Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus segera memperhatikan faktor-faktor tersebut. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja yaitu (Djarwanto, 2001):
- a)Sifat umum atau tipe perusahaan
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat. Proporsi modal kerja dari total aktiva pada perusahaan jasa relatif kecil. Berbeda dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva lancer cukup besar dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang yang relatif rendah. Perusahaan industri memerlukan modal kerja yang cukup besar yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
- b)Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau membeli barang
Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai dengan barang-barang tersebut dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja.
- c)Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembelian barang dagangan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat pembelian kredit yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya jika pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan akan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar. Disamping itu modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang dagangan. Semakin lunak kredit yang diberikan kepada pelanggan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang.
- d)Tingkat perputaran persediaan
Semakin sering perputaran persediaan, maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang efisien diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien.
- e)Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Bila piutang terkumpul daln jangka waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah.
- f)Pengaruh business life cycle
Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan cenderung membeli barang dengan volume lebih banyak. Dengan memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar jumlah persediaan, tentu hal ini membutuhkan modal kerja yang lebih banyak.
- g)Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek.
Menurunnya nilai riil dibanding harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja. Bila risiko ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi hutang jangka pendek.
- h)Pengaruh musim
Banyak perusahaan dimana penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.
- i)Credit rating dari perusahaan
Jumlah kredit modal kerja dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas yang tergantung pada credit rating dari perusahaan, perputaran persediaan dan piutang serta kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembelian.
Dari beberapa faktor tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penentuan modal kerja yang efisien untuk meminimalkan biaya-biaya dalam proses operasional sehingga pada akhirnya perusahaan akan mampu meningkatkan profitabilitasnya.