Pengertian Person-Organization Fit (POF) (skripsi dan tesis)

Jika sebuah organisasi sedang menghadapi lingkungan yang dinamis serta membutuhkan pekerja yang siap mengubah tugas-tugas dan berpindah tim dengan mudah, maka yang penting adalah dengan melihat kecocokan kepribadian pekerja dengan budaya keseluruhan organisasi(Robbins & Judge, 2015). Schneider, Goldstein, dan Smith (1995) menyatakan bahwa menjadi bagian dari suatu organisasi merupakan sebuah kondisi yang menarik bagi individu, individu bertahan apabila organisasi memiliki kecocokan yang sesuai dengan individu dan berhenti apabila individu merasa tidak memiliki kecocokan dengan organisasi. Bentuk kesesuaian atau kecocokan ini biasa dinamakan person-organization fit (POF).
Istilah POF menggambarkan hubungan antara nilai-nilai individu dan organisasi, keselarasan tujuan dengan para pemimpin organisasi, preferensi individu atau kebutuhan dan sistem organisasi atau struktur, dan kepribadian individu dan iklim organisasi (Kristof, 1996; Kristof-Brown, Zimmerman, & Johnson, 2005). Dengan kata lain, POF adalah kesesuaian antara pola nilai-nilai organisasi dan pola nilai-nilai individu (O‟Reilly, dkk., 1991), dan menekankan sejauh mana seseorang dan organisasi memiliki karakteristik serupa dalam memenuhi kebutuhan masing-masing (Sekiguchi, 2004). Hal ini berarti POF merupakan suatu bentuk konsekuensi yang terjadi antara individu dan organisasi ketika; (1) setidaknya ada salah satu pihak (individu atau organisasi) yang dapat memenuhi kebutuhan pihak lain. (2) individu dan organisasi berbagi karakteristik yang sama, (3) atau keduanya (Kristof, 1996).
Sementara itu, O‟Reilly, dkk. (1991) menambahkan bahwa individu dan organisasi yang saling ketergantungan karena terdapat suatu kesesuaian (compatibility) antara satu dengan yang lain, sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berpengaruh terhadap organisasi dalam merekrut karyawan dan menentukan sikap karyawan dalam memilih dan melaksanakan pekerjaan tersebut. Dimensi POF menekankan pentingnya kesesuaian antara karyawan dan proses kerja dan pentingnya menciptakan identitas organisasi melalui pelembagaan nilai-nilai yang konsisten yang menembus budaya organisasi (Morley, 2007).
Banyak praktisi berpendapat bahwa POF adalah kunci untuk mempertahankan tenaga kerja yang fleksibel dan berkomitmen yang diperlukan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan pasar tenaga kerja yang ketat (Sekiguchi, 2004). Robbins dan Judge (2015) menambahkan pada dasarnya orang tertarik dan memilih masuk pada organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, dan mereka akan meninggalkan organisasi yang tidak cocok dengan kepribadiannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa POF merupakan suatu kecocokan yang dirasakan di antara para karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi yang dibuktikan dengan adanya kesesuaian nilai, tujuan, pemenuhan kebutuhan karyawan serta karakteristik antara budaya dengan kepribadian. Adanya kesesuaian nilai individu dengan nilai organisasi mampu berkontribusi positif, baik dalam perencanaan maupun dalam proses pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi yang merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi. Para peneliti menggunakan kesesuaian nilai-nilai sebagai operasional dari POF karena nilai-nilai sifatnya fundamental dan mempertahankan karakteristik dari individual dan organisasi (O‟Reilly, dkk., 1991) serta nilai-nilai meramalkan sejumlah outcomes individu yang meliputi kepuasan dan perilaku yang bertujuan (Meglino, Ravlin, dan Adkins, 1989).