Dalam suatu organisasi, manajemen diperlukan dalam segala bidang,
bentuk, serta kegiatan, dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen berasal dari kata “to manage” yang
artinya mengatur. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan
semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya (Kotler, 2005: 14). Manajemen adalah
pengarahan suatu usaha melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengendalian sumber-sumber tenaga manusia dan bahan, dijuruskan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Soebagio, 1999: 15). Berdasarkan definisi
manajemen tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu
perangkat dan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengendalian usaha baik dari pemimpin sampai anggota organisasi serta
penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, yang
umumnya secara intuitif sudah memahami apa yang dimaksudkan. Pengertian
risiko secara ilmiah sendiri sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain:
“Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan” (Herman Darmawi, 1990: 20); Risiko adalah kemungkinan hasil yang
diperoleh menyimpang dari yang diharapkan (Hanafi, 2006: 1). Dari pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa risiko adalah suatu ketidakpastian yang
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tidak diinginkan.
Risiko dapat menyebabkan masalah tetapi dapat juga mendatangkan peluang
yang menguntungkan bagi perusahaan maupun orang per orang dalam kehidupan
sehari-hari. Risiko tertentu sering kali dianalisis dan dikelola secara sadar, tetapi
ada kalanya risiko diabaikan sama sekali karena yang bersangkutan tidak
menyadari akibat yang akan terjadi. Risiko berkaitan dengan kemungkinan
kerugian, kemungkinan yang dimaksud adalah kerugian yang menimbulkan
masalah. Kerugian dapat diketahui kemungkinan terjadinya sehingga dapat
direncanakan di awal untuk mengatasinya. Risiko menjadi masalah penting jika
kerugian yang ditimbulkannya tidak diketahui secara pasti (Siahaan, 2007: 2),
artinya pengusaha berupaya untuk meminimalkan ketidakpastian agar kerugian
yang ditimbulkan dapat dihilangkan. Penanggulangan risiko tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara, pengelolaan berbagai cara penanggulangan risiko
inilah yang disebut dengan manajemen risiko.
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh
organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak
lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau konsekuensi risiko tertentu (Hanafi, 2006: 18). Implementasi
manajemen risiko diperlukan dalam semua aspek kehidupan manusia, atau
setidaknya meminimalkan risiko yang dapat terjadi.
Berikut ini beberapa definisi manajemen risiko organisasi: “Manajemen risiko
adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi,
untuk mengelola, memonitor dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap
risiko” (Hanafi, 2006: 26); “Manajemen risiko adalah suatu proses dengan metodemetode tertentu supaya suatu organisasi mempertimbangkan risiko yang dihadapi
setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi” (Siahaan, 2007: 22).
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan manajemen risiko
organisasi adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan
risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Manajemen risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir,
menyusun, memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi)
program penanggulangan risiko.