Komitmen organisasional adalah keadaan psikologis
individu yang berhubungan dengan keyakinan, kepercayaan dan
penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilainilai
organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi,
serta keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota
organisasi (Akhsan & Utaminingsih, 2014). Pada umumnya,
orang yang memiliki rasa komitmen tinggi terhadap organisasi
akan melakukan yang terbaik untuk kemajuan organisasinya
melalui kinerjanya yang lebih baik daripada orang lain,
sehingga seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi
terhadap organisasi akan memiliki kinerja yang tinggi (Febrina,
2012) tanpa melakukan tindakan yang menyimpang
(Setyaningrum & Murtini, 2014).
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
komitmen organisasional memberikan pengaruh negatif
terhadap perilaku disfungsional audit (Aisyah dkk., 2014;
Basudewa & Merkusiwati, 2015; Nelaz, 2014; Paino dkk., 2011;
Srimindarti & Widati, 2015). Sementara itu, Mindarti &
Puspitasari (2014) menemukan bahwa komitmen organisasional
dapat memoderasi hubungan antara turnover intentions dan
kinerja auditor terhadap perilaku disfungsional.
Seorang auditor menunjukkan komitmen yang
dimilikinya dengan kerja yang gigih walaupun di bawah tekanan
sekalipun (Aisyah dkk., 2014). Meskipun auditor mengalami
stres kerja, dengan komitmen organisasional yang tinggi, hal
tersebut akan mendorong auditor tersebut untuk menghindari
perilaku disfungsional audit.