a. Pengertian Biaya
“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Ony
Widilestariningtyas (2012:10)
Ada 4 unsur pokok yang terdapat dalam definisi biaya tersebut
yaitu sebagai berikut:
1) Biaya merupakan pengorbanan dari sumber-sumber ekonomi.
2) Diukur dalam satuan mata uang.
3) Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. (Ony
Widilestariningtyas, 2012:10)
Dalam analisis break even point, hanya digunakan dua macam
biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, harus
dipisahkan terlebih dulu komponen antara biaya tetap dan biaya
variabel. Artinya mengelompokkan biaya tetap di satu sisi dan
mengelompokkan biaya variabel di sisi lain. Dalam hal ini secara
umum untuk memisahkan kedua biaya ini relatif sulit karena ada
biaya yang tergolong semi variabel dan tetap.
Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua
pendekatan sebagai berikut:
1) Pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti terlebih dulu setiap
jenis dan unsur biaya yang terkandung satu per satu dari biaya
yang ada beserta sifat-sifat biaya tersebut.
2) Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan terlebih
dulu adalah dengan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel
berdasarkan angka-angka dan data biaya di masa lampau.
(Kasmir, 2014:338)
b. Macam-Macam Biaya
1) Biaya tetap (fixed cost)
Biaya ini berhubungan dengan kapasitas atau volume,
karena pemahaman pemisahan biaya dan karakteristiknya
diperlukan dalam membuat perencanaan, pengendalian biaya
dan pembuatan/pengambilan keputusan.
Biaya tetap adalah biaya yang secara total keseluruhan
tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan pada
volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Artinya
dapat dianggap biaya tersebut tetap konstan sampai kapasitas
tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun
untuk kapasitas produksi yang bertambah, biaya tetap juga
menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan
aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor, dan biaya tetap
lainnya. (Kasmir, 2014:339)
“Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap
dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah
gaji direktur produksi”. Mulyadi (2012:16)
Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Biaya total yang tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh
periode yang ditentukan atau kegiatan tertentu.
b. Biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan
volume, pada volume rendah biaya tetap unitnya tinggi,
sedangkan sebaliknya apabila pada volume yang tinggi
maka biaya tetap per unitnya rendah. (Kamaruddin Ahmad,
2014:87)
2) Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubahubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan.
Artinya dapat diasumsikan biaya variabel berubah-ubah secara
sebanding (proporsional) dengan perubahan volume produksi
atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya
karena dalam penjualan jumlah besar akan ada potonganpotongan tertentu, baik yang akan diterima maupun diberikan
perusahaan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku,
upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variabel
lainnya. (Kasmir, 2014:339)
“Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh
biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung”. Mulyadi (2010:15)
Biaya variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Total biaya variabel berubah proporsional dengan
perubahan volume/kapasitas, jadi semakin besar kapasitas
yang digunakan maka akan semakin besar pula total biaya
variabel, demikian pula sebaliknya.
b. Per unit biaya berubah (variabel) konstan/tetap. Misalnya
biaya bahan langsung, contoh dimuka biaya pemakaian
bahan langsung, bensin, oli yang dihitung dan tergantung
kilometer yang akan ditempuh. (Kamaruddin Ahmad,
2014:89)