Matematika dianggap ilmu yang membutuhkan kecerdasan yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan yang sedang merasa kurang termotivasi dalam belajar Matematika. Padahal kalau diajarkan secara benar 35 yaitu menggunakan hal-hal yang konkret bagi siswa sekolah dasar, anggapan itu mungkin akan hilang. Hal ini seperti yang dikatakan bahwa “siswa sekolah dasar yang umumnya berusia 7-12 tahun di mana menurut Jean Piaget termasuk dalam tahap operasional konkret” (dalam Muchtar A Karim dkk, 1996: 20-21). Pada usia tersebut anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkret. Artinya siswa akan mengerti materi Matematika yang disampaikan guru apabila menggunakan benda-benda konkret. Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru harus bertindak efektif untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa dengan cara sebagai berikut.
a. “Pembelajaran Matematika di sekolah dasar akan lebih menarik perhatian siswa jika proses pembelajarannya sesuai dengan konteks siswa”. (Masykur, 2006: 58). Konteks siswa yang dimaksud adalah melalui pengalaman yang terjadi di lingkungan siswa seperti latar belakang fisik, keluarga, keadaan sosial, keadaan ekonomi dan budaya.
b. “Guru membantu dan mendorong siswa untuk mengembangkan pemikiran atau penalaran siswa sendiri” (Masykur, 2006: 59). Kemudian menghubungkannya dengan pemikiran orang lain dan disimpulkan sesuai dengan konteks pelajaran. Dan terakhir guru meminta siswa untuk merealisasikan gagasan siswa.
c. “Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman materi maupun kesulitan mengerjakan soal” (Masykur, 2006: 36 61). Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk kecil, pemberian model penyelesaian tugas, pemberitahuan kekeliruan, dan menjaga emosional siswa agar tidak frustasi.
d. “Menumbuhkan minat siswa dalam belajar Matematika” (Masykur, 2006: 70). Minat akan membantu siswa untuk menyenangi materi pelajaran Matematika. Tanpa minat, siswa akan malas untuk belajar. Menumbuhkan minat siswa akan terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode, ruang belajar, dan suasana belajar yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Penyampaian materi Matematika yang benar, diharapkan agar Matematika lebih menyenangkan, mengasyikkan, dinamis, dan humanis bagi siswa. Dengan tujuan agar siswa mampu memahami konsep Matematika, menggunakan penalaran dalam Matematika, memecahkan masalah dalam Matematika, mampu mengkomunikasikan gagasan Matematika, dan memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari