Teori Komunikasi Identitas (skripsi dan tesis)

Teori – teori yang yang berfokus pada pelaku komunikasi akan
selalu membawa identitas diri ke sejumlah tingkatan, teori identitas
berada dalam lingkup budaya yang luas dan manusia berbeda dalam
menguraikan diri mereka sendiri. (Littlejohn, 2012 : 130).
Menurut Micheal Hecth dan koleganya, teori komunikasi tentang
identitas tergabunglah ketiga konteks budaya berikut, individu,
komunal dan publik. Menurut teori tersebut, identitas merupakan
penghubung utama antara individu dan masyarakat serta komunikasi
merupakan mata rantai yang memperbolehkan hubungan ini terjadi.
Identitas adalah kode yang mendefinisikan keanggotaan dalam
komunitas yang beragam. Kode terdiri dari simbol – simbol seperti
bentuk pakaian dan kepemilikan, dan kata – kata seperti deskripsi diri
atau benda yang biasanya dikatakan dan makna yang menghubungkan
dengan orang lain terhadap benda – benda tersebut. (Littlejohn, 2012 :
131)
Komunikasi merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga
mengubah mekanisme. Identitas diri, baik dalam pandangan diri sendiri
maupun orang lain, dibentuk ketika seseorang secara sosial berinteraksi
dengan orang lain dalam kehidupan sehari – hari. Seseorang
mendapatkan pandangan serta reaksi dari orang lain dalam interaksi
sosial dan sebaliknya, memperlihatkan rasa identitas dengan cara
mengekspresikan diri dan merespon orang lain. Subjective dimension
akan identitas merupakan perasaan diri pribadi sendiri, sedangkan
ascribed dimension adalah apa yang orang lain katakan tentang diri
seseorang. Dengan kata lain rasa identitas terdiri dari makna – makna
yang dipelajari dan didapatkan dari diri pribadi, makna – makna
tersebut diproyeksikan kepada orang lain kapan pun ketika
berkomunikasi, sesuatu proses yang menciptakan diri yang
digambarkan (Littlejohn, 2012 : 131)
Menurut Castell dalam bukunya the power of identity, menyatakan
pencarian identitas secara kolektif maupun individu merupakan the
fundamental source of meaning atau sumber paling dasar dari makna.
Castell memberikan beberapa poin untuk menggambarkan lebih
lengkap tentang aspek – aspek identitas, yakni sumber makna dan
pengalaman seseorang, proses konstruksi makna yang berdasarkan pada
seperangkat atribut kultural, serta makna yang terkait dengan
pengalaman visual ketika seseorang berada disuatu tempat sehingga
terbentuk gambaran visual (visual image) tempat tersebut. Dengan kata
lain identitas berfungsi untuk menata dan mengelola meaning (makna),
dimana erat terkait dengan proses internalisasi nilai – nilai, norma –
norma, tujuan dan idealisme. (Putranto, 2004 : 86 – 87)