Menurut Niazai (dalam Aziz dkk, 2016) keterlambatan proyek merupakan
waktu pengerjaan proyek yang tidak sesuai dengan schedule yang direncanakan
dan faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek yaitu manajemen situs
yang kurang baik.
Keterlambatan proyek kontruksi merupakan bertambahnya waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan yang sudah direncanakan. Pekerjaan yang tidak dapat
selesai dalam waktu yang direncanakan akan mengalami tambahan biaya
overhead selama proyek masih berlangsung. Sehingga keterlambatan proyek akan
membawa dampak kerugian karena penundaan pengoperasian fasilitas (Hassan
dkk., 2016)
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi
terdiri dari 9 kategori adalah:
1. Bahan (Materials)
a. Pengiriman barang
b. Ketersediaan bahan
c. Kerusakan bahan
d. Kualitas bahan
e. Waktu pemesanan yang tidak tepat
2. Tenaga Kerja (Labors)
a. Keahlian tenaga kerja
b. Ketersediaan tenaga kerja
c. Kedisiplinan tenaga kerja
d. Komunikasi antara tenaga kerja dan badan pembimbing
3. Peralatan (Equipment)
a. Kualitas peralatan
b. Kekurangan peralatan
c. Manajaman peralatan yang salah
d. Ketersediaan peralatan
e. Operator yang kurang berpengalaman
4. Keuangan (financial)
a. Fluktuasi nilai rupiah
b. Pembayaran oleh pemilik
c. Ketersediaan keuangan selama proyek beroperasi
d. Harga material
5. Lingkungan (Environment)
a. Cuaca
b. Lokasi proyek
c. Akses ke lokasi proyek
d. Kebutuhan ruang kerja
e. Keamanan lingkungan
6. Perubahan (Change)
a. Perubahan Desain
b. Keadaan geologi
7. Hubungan dengan pemerintah (Geoverment Reletion)
a. Perijinan
b. Birokrasi
8. Kontrak (Contractual)
a. Kurangnya komunikasi
b. Jadwal penyelesaian proyek yang berbeda
c. Kurangnya kerja sama antara Owner dan kontraktor
9. Waktu dan kontrol (Schedulling and controlling)
a. Tenaga kerja yang kurang terlatih
b. Melanggar perencanaan awal proyek
c. Revisi jadwal kerja yang mendadak