- Pengertian
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk area ke arah rahim yang terletak antara uterus dengan liang senggama (vagina) (Riono,1999)
Menurut Rahardjo (1999) Kanker serviks adalah kanker yang menyerang rahim bagian bawah, seperti diketahui stadium kanker serviks dapat awal sampai lanjut pada stadium Ia dan Ib panyakit kanker masih terlokalisasi pada leher rahim saja. Pada stadium IIa keatas tumor sudah meluas ke vagina, jaringan sekitar rahim, dinding panggul. Kandung kemih, poros usus bahkan bisa menyebar ke paru, tulang, maupun otak.
Pemicu dari kanker serviks adalah antara lain : wanita yang menikah umur muda, wanita yang melakukan senggama dini, wanita dengan sosial ekonomi rendah, wanita yang sering ganti patner, wanita dengan kebersihan alat kewanitaan yang kurang, wanita yang mempunyai banyak anak terutama jarak persalinan yang terlalu dekat, perokok, dilaporkan pula wanita yang menikah dengan suami yang tidak sunat (menurut statistik).
- Sebab-sebab kanker serviks :
Menurut Wiknjasastro (2006), sebab langsung kanker serviks belum diketahui. tahun) insiden meningkatnya dengan tingginya paritas, apalagi jika jarak persalinan terlampau dekat. Mereka dari golongan sosial ekonomi rendah (hygine seksual yang jelek), aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), sering ditemukan pada wanita tipe 18 atau 18, dan akhirnya kebiasaan merokok.
Menurut Sarjadi (1995) faktor penyebab kanker serviks adalah :
- Umur pertama kali kawin yang relative muda (dibawah 20 tahun) dikatakan bahwa pada umur muda maka epitel serviks uteri belum cukup kuat untuk menerima rangsangan spermatozoa. Umumnya epitel serviks uteri baru matang setelah wanita berusia 20 tahun.
- Jumlah kelahiran per vaginam yang cukup banyak, dimana melahirkan anak lebih dari tiga kali akan mempertinggi resiko.
- Hubungan seksual yang terlalu sering (oleh karena menikah pada usia muda) terlebih dengan pasangan yang berbeda-beda akan meninggikan resiko.
- Hygine atau sanitasi alat genital yang kurang baik, sehingga mempermudah terjadinya servitisis yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kanker serviks.
- Sering ditemukan pada wanita yang menggalami infeksi virus HPV tipe 16 atau 18 Herpes simpleks virus tipe I dianggap sebagai agen karsonogenik pada kanker serviks
Menurut Dian (2007) ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks antara lain adalah :
1). Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda faktor ini merupakan faktor resiko utama. Semakin muda seseorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar resikonya untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar dari yang menikah pada usia lebih muda dari 20 tahun.
2). Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi HPV telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor pendamping.
3). Merokok, wanita perokok memiliki resiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping menurunkan ko-karsinogen infeksi virus.
4). Defisiensi zat gizi ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asal folat dapat meningkatkan resiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mugkin juga meningkatkan resiko terjadinya kangker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol ( Vitamin A)
5). Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi dan iritasi menahun.
- Penyebaran kanker serviks
Menurut (Wiknjosastro,2006) pada umumnya secara limifogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah :
1).Ke arah fornises dan dinding vagina
2). Ke arah korpus uterus
3).Kearah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum retrovaginal dan kandung kemih.
Melalui pembuluh getah bening dan parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat menyebar ke kelenjar iliak dan dalam (hipogastrika). Penyebaran melalaui pembuluh darah (bloodborne metasis) tidak lazim. Karsinoma serviks umumnya terbatas pada daerah panggul saja. Tergantung dari kondisi imunologik tubuh penderita KIS akan berkembang menjadi mikro invasive dengan menembus membrana basalis dengan kedalaman invasi <1 mm dan sel tumor belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel tumor sudah terdapat > 1 mm dari membrane basalis, atau < 1 mm tetapi sudah tampak berada dalam pembuluh limfa atau darah, maka proses sudah invasive.
Sesudah tumor menjadi invasive, penyebaran secara limfogen ke pembuluh limfa regional dan secara perkontinuitatum (menjalar) menuju fornises vagina, korpus uterus, rectum dan kandung kemih yang pada tingkat akhir (terminal stage) dapat menimbulkan fistula rectum atau kandung kemih.
- Patologi
Menurut Wiknjosastro (2006) karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut sebagai squamus columnar junction (SCJ) pada wanita muda SCJ ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedang pada wanita berumur >35 tahun, SCJ ini berada di dalam kanalis serviks. Pada awal-awal perkembangan kanker serviks tidak memberi tanda-tanda dan keluhan.
- Gejala
Menurut (Dian, 2007) pada fase pra kanker sering tidak ada gejala atau tanda-tanda khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1). Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina
2). Pendarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi
pendarahan yang abnormal.
3). Timbul pendarahan setelah masa menopause.
4). Pada fase invasive dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
5). Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis.
6). Timbul nyeri panggul ( pelvis) atau perut di bagian bawah bila radang panggul. Bila nyeri di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis, selain itu juga timbul nyeri di daerah lain-lain.
7) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah ( rectum), terbentuknya fistel vesiko-vaginal atau rekto vaginal atau timbul gejala-gejala akibat metatase jauh.