Ritter (1998) menyatakan bahwa Bank investasi mengambil keuntungan dengan memanfaatkan pengetahuan superior yang mereka miliki mengenai kondisi pasar. he investment banker’s monopsony power hypothesis dikembangkan oleh Baron (1982). Model Baron ini menjelaskan penjamin emisi (underwriter) dianggap mempunyai informasi mengenai kondisi pasar dan permintaan potensial dibandingkan dengan emiten, dan emiten tidak memiliki akses atas informasi. Baron (1982) membagi fungsi dari bank investasi menjadi tiga yaitu sebagai penjaminan emisi, pemberi saran, dan distribusi saham. Holmstrom dan Baron (1979) mengemukakan secara sistematis peran atau fungsi penjamin emisi dalam rangka proses IPO. Holmstrom dan Baron (1979) menyatakan bahwa: “Underpricing terjadi akibat adanya asimetri informasi yang muncul karena bank investasi memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh emiten atau karena bank investasi memperoleh informasi pribadi mengenai permintaan saham melalui kontrak sebelum penjualan dimulai dengan calon pembeli yang potensial.” 36 Bank investasi ketika mempunyai kesempatan paling besar dalam hal mendapatkan seluruh informasi perusahaan menyebabkan adanya perbedaan informasi yang dikenal dengan asimetri informasi dan memberikan insentif kepada penjamin emisi serta bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penjamin emisi. Teori di atas yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya underpricing dan menganggap bahwa asimetri informasi yang terjadi antara pihak-pihak yang bersangkutan dalam proses IPO yaitu seperti emiten atau perusahaan, investor, dan penjamin emisi merupakan penyebab dari terjadinya fenomena underpricing.