Organizational Climate


Organizational Climate atau iklim organisasi adalah suatu konsep yang
mencerminkan suasana di dalam lingkungan organisasi yang dirasakan oleh
karyawan selama bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Iklim organisasi
mengacu pada aspek-aspek lingkungan yang secara sadar dirasakan oleh anggota di
dalam organisasi (Armstrong, 2003). Davis et al. (2001) mengemukakan bahwa
iklim organisasi menjadi ciri khas masing-masing organisasi yang terbentuk dari
budaya, tradisi, sikap kerja, dan hubungan antara karyawan serta organisasi yang
secara keseluruhan menciptakan iklim dalam organisasi.
Selain itu, James et al., (2008) menjelaskan iklim organisasi didefinisikan
sebagai makna psikologis bersama. Secara khusus, iklim organisasi merupakan
makna keseluruhan yang berasal dari kesatuan persepsi individu tentang lingkungan
kerja. Persepsi karyawan terhadap organisasi memegang peranan penting. Salah
satunya dengan terciptanya kualitas lingkungan kerja seperti, adanya keterbukaan
tujuan, proses internal, dan keterbukaan komunikasi. Selain itu, rasa hormat dan
empati terhadap sesama rekan kerja dan organisasi juga berkaitan dengan kualitas
lingkungan kerja (Dzever et al., 2015). Organisasi bisa menciptakan kondisi kerja
yang dinamis, menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan kondisi kerja yang
kaku, sibuk, dan lamban. kondisi kerja yang bermacam-macam tersebutlah yang
mencerminkan iklim organisasi. iklim organisasi sebagai pola lingkungan yang
berdampak pada tumbuhnya motivasi serta fokus terhadap persepsi yang masuk
akal, sehingga akan berpengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi
(Stringer, 2002).
Timpe (1993) berpendapat bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
iklim organisasi, yaitu:

  1. Pimpinan/Manajer
    Pada dasarnya setiap tindakan seorang pemimpin maupun manajer dapat
    berdampak pada iklim dengan cara yang berbeda. Tindakan tersebut seperti
    interaksi antara manajemen dan kelompok, perhatian terhadap masalah
    karyawan, gaya berkomunikasi, dan kebijakan yang ditetapkan.
  2. Tingkah Laku Karyawan
    Perilaku karyawan mempengaruhi lingkungan melalui kepribadiannya,
    terutama kebutuhan dan cara mereka memenuhi kebutuhan. Komunikasi
    karyawan memegang peranan penting dalam membentuk suatu iklim. Cara
    berkomunikasi menentukan berhasil atau tidaknya hubungan antar manusia di
    dalam organisasi.
  3. Tingkah laku kelompok kerja
    Kebanyakan orang membutuhkan hubungan persahabatan yang seringkali
    dipuaskan oleh kelompok-kelompok di dalam organisasi. Kelompok dalam
    organisasi dapat berkembang dengan dua cara, yaitu secara formal terutama
    dengan kelompok kerja dan secara informal sebagai kelompok persahabatan
    atau kesamaan minat.
  4. Faktor eksternal organisasi
    Banyak faktor diluar organisasi yang mempengaruhi iklim di dalam organisasi.
    Keadaan ekonomi merupakan faktor utama, misalnya tingkat inflasi yang
    tinggi. Tingkat inflasi tinggi membuat perusahaan mengalami tekanan untuk
    menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi yang setidaknya sesuai dengan
    tingkat inflasi. Disisi lain, ekonomi yang berkembang pesat dapat meningkatkan
    penjualan. Perkembangan tersebut memungkinkan setiap orang untuk mencari
    pekerjaan dan secara signifikan dapat meningkatkan keuntungan. Peningkatan
    tersebut dapat mengarah pada iklim yang lebih positif.