Pengaruh Konsep Diri terhadap Minat Belajar Matematika (skripsi dan tesis)

Frymeir (dalam Farida Rahim, 2008: 28-29) berpendapat bahwa konsep diri berkaitan dengan berguna atau tidaknya bagi diri siswa. Siswa akan berminat dengan Matematika jika Matematika dipandang berguna dan membantu meningkakan dirinya. Guru dapat melakukannya dengan cara menghubungkan bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu dan menjelaskan kegunaan Matematika di masa yang akan datang. 37 Ketika siswa mengalami kegagalan yang berulang-ulang, kemungkinan siswa akan merasa rendah diri dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran Matematika (Slameto, 2003:183). Jika siswa merasa masa lalunya gagal dalam Matematika, ia akan menilai dirinya kurang pula. Hal tersebut tentu akan membuat siswa merasa kurang senang terhadap pelajaran Matematika yang mengakibatkan kurang minat terhadap pelajaran Matematika. Konsep diri merupakan penilaian terhadap diri sendiri sebagai hasil interaksi dengan orang lain. Ketika anak mendapat dukungan dari orang tua untuk mengembangkan minat Matematikanya, anak akan menilai dirinya mampu dalam memahami materi dan mengerjakan soal Matematika. Dorongan dan pemenuhan kebutuhan anak diperlukan agar anak merasa bahwa orang lain memperdulikan dia.
Oleh karena itu, siswa harus memiliki konsep diri yang positif agar mampu mengembangkan minat terhadap pelajaran tertentu seperti minat terhadap pelajaran Matematika. Demikian pula dalam hal minat belajar Matematika dalam Standar kompetensi 2 yaitu memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah meliputi kompetensi dasar 2.3 menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kompetensi 2.4 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Siswa kelas IV yang memiliki konsep diri yang positif akan mampu mengembangkan minat terhadap materi KPK dan FPB tersebut dengan baik