Pola Hubungan (skripsi dan tesis)

Pola hubungan antara pedagang dengan petani maupun pedagang dengan
penebas merupakan hubungan patron client yang terjadi karena didasarkan pada
hubungan saling ketergantungan. Penelitian Romadhan (2009) yang berjudul
“Pola Hubungan Tengkulak dengan Petani” menunjukkan bahwa hubungan petani
dengan pedagang berawal dari hubungan dagang antara penjual dengan pembeli.
Kemudian hubungan tersebut berlanjut menjadi hubungan yang lebih intens dan
mengarah kepada hubungan yang saling terkait satu sama lain dan sulit dipisahkan
karena didasari oleh hubungan yang saling membutuhkan dan saling
menguntungkan. Hubungan itu tercermin/terlihat dari tindakan yang mereka
lakukan baik petani maupun pedagang dalam melakukan hubungan tersebut
(Romadhan, 2009). Hubungan demikian sama halnya terjadi antara penebas
dengan pedagang. Menurut Scott (1985), ciri-ciri dari hubungan patron-client
antara penebas dengan pedagang adalah sebagai berikut:
1. Karena adanya kepemilikan sumberdaya ekonomi yang tidak seimbang
antara penebas dengan pedagang.
Ketidakseimbangan ini dimulai dalam hal pemasaran yaitu penebas tidak
memiliki akses untuk menjual hasil panen secara langsung ke pabrik karena
adanya standar minimal dalam menjual ke pabrik, sedangkan pedagang
memiliki akses untuk menjual hasil panen ke pabrik, dengan adanya
hubungan ini jelaslah bahwa semua kendala itu akan teratasi dan semakin
lama hubungan kerjasama ini menimbulkan rasa kekeluargaan antara
penebas dengan pedagang karena mereka pandai dalam bermasyarakat dan
pedagang juga merupakan masyarakat yang ada di lingkungan petani.
2. Adanya hubungan resiprositas.
Hubungan resiprositas adalah hubungan yang saling menguntungkan, saling
memberi dan menerima walaupun dalam kadar yang tidak seimbang.
Resiprositas merupakan pola distribusi yang dominan dalam masyarakat
petani dan adanya keperluan untuk berkerjasama yang dekat dikalangan
anggota tersebut. Berarti dapatlah di katakan bahwa hubungan patron-client
merupakan hubungan perlindungan antara kedua belah pihak yang saling
membutuhkan seperti patron memberikan hutang kepada client, dibalas oleh
client dengan menjual hasil panennya hanya kepada patron tersebut.
3. Hubungan loyalitas.
Loyalitas adalah kesetiaan atau kepatuhan. Hubungan loyalitas dimaksud
disini adalah suatu tindakan dari penebas selaku client kepada pedagang
selaku patron untuk membalas jasa atas apa yang telah mereka terima
selama ini. Mereka tetap menjual hasil panennya kepada pedagang
walaupun harganya lebih rendah dari harga pasar.
4. Hubungan personal.
Hubungan personal merupakan hubungan yang bersifat langsung dan
intensif antara patron dengan client yang menyebabkan hubungan yang
terjadi tidak lagi bersifat semata-semata bermotifkan keuntungan melainkan
juga mengandung unsur perasaan yang biasa terdapat dalam hubungan yang
bersifat pribadi. Hubungan yang mengandung unsur perasaan seperti ini
telah menimbulkan rasa saling percaya dan keakraban antara penebas dan
pedagang.
Terdapat beberapa faktor penyebab terbentuknya hubungan patron-client
antara pedagang dengan penebas diantaranya; faktor kondisi perekonomian,
dimana penebas menempati posisi tawar menawar (bargaining power) sangat
lemah dalam transaksi dengan pihak pedagang. Faktor sosial yaitu rasa
kekeluargaan sangat mempengaruhi seorang penebas untuk menjual hasil
produksinya kepada pedagang yang telah dipercaya walaupun tidak ada hubungan
darah dengan penebas tersebut. Faktor persaingan dan pertimbangan harga, faktor
jaminan pembayaran, pedagang tidak mengharuskan ataupun memaksa penebas
untuk meminta persyaratan khusus seperti mutu, tingkat kekeringan, kebersihan,
dan sebagainya.
Faktor penarik hubungan antara penebas dengan pedagang adalah faktor
yang mempengaruhi penebas tetap bertahan untuk menjual ke pedagang. Faktor
penarik hubungan antara penebas dengan pedagang antara lain adalah sebagai
berikut: (Syafriatin, dkk., 2012)
1. Faktor Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR)
Setiap bulan Ramadhan, THR sangat ditunggu oleh penebas karena sifat
manusia adalah senang diberi. Adanya THR ini menyebabkan hubungan
pedagang dengan penebas menjadi sangat erat dan pedagang dipandang
sebagai orang yang baik hati sehingga penebas tetap menjual panenannya
kepada pedagang.
2. Faktor Pemberian Hutang
Adanya hubungan patron-client penebas yang menjual ke pedagang
menyebabkan penebas bisa meminjam uang ke pedagang apabila sewaktuwaktu memerlukan uang untuk modal. Pemberian hutang ini menyebabkan
penebas menjadi terikat dan merasa nyaman untuk selalu menjual hasil
panennya ke pedagang. Didalam pemberian hutang pedagang tidak
menentukan berapa maksimal uang yang akan di pinjam penebas serta tidak
menentukan berapa lamanya pengembalian hutang, pemberian hutang
berdasarkan berapa uang yang dibutuhkan penebas dan pengembalian sesuai
hasil dagangan penebas.
3. Faktor Modal
Modal merupakan hal yang sangat penting dalam berusaha baik bagi
penebas maupun pedagang. Modal merupakan tolak ukur kedudukan
seseorang di masyarakat serta merupakan salah satu faktor penentu
ketergantungan seseorang kepada orang lain. Pedagang memiliki kelebihan
ekonomi (modal) dibandingkan penebas. Dengan modal yang berlebih
pedagang bisa memberikan pinjaman berupa hutang ke penebas tanpa
bunga. Kelebihan modal dari pedagang merupakan faktor penarik bagi
penebas untuk tetap menjalin hubungan dengan pedagang sebagai patron
yang akan melindungi penebas sebagai clientnya.
4. Faktor Harga
Harga sangat mempengaruhi jumlah pendapatan penebas. Harga, baik
ditingkat penebas maupun pabrik sangat berfluktuatif.