Teori Struktur Modal (skripsi dan tesis)

Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan sesuai dengan arus dana dimasa datang dan tingkat pendapatan untuk mengkapitalisasi arus dana, sehingga perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para pemilik perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Tujuan dari teori ini adalah mengetahui pengaruh dari setiap struktur modal terhadap nilai perusahaan. Apabila berpengaruh, maka perusahaan harus mempertahankan struktur modalnya mendekati struktur modal yang optimal. Modal yang maksimal adalah modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan serta meminimalkan biaya demi efisiensi modal perusahaan. Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2008) menjelaskan beberapa pendekatan sebagai berikut:

1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach)

Pendekatan ini menjelaskan bahwa setiap investor memiliki perbedaan untuk mengalokasikan modal kerja yang dimiliki dalam kesetiap lini kegiatan. Pendekatan ini berasumsi bahwa rata-rata biaya modal akan bersifat tetap meskipun terdapat perubahan pada kewajiban perusahaan. Dengan demikian, biaya untuk hutang di anggap kostan dan hutang yang semakin besar menunjukkan peningkatan resiko perusahaan karena adanya kemungkinan tidak mampu melunasi kewajiban mereka. Artinya apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang ditetapkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat dari meningkatnya risiko perusahaan. Akibatnya biaya modal rata-rata terimbang akan berubah.

2. Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional diartikan sebagai perubahan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri). Dengan menggunakan pendekatan tradisional ini, perusahaan akan mencapai pada titik struktur modal yang optimal apabila struktur modal mampu memberikan biaya modal keseluruhan dengan nilai terendah dan memberikan harga saham dengan nilai yang tertinggi. Hal ini dikarenakan perubahan pada tingkat kapitalisasi perusahaan