Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi
ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah delapan prinsip manajemen mutu yang
bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung
sesuai dengan fokus utama yaitu effective continual improvement, 8 prinsip
manajemen yang dimaksud adalah menurut Herjanto (2007: 235) :
1. Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem
semata-mata untuk memuaskan konsumen.
2. Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal
implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol
dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi
pada setiap elemen organisasi.
3. Keterlibatan semua orang : Semua elemen dalam organisasi terlibat dan
concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi
kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya
senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak
serta berkualitas, pada fungsinya sebagai office boy.
4. Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur
proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses
dipetakan melalui proses bisnis. Dengan demikian, pemborosan karena
proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang
tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process
itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan.
5. Pendekatan Sistem ke Manajemen : Implementasi sistem mengedepankan
pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar
menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual
improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan
memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan
melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah.
6. Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO
9001:2008.
7. Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap
keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan
data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak
dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008.
8. Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier
bukanlah „pembantu‟, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus
terjadi pola hubungan saling menguntungkan.
Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar
menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan
dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.