Deteksi Risiko Autisme (skripsi dan tesis)

  • Pengertian deteksi risiko autisme

Menurut KBBI (2018), risiko merupakan akibat yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan, sedangkan deteksi adalah usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan atau kenyataan. Deteksi risiko berarti sebuah usaha menemukan keberadaan suatu bahaya atau sesuatu dapat mengancam keselamatan yang bisa terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Deteksi risiko autisme merupakan usaha menemukan keberadaan suatu bahaya yang sedang berlangsung dan menuju kesebuah bahaya autisme, dalam arti lain apakah seseorang dapat berpeluang untuk mengalami penyandang autisme. Deteksi dini risiko autisme memiliki peran yang sangat penting untuk mengetahui seseorang itu memiliki risiko autisme. Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi yang tepat dapat membantu dalam penyembuhan dan membantu dalam pencegahan mengalami symptomps autisme (Soetjiningsih et al, 2015).

 

  • Alat yang digunakan untuk deteksi autisme

Indonesia  telah mempunyai instrumen yang digunakan juga oleh dokter untuk mengukur atau mendeteksi dini anak dengan autisme yang diatur dalam Peraturan Kementrian Kesehatan RI 2016 yaitu M-CHAT-R (Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised) yang sebelumnya M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers). Modified Checklist for Autism in Toddlers merupakan alat skrining GSA level 1 yang digunakan untuk usia 16-48 bulan, terdiri atas 23 pertanyaan dimana 6 pertanyaan adalah item kritis. Anak dikatakan gagal M-CHAT jika terdapat 2 atau lebih pertanyaan kritis dengan jawaban tidak menjawab benar pada 3 pertanyaan apa saja dari 23 pertanyaan ya atau tidak. Anak yang tidak berisiko M-CHAT tidak semua memenuhi kriteria diagnosis GSA. Anak yang tidak berisiko M-CHAT harus dievaluasi lebih mendalam oleh dokter atau dirujuk ke spesialis anak untuk evaluasi perkembangan lebih lanjut.

Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised dilakukan beberapa perubahan dari M-CHAT yaitu: 1) tiga item dihilangkan karena dilaporkan “performed poorly”, 2) Item yang tersisa (20 item) diorganisir untuk menghilangkan bias, 3) Tujuh item (best 7) yang mendeskripsikan GSA diletakkan pada 10 item pertama, 4) Bahasa yang digunakan diperjelas, 5) Diberikan contoh untuk mempermudah pertanyaan (Soetjiningsih et al., 2015; Robins, 2018). M-CHAT-R adalah instrumen yang dapat digunakan saat anak yang datang untuk kontrol sehari-hari dan dapat digunakan oleh dokter spesialis atau profesional lainnya untuk menilai risiko GSA (Soetjiningsih et al., 2015).

Aturan Penggunaan M-CHAT-R dapat digunakan oleh dokter dan peneliti yang sudah mengikuti pelatihan cara penggunaan M-CHAT-R ini menurut Kementerian kesehatan RI (2016) menanyakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu perilaku yang tertulis pada kuesioner M-CHAT-R, jawaban dari orang tua/pengasuh dicatat dan disimpulkan jawaban Ya dan Tidak dari orang tua/pengasuh. Pertanyaan yang ditanyakan dilihat kembali untuk memastikan semua pertanyaan sudah dijawab.

Algoritme skoring pada M-CHAT-R ini adalah semua pertanyaan kecuali 2, 5, dan 12, respon “TIDAK” mengindikasikan risiko GSA; untuk pertanyaan 2,5, dan 12, “YA” mengindikasikan risiko GSA. Aturan algoritme skoring pada M-CHAT-R ini dapat diunduh http://mchatscreen.com/m-chat/scoring-2/. Interpretasi M-CHAT-R ini sebagai berikut dalam Soetjiningsih et al (2015):

  • RISIKO RENDAH: Skor total 0-2; jika anak lebih muda dari 24 bulan, lakukan skrining lagi setelah ulang tahun kedua. Tidak ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali surveilans untuk mengindikasikan risiko GSA.
  • RISIKO MEDIUM: Skor total 3-7; lakukan Follow-up (M-CHAT-R/F tahap kedua) untuk mendapat informasi tambahan tentang respon berisiko. Skrining positif jika skor M-CHAT-R/F 2 atau lebih. Tindakan yang diperlukan: adalah rujuk anak untuk evaluasi diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal. Skrining negatif jika skor M-CHAT-R/F 0-1. Tidak ada tindakan lanjutan yang diperlukan, kecuali surveilans untuk mengindikasikan risiko GSA. Anak harus diskrining ulang saat datang kembali.
  • RISIKO TINGGI: Skor total 8-20; Follow-up dapat tidak dilakukan dan pasien dirujuk segera untuk evaluasi diagnostik dan evaluasi eligibilitas untuk intervensi awal.

Menurut Halena dan Marpaung (2018), deteksi resiko autisme pada anak selain menggunakan M-CHAT-R, orang tua dapat menggunakan Aplikasi Sistem Pakar untuk Deteksi Autisme pada Anak Berbasis Web. Deteksi dalam aplikasi ini orang tua dari anak dapat melakukan langsung dengan menggunakan androidnya untuk menilai perilaku pada anaknya dan dapat mengetahui secara langsung hasil dari pengematan perilaku sehari-hari pada anaknya dengan memiliki hasil antara tidak berisiko autisme, kemungkinan berisiko autisme dan berisiko autisme. Deteksi menggunakan aplikasi ini juga tidak perlu bertemu langsung dengan para ahli pakar. Hasil dari pengujian validitas adalah 100% pada fungsionalitas sistem pengujian dan 100% pada pengujian sistem pakar dengan faktor metode kepastian. Aplikasi web ini menggunakan bahasa program PHP dan database My Structured Query Language (MySQL).