Sumber daya manusia adalah kekayaan utama bagi sebuah organisasi. Sumber daya manusia menjadi faktor penentu keberhasilan dari suatu perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan berbagai macam kegiatan yang ada didalam perusahaan (Ramdhani & Sawitri, 2017). Hal tersebut membuat karyawan dilihat sebagai sumber yang sangat berpotensi untuk mengembangkan dan memajukan sebuah organisasi serta diharapkan mampu mengikuti persaingan secara global dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Menurut Bakker dan Schaufeli (2018) organisasi yang modern saat ini mengharapkan karyawannya untuk menjadi proaktif dan menunjukkan inisiatif, memiliki tanggung jawab untuk pengembangan professional diri, serta harus berkomitmen untuk kualitas kinerja dengan standar yang tinggi. Oleh sebab itu, suatu organisasi tentunya membutuhkan karyawan yang energik dan berdedikasi pada pekerjaan mereka, yaitu dengan adanya rasa keterikatan yang baik dengan pekerjaannya.
Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma, dan Bakker (2012) menyatakan keterikatan kerja merupakan sesuatu yang memuaskan dan ditandai dengan kondisi mental yang positif serta di deskripsikan menjadi tiga dimensi yaitu semangat (vigor), dedikasi (dedication) dan penyerapan terhadap pekerjaan (absorption). Karyawan yang terikat dengan pekerjaannya akan mampu berusaha lebih dalam untuk bekerja dan memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Keterikatan kerja akan membuat seseorang merasa bermakna dan menyatu di dalam sebuah organisasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja didalam perusahaan. (Mujiasih & Ratnaningsih, 2012). Tingkat keterikatan yang tinggi pada karyawan dapat menguntungkan pihak perusahaan, diantaranya dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas karyawan, membantu mempertahankan karyawan terbaik dan membantu pencapaian target perusahaan (Bakker dan Schaufeli, 2018). Karyawan yang merasa terikat dengan pekerjaannya akan menunjukkan hasrat yang nyata mengenai pekerjaannya dan akan bekerja dengan penuh antusias. Selain itu, karyawan juga menikmati pekerjaan yang dilakukannya dan berkeinginan untuk dapat memberikan segala bantuan dan ide-ide untuk bisa mensukseskan perusahaan tempat karyawan bekerja (Robertson dalam Ramdhani & Sawitri, 2017).
Hasil pengamatan pra penelitian menunjukkan bahwa beberapa karyawan non kependidikan maupun kependidikan merasa bahwa kompensasi yang diberikan oleh sekolah kurang. Hal ini menyebabkan karyawan non kependidikan maupun kependidikan merasa tidak bahagia dan mengalami perasaan yang negatif di tempat kerja, sehingga akan mempengaruhi rekan kerjanya melalui emosi yang negatif dan cenderung mengalami kelelahan.
Berdasarkan pengamatan tersebut dikteahui bahwa faktor kuat yang memengaruhi keterikatan kerja adalah kepuasan kerja. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keterikatan kerja karyawan (Sara Elvani, 2019; Made dkk, 2019: Herio dkk, 2020). Pengaruh antara kepuasan kerja terhadap keterikatan kerja dapat dijelaskan melalui Teori pertukaran sosial. Dalam teori tersebut dijelaskan adanya hubungan timbal balik antara karyawan dan organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja terkait dengan pemberian sumberdaya secara timbal balik, dimana Saks menyatakan bahwa karyawan akan mengembangkan keterikatan terhadap pekerjaannya dengan tingkat yang sebanding dengan sumber daya yang ia terima dari perusahaan. Teori pertukaran sosial juga menjelaskan bahwa ketika seorang karyawan merasa bahwa dirinya mendapatkan perlakuan adil dari perusahaan maka karyawan tersebut juga akan memberikan perlakuan yang baik terhadap perusahaan dengan meningkatkan kinerjanya yang mengarah kepada timbulnya rasa keterikatan (Law, 2015).
Pengertian kepuasan kerja mengacu pada seberapa puas karyawan terhadap pekerjaan, pencapaian, dan tanggung jawabnya yang berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan konten pekerjaan (job content) (Chang dan Chang, 2017). Hedge dan Borman (2012) menjelaskan bahwa kepuasan kerja dibentuk dari kumpulan pengalaman karyawan terkait dengan sifat pekerjaan (nature of job), renumerasi, level stress, lingkungan kerja, rekan kerja, atasan kerja, dan beban kerja
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Keterikatan Kerja Pada SMK N 1 Tanjungsari Gunung Kidul”