Pengaruh Materialisme Terhadap Perilaku Keuangan (skripsi dan tesis)

Materialism dipandang sebagai kepentingan seseorang yang berorientasi pada kepemilikan barang duniawi. Kepemilikan barang diasumsikan sebagai pusat dalam kehidupan seseorang yang mungkin akan dapat menimbulkan perasaan puas dan tidak puas terhadap standar hidupnya (Belk, 1985 : 265-280). Pengaruh Materialisme pada perilaku keuangan diduga menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kesejahteraan psikologis individu, seperti menurunnya tingkat kepuasan hidup (Richins dan Dawson, 1992 dalam Burroughs dan Rindfleisch, 2002 : 348- 370), menurunnya tingkat kebahagiaan (Belk,1985 dalam Burroughs dalam Rindfleisch, 2002:348-370), serta meningkatnya tingkat depresi (Kasser dan Ryan, 1993 dalam Burroughs dan Rindfleisch, 2002: 348-370). Berbagai konsekuensi negatif tersebut tentunya tidak berkesesuaian dengan tujuan awal dari individu dalam mengejar materi yakni sebagai cara untuk menunjukkan keberhasilannya dalam hidup, mencari kebahagiaan dan meraih apa yang disebut sebagai “good life”. Materialisme juga memiliki pengertian dalam memenuhi kepuasaanya tersendiri terhadap barang-barang mewah disekitarnya.

Seseorang dengan sikap materialisme akan berpengaruh negatif terhadap perilaku pengelola keuangannya, artinya seseorang yang memiliki sifat materialistis lebih memilih menggunakan uangnya untuk berbelanja dari pada dikelola lebih baik untuk kepentingan masa depannya. Akibatnya orang-orang materialistis sering tampak kurang mampu mendalami makna kehidupan diluar materi, padahal kehidupan tiap pribadi tidak saja berkenaan dengan masalah materi saja.