)
Borg and Gall dalam Sugiyono (2013, hlm. 9) menyatakan bahwa,
“Penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk
yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran”.
Jujun S. Suriasumantri dalam Sugiyono (2013, hlm. 9) menyatakan bahwa
“Penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian
terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
Hubungan antara penelitian dasar, penelitian pengembangan (R&D) dan penelitian
terapan”.

Pengertian Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Sugiyono (2013, hlm. 3) menyatakan bahwa:
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmun,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang
digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.

Data yang Digunakan Dalam Metode Penelitian

Dalam metode penelitian pasti tidak lepas yang namanya data, data yaitu, sekumpulan informasi yang perlu diolah lebih lanjut untuk mendapatkan kunci yang bisa dijadikan untuk pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan. Data menjadi sangat penting, sebab diperoleh dengan pengukuran terhadap objek yang diberi nilai.

Data yang baik sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Data harus bersifat objektif, yaitu harus sesuai dengan keadaan di lapangan.
  2. Data bisa mewakili atau representatif.

Menurut jenis data yang digunakan dalam setiap metode penelitian biasanya dibedakan menjadi dua garis besar, yaitu:

 

  1. Data kualitatif

    Data jenis ini penyajiannya tidak menggunakan angka, sebagai contoh penelitian berkaitan dnegan sikap konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh perbankan syariah “Berkah” sangat negative, layanan yang diberikan oleh BMT sungguh memuaskan, produk perbankan syariah yang digemari msyarakat DIY adalah tabungan wadiah dan lain sebagainya.

  2. Data kuantitatif

    Data jenis ini biasanya disajikan dalam bentuk angka, grafik, dan umumnya menggunakan rumus statisika dalam perhitungannya. Misalkan, rata-rata jumlah pembiayaan yang dijalankan oleh Bank syariah sebesar 20%, penjualan buku “Pengantar Akutansi” dalam rata-rata bulan ini mencapai angka 25%, dan lain sebagainya.

Jenis Metode Penelitian

 

Metode riset sendiri ada beberapa jenis dan umumnya peneliti menggunakan metode riset tersebut dengan cara masing-maisng disesuaikan dengan masalah yang di ambil. Dengan demikian data dari lapangan juga mengikuti metode yang digunakan, sehingga tidak heran jika tidak semua orang menguasai banyak metode penelitian. Umumnya peneliti akan lebih memehami jenis metode yang memang dia kuasai, tetapi tidak bisa dipungkiri ada yang menguasai segala jenis metode tersebut.

 

  1. Penelitian historis

    Penelitian ini biasanya digunakan dengan melakukan penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan terhadap suatu keadaan di masa lalu. Contoh permasalahan tentang: perkembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir.

  2. Penelitian korelasional

    Penelitian ini biasanya identik dengan membandingkan antara satu variable dengan variabel yang lainnya dalam penelitian tersebut. Contoh permasalahannya tentang: bagaimanakan hubungan antara relegiusitas dengan sikap terhadap bunga bank.

  3. Penelitian kausal kontributif

    Penelitian ini biasanya digunakan sebagai petunjuk arah antara hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, juga seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Contoh permasalahannya tentang: pengaruh dari pendapatan, pendidikan, pandangan terhadap bunga bank, pemaham produk terhadap minat menabung di bank, dan lain sebagainya.

  4. Penelitian eksperimental

    Penelitian ini bias anya digunakan untuk menguji satu variabel terhadap dampak munculnya variabel yang lain. Contoh permasalahannya tentang: penerapan incentive compatible constraints terhadap masalah agency pada pembiayaan mudharabah.

  5. Metode deskriptif

    Metode riset ini mempunyai tujuan menjelaskan peristiwa tertentu yang sedang terjadi di masa sekarang dan pada masa lampau. Ada dua jenis metode riset dalam metode deskriptif ini, yaitu Longitudinal atau sepanjang aktu serta Cross Sectional atau dalam waktu tertentu. Contoh permasalahannya tentang: bagaimana tingkat kepuasaan nasabah terhadap pelayanan bank syariah?

Metode Penelitian Kualitatif

Berbeda halnya dengan metode penelitian kuantitatif, metode kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, maupun perilaku objek yang diamati. Menurut sumber yang sama, jenis metode penelitian kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data secara triangulasi atau gabungan.
Adapun beberapa karakteristik metode penelitian kualitatif meliputi:
  • Menerapkan pola pikir induksi (empiris-rasional), sehingga menghasilkan grounded theory, yakni teori yang timbul sesuai data, bukan dari hipotesis.
  • Mengutamakan perspektif partisipan.
  • Menggunakan rancangan penelitian yang berkembang selama penelitian berlangsung. Hal tersebut berbeda dengan metode kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian baku.
  • Pengumpulan data didasarkan pada prinsip fenomenologis, yakni dengan memahami suatu gejala atau fenomena yang dihadapi secara mendalam.
  • Peneliti berperan sebagai alat pengumpul data. Artinya, peneliti merupakan bagian yang terpisahkan dengan objek yang diteliti.

Metode Penelitian Kuantitatif

Merujuk pada buku Metode Penelitian yang ditulis Andra Tersiana, metode penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan sebuah penemuan dengan menggunakan prosedur statistik atau cara lain secara kuantitatif atau terukur.
Metode penelitian kuantitatif memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
  • Menerapkan pola pikir deduktif untuk memahami sebuah fenomena dengan menggunakan konsep yang bersifat khusus.
  • Menggunakan logika positivistik dan menghindari segala sesuatu yang bersifat subjektif.
  • Peneliti menempatkan diri sebagai bagian yang terpisah dengan objek yang diteliti.
  • Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran menggunakan alat yang baku dan objektif.
  • Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, terlepas dari konteks waktu dan situasi.