Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri (skripsi dan tesis)

Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku yang ditampilkan oleh setiap individu. Banyak kondisi dalam
kehidupan di usia remaja yang turut membentuk pola kepribadian
melalui pengaruhnya pada konsep diri seperti perubahan fisik maupun
psikologis pada masa remaja.
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri pada masa remaja,
menurut Syarif (2015: 126) yaitu:
1) Usia Kematangan. Remaja yang mengalami kematangan lebih awal
akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan baik.
2) Nama dan Julukan. Remaja peka dan merasa malu bila temanteman sekelompoknya menilai namanya buruk atau bila mereka
memberi nama julukan yang bernada cemooh.
3) Hubungan Keluarga. Seorang remaja yang mempunyai hubungan
yang erat dengan seseorang anggota keluarga yang
mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama.
4) Teman-teman Sebaya. Teman sebaya mempengaruhi pola
kepribadian remaja dalam dua cara, yaitu konsep diri remaja
merupatan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman
tentang dirinya, dan ia berada dalam tekanan untuk
mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
5) Kreativitas. Remaja yang semasa kanak-kanak di dorong agar
kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis,
mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang
memberi memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya.
6) Cita-cita. Bila remaja mempunyai cita-cita yang realistik tentang
kemampuannya akan lebih banyak mengalami keberhasilan. Ini
akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih
besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
Burns (Nuryoto, 1993: 54) menyebutkan bahwa secara garis besar
ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu:
1) Citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik, 2) bahasa,
yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi, 3) umpan
balik dari lingkungan, 4) identifikasi dengan model dan peran jenis yang
tepat, 5) pola asuh orang tua. Maka dengan adanya hal-hal tersebut,
individu akan memperoleh gambaran yang detail mengenai keadaan
dirinya dan diharapkan mampu merepresentasikan keadaan dirinya
sesuai dengan kemajuan yang sudah dipahami dalam setiap diri
individu. Seperti yang dijelaskan oleh Hartung & Subich (2011: 54),
Konsep diri merupakan representasi abstrak yang kemudian lahir dari
diri melalui pola pengalaman yang dipilih dan direfleksi oleh dirinya
sendiri secara berkelanjutan dan menjadi deskripsi mengenai keadaan
diri.