Menurut Davidson (2007 dalam Ferrinadewi, 2008:177-178), terdapat 5 karakteristik yang mendorong terbentuknya komunitas merek, yaitu: 1. Brand Image Citra merek yang terdefinisi dengan baik akan membentuk komunitas merek. Majalah pada umunya memiliki kualitas ini karena tingginya tingkat persaingan dalam industri ini membuat para editor dan pemasarnya bekerja keras untuk menciptakan citra yang berbeda dibanding pesaingnya. Umumnya hal ini dilakukan dengan strategi komunikasi pada ceruk pasar yang ada. 2. Aspek hedonisme Komunitas merek umumnya lebih cepat terbentuk pada produk yang kaya akan kualitas daya ekspresi, pengalaman dan hedonis. Majalah memiliki ketiga kualitas tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kemampuannya untuk membangun respon-respon kognitif dan emosional pembacanya melalui kualitas cetakan dan sifat dari isi majalah itu sendiri. 3. Sejarah Merek yang memiliki sejarah hidup yang panjang akan lebih memungkinkan terciptanya komunitas merek secara alamiah. Beberapa majalah telah membuktikan seperti national geographic yang terbit sejak tahun 1888 atau majalah Time yang terbit tahun 1923. 4. Konsumsi public Meskipun majalah merupakan produk yang sifatnya untuk pembaca individual namun produk ini bersifat sosial dan dapat bertindak sebagai katalis untuk diskusi diantara konsumennya. Sifat konsumen yang saling berbagai apresiasi dengan sesamanya membuat kesempatan produk ini akan menciptakan komunitas merek. Dapat dikatakan bahwa produk-produk yang dikonsumsi secara publik mampu menciptakan komunitas mereknya. 5. Persaingan yang tinggi Industri majalah menghadapi persaingan yang sangat tinggi bahkan di New Zealand sudah terdapat 5500 merek majalah. Tingginya persaingan ini mendorong pembaca setianya untuk bersatu dan membentuk komunitas terhadap merek yang disukainya.