Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) (skripsi dan tesis)

Kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja mereka selalu berubah-ubah. Untuk itulah, ada keperluan untuk mengukur semua keefektifannya. Salah satu metode yang banyak digunakan saat ini untuk mengevaluasi manajemen modal kerja perusahaan yang efektif adalah menggunakan pendekatan bahwa sasaran perusahaan dapat meminimalkan modal kerja yang rentan terhadap pembatas yaitu perusahaan memiliki modal kerja yang cukup untuk mendukung operasinya.

Menurut Keown (2010), modal kerja yang minimum dapat dicapai dengan menagih secara cepat kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan menurunkan pengeluaran tunai. Semua faktor ini dapat digabungkan ke dalam ukuran tunggal yang disebut siklus perubahan kas (Cash Conversion Cycle).  Sedangkan menurut Brigham dan Ehrhardt (2005) Cash Conversion Cycle adalah siklus di mana mereka membeli persediaan, menjual barang di kredit, dan kemudian mengumpulkan piutang.

Keown (2010) mengemukakan bahwa Cash Conversion Cycle (CCC) merupakan penjumlahan sederhana dari jumlah hari piutang (DSO) dan jumlah hari penjualan persediaan (DSI) dikurangi jumlah hari pembayaran yang belum diselesaikan (DPO), sebagaimana terlihat seperti berikut:

𝐶𝐶𝐶 = 𝐷𝑆𝑂 + 𝐷𝑆𝐼 – 𝐷𝑃𝑂

Dimana :

CCC    = Cash Conversion Cycle

DSO    = Days of Sales Outstanding

DSI      = Days of Sales in Inventory

DPO    = Days of Payable in Outstanding

Days of Sales Outstanding menurut  Brigham dan Houston (2011) adalah periode  penagihan  piutang rata-rata.  Days   Sales   Outstanding, digunakan   untuk menaksir   piutang usaha,  dan  dihitung  dengan  membagi  piutang  usaha dengan  rata-rata penjualan  harian  untuk  menentukan  jumlah  hari  penjualan  dalam  piutang usaha.  Jadi  Days   Sales   Outstanding  menunjukkan  jangka  waktu  rata-rata  yang harus    ditunggu    perusahaan    setelah    melakukan    penjualan    sebelum menerima  kas,  yang  merupakan  periode  penagihan  rata –rata.  Days   Sales   Outstanding  dinyatakan sebagai berikut :

Days of Sales in Inventory menurut Menurut Gitman (2009) adalah rata-rata jumlah hari penjualan dalam persediaan. Rasio   ini   mengukur   berapa   lama   yang dibutuhkan  oleh  perusahaan  untuk  merubah  persediaan  (termasuk  barang dalam  proses)  menjadi  penjualan.  Biasanya  tingkat  Days of Sales in Inventory yang  rendah mengindikasikan   kinerja   perusahaan   bagus,   begitu   juga   sebaliknya, sedangkan  tingkat  persediaan  yang  tinggi,  berarti  perusahaan  melakukan investasi  yang  cukup  berisiko,  karena  tingkat  persediaan  tergantung  pada  tingkat penjualan. Jika waktu yang dibutuhkan dalam merubah persediaan menjadi  penjualan,  maka  perusahaan  harus  mengeluarkan  biaya  untuk perawatan persediaan tersebut dan menimbulkan opportunity cost, dimana jumlah biaya tersebut seharusnya dapat diinvestasikan dalam bidang  yang lain. Days of Sales in Inventory dinyatakan sebagai berikut :

Days of Payable in Outstanding menurut Brigham dan Ehrhardt (2005) adalah rata-rata lama waktu antara pembelian bahan dan tenaga kerja Dengan pembayarannya. Salah  satu  cara  untuk  memperpendek  siklus  kas  adalah dengan memperpanjang  jangka  waktu  pembayaran  yang  seharusnya  dibayarkan oleh   perusahaan.   Dengan   begitu,   perusahaan   mempunyai   kesempatan untuk  menggunakan  dana  yang  seharusnya  dibayarkan  tersebut  untuk diinvestasikan kembali. :