Persepsi Kualitas Penilaian (skripsi dan tesis)

tentang keunggulan atau kelebihan suatu produk akan membuat sebuah persepsi kualitas produk pada pikiran konsumen (Tsioutsou, 2006). 18 Akibatnya, konsumen akan mencari alternatif produk lain berdasarkan penilaian dari kualitas produk tersebut. Hal ini membuat persepsi kualitas menjadi salah satu alasan dalam keputusan pembelian konsumen. Diambil dari www.businessdictionary.com (diakses September 2017), persepsi kualitas (perceived quality) adalah opini atau pendapat dari konsumen tentang kemampuan sebuah produk (atau merek) dalam memenuhi harapannya. Persepsi kualitas didasarkan pada citra perusahaan, pengalaman yang dimiliki konsumen dengan produk lain dari perusahaan, serta pengaruh dari “pemimpin opini” terhadap konsumen. Menurut Zeithaml (1988) dan Aaker (1991), dikutip dari Listiana (2015), persepsi kualitas bukanlah kualitas yang sebenarnya dari produk, tetapi persepsi dari konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa terhadap alternatif-alternatif yang relevan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi kualitas yang dipersepsikan tidak bisa ditetapkan secara objektif, karena kualitas yang dipersepsikan ini merupakan persepsi-persepsi yang juga melibatkan apa yang penting bagi pelanggan. Persepsi kualitas akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk yang dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen, maka kita bisa memperkirakan jika persepsi kualitas konsumen negatif, maka produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas positif, maka produk akan disukai dan akan bertahan lama dipasar.