Struktur Rancangan Penelitian dan Pengembangan (skripsi dan tesis)

          Sumardi (2003: 77) menjelaskan struktur  pengembangan yang dilakukan dalam rancangan penelitian pengembangan, yakni.

  1.     Perencanaan

        Pada bagian perencanaan ini ada beberapa langkah yang harus dilkaukan peneliti, yaitu: (a)  melakukan identifikasi, definisi, kompetensi, perumusan tujuan, urutan pembelajaran, dsb., (b) menetapkan kriteria keberhasilan dan jenis-jenis instrumen untuk menilai ketercapaian tujuan, (3) merancang kegiatan pengembangan produk dan uji coba yang meliputi bebeapa aspek lamanya waktu pelaksanaan, fasilitas yang diperlukan, estimasi biaya, dan penentuan subyek.

  1.      Eksplorasi

        Pada bagian ini ada dua aspek yang harus dijelaskan, yaitu (a) kajian literatur tentang produk yang akan dikembangkan dan kajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan terkait dengan produk, dan (b) kajian tentang situasi lapangan: kondisi kelas, lembaga, jumlah dan keadaan mahasiswa, sarana, serta praktek pembelajaran yang berlaku.

  1.     Pengembangan awal produk

        Pada bagian ini ada dua tahap yang akan dilakukan oleh seorang peneliti, yaitu: (a) perencanaan dalam membuat produk awal, sampai dihasilkan produk awal yg diinginkan, (b) mereview dan masukan dari pemakai produk perlu dilakukan oleh tim pengembang.

  1.      Validasi

        Dalam memvalidasi produk ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) aspek penampilan produk: keterbacaan teks, sistematika  materi, kemenarikan (tampilan gambar dan animasi), komposisi warna, kualitas narasi, (b) aspek implementabilitas: standar kompetensi, kejelasan petunjuk penggunaan, kemudahan memahami materi, keluasan, dan kedalaman materi, ketepatan urutan penyajian, interaktif, ketepatan evaluasi, (c) keberterimaan pemakai: Pemakai merasa ’nyaman’ dalam menggunakan.

  1.     Tahap Validasi & Revisi

Ada dua tahapvalidasi yang harus dilakukan seorang peneliti yaitu:

  1. Validasi Ahli (Expert Judgement) dan revisi

       Pada bagian ini, untuk memvalidasi hasil produk yang dihasilkan bisa dilakukan dengan cara mendapatkan persetujuan (konsensus) ahli atau pun melibatkan langsung para pakar dalam bidang terkait dengan produk yang dikembangkan, dalam pelaksanaan harus diperoleh konsensus: cakupan materi, tingkatan dan kedalaman,  kesesuaian media, jenis dan sistem evaluasi. Selanjutnya, barulah peneliti melakukan revisi berdasarkan masukan dari konsensus para ahli.

  1. Uji Lapangan (Field Testing)

Pada tahap uji lapangan ini, ada jenis uji yang akan dilakukan peneliti yaitu:

1)     Uji Lapangan Awal (Preliminary Field Testing) dan Revisi.

2)     Uji Lapangan Utama (Main Field Testing) dan Revisi.

3)     Uji Lapangan Operasional (Operasional Field Testing) dan Perbaikan Akhir.

       Selanjutnya,  Sugiyono  (2003:298) juga menjelaskan bahwa ada 10 langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan, yakni:

  1. Potensi dan Masalah

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian R/D ini adalah masalah yang ditimbulkan akibat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sehingga dikemukakanlah satu model, pola, atau system penangganan terpadu yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan harus ditunjukkan dengan data empirik.

  1. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut dan menentukan metode penelitian yang akan digunakan untuk penelitian sesuai masalah dan tujuan yang ingin dicapai.

  1. Desain produk

Pada tahap ini peneliti harus membuat rancangan kerja baru berdasarkan peniliaian terhadap  sistem kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Hasil  akhir dari kegiatan ini adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar dan bagan, sehingga dapat digunakan  sebagai pengangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk juga harus disertai mekanisme penggunaan dan cara kerja.

  1. Validasi desain

Pada tahap  validasi kegiatan yang dilakukan menilai apakah rancangan produk, dilihat dari system kerjanyanya lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan oleh beberap pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Validasi juga dapat dilakukan dalam forum diskusi.

  1. Perbaikan desain

Perbaikan desain dilakukan setelah setelah diketahui kelemahannya, dan diperbaiki langsung oleh peneliti.

  1. Uji coba produk

Ujicoba produk dilakukan setelah produk dibuat, kemudian dilakukan eksprimen, yaitu membandingkan efektifitas dan efesiensi sistem kerja lama disebut kelompok (kontrol)  dengan yang baru yang disebut kelompok (eksperiment). Eksprimen dapat dilkukan dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai system baru (before-after). Kelompok eksperiment  diberi perlakuan untuk sistem kerja baru, sedangkan kelompok kontrol menggunakan sistem kerja lama. Untuk membuktikan signifikan perbedaan sistem kerja lama dan baru , perlu diuji secara statistik dengan t-test berkorelasi (related).

  1. Revisi produk

Apabila system baru yang dilakukan belum mencapai apa yang diharapkan dalam penelitian, maka desain produk perlu direvisi.  Setelah direvisi perlu diujicobakan kembali pada kerja sesungguhnya. Selanjutnya dapat diproduksi.

  1. Ujicoba pemakaian

Menurut Sugiyono  (2003:310) pada tahap ini kegiatan yang dilakukan menerapkan system kerja baru dalam kondisi nyata.

  1. Revisi produk

Revisi produk dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.

  1. Pembuatan produk massal

Pembuatan produk massal dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.