Data Interval (skripsi dan tesis)

Suatu hasil pengukuran disebut berada pada level interval jika hasil pengukuran tersebut adalah hasil pengukuran ordinal yang memiliki jarak antarjenjang yang tetap atau selalu sama. Bila terdapat jenjang kualitatif 1, 2 dan 3, maka secara kualitatif dan kuantitatif jarak antara 1 dan 2 adalah sama dengan jarak antara 2 dan 3. Seperti hasil pengukuran ordinal, data interval tidak memiliki harga 0 mutlak. Salah satu contoh hasil pengukuran interval adalah hasil pengukuran suhu pada thermometer. Bilangan-bilangan pada thermometer memperlihatkan jenjang dan kadar suhu yang berinterval sama. Dapat dikatakan bahwa 360 C adalah 60 C lebih panas daripada 300 C. Sedangkan 120 C adalah 60 C lebih dingin daripada 180 C. Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa 360 C adalah tiga kali lebih panas daripada 120 C. Bilangan 0 pada pengukuran suhu tidak bersifat mutlak. Artinya suhu 00 C tidak berarti tidak memiliki panas sama sekali. Perbedaan bilangan pada
level interval memiliki arti perbedaan kualitatif dan kuantitatif. Data pada level interval dapat diolah dengan operasi hitung penambahan dan pengurangan. Data hasil pengukuran interval akan bersifat invariant jika dikenai transformasi linier yaitu transformasi bilangan dengan persamaan garis lurus yang dirumuskan sebagai y=a+bx. Operasi statistik yang dapat digunakan untuk data interval adalah mean aritmatik, standar deviasi, deviasi rata-rata, korelasi product-moment, t-test dan F-test