1. Perencanaan
Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi,
dan tujuan, yang berkaitan dengan manajemen risiko kemudian bisa
diteruskan dengan penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan
dengan manajemen risiko. Keseluruhan hal tersebut dapat memudahkan
pengarahan dan menegaskan dukungan manajemen terhadap program
manajemen risiko. Setelah misi dan kebijakan serta prosedur yang umum
ditetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kebijakan serta prosedur
yang lebih spesifik.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan
dengan manajemen risiko. Proses identifikasi dan pengukuran risiko,
kemudian diteruskan dengan manajemen (pengelolaan) risiko yang
merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen risiko.
Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses Identifikasi
Risiko, Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan Pengelolaan Risiko (Hanafi,
2006: 10)
3. Pengendalian
Tahap berikutnya dari proses manajemen risiko adalah pengendalian yang
meliputi evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan manajemen risiko, output
pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik
(feedback). Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugastugas: mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi, mengukur atau
menentukan besarnya risiko tersebut, mencari jalan untuk menghadapi atau
menanggulangi risiko, selanjutnya menyusun strategi untuk memperkecil
ataupun mengendalikan risiko, mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan
risiko serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat.
Fokus manajemen risiko adalah mengenal pasti risiko dan mengambil
tindakan yang tepat terhadap risiko. Tujuannya adalah secara terus menerus
menciptakan/menambah nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi.
Kegiatan apapun yang dilakukan harus dapat menciptakan nilai tambah (Siahaan,
2007: 22).