Berbicara masalah citra akan tergambarkan dalam benak kita gambaran mengenai penilaian terhadap sesuatu, yakni seseorang, sebuah barang atau jasa, sebuah instansi atau lembaga. Baik tidaknya gambaran tersebut tergantung dari pengalaman atau informasi yang sering kita dengar adalah hal-hal yang baik, maka positiflah pandangan kita terhadap sesuatu yaitu seseorang, barang atau jasa serta informasi atau lembaga. Sebaliknya bila pengalaman atau informasi yang diterima buruk, maka gambaran buruklah yang terbayang. Menurut Gronroos dalam Ahmadi (2013:5) “Citra perusahaan dibangun oleh kualitas teknikal yaitu apa yang pelanggan terima dari pengalaman sebelumnya dan kualitas fungsional yaitu bagaimana servis diberikan kepada pelanggan”. Sedangkan menurut Surachman S.A (2008:338) Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya berupa barang atau jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa citra merupakan hasil evaluasi didalam diri seseorang berdasarkan pengalaman terhadap rangsangan yang telah diolah, diorganisasikan dan didalam benak seseorang. Pada dasarnya pengertian citra ini bersifat abstrak (intangible), tetapi wujud citra dapat dirasakan dari penilaianpenilaian baik semacam tanda respek atau masa normal, dari publik disekelilingnya atau masyarakat luas.