Kesejahteraan Psikologis (skripsi dan tesis)

Bradburn menterjemahkan kesejahteraan psikologis berdasarkan

pada buku karangan Aristotetea yang berjudul “ Nicomacheon Ethics”

menjadi Happiness (kebahagiaan). Kebahagiaan berdasarkan pendapat

Bradburn berarti adanya keseimbangan efek positif dan negatif. Namun

pendapat ini ditentang oleh Waterman merujuk buku yang sama dengan

yang digunakan Bradburn dengan menterjemahkan menjadi usaha individu

untuk memberikan arti dan arah dalam kehidupannya.

Ryff mendefinisikan PWB sebagai hasil evaluasi atau penilaian

seseorang terhadap dirinya yang merupakan evaluasi atas pengalamanpengalaman

hidupnya. Evaluasi terhadap pengalaman dapat menyebabkan

seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang membuat kesejahteraan

psikologis menjadi rendah atau berusaha untuk memperbaiki keadaan

hidupnya agar sejahtera psikologisnya meningkat.

Robinson mendefinisikan PWB sebagai evaluasi terhadap bidangbidang

kehidupan tertentu (misalnya evaluasi terhadap kehidupan

keluarga, masyarakat) atau dengan kata lain seberapa baik seseorang dapat

menjalankan perannya dan dapat memberikan peramalan yang baik

terhadap well being (dalam Minna, 2011:17).

12

Ryff (1889) merumuskan Psychological well being yang

merupakan integrasi dan teori-teori perkembangan manusia, teori

psikologi klinis, dan konsepsi mengenai kesehatan mental.

Ryff mencoba untuk mengintegrasikan beberapa teori psikologi

yang dianggapnya berkaitan dengan konsep aktualisasi diri milik Abraham

Maslow, konsep kematangan yang diambil dari teori milik Allport, konsep

fully functioning milik Roger, dan konsep individu dari Jung (dalam Sari,

2006:13).

Berdasarkan teori Ryff (1889) mendefinisikan Psychological well

being sebagai sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif

terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan-keputusan

sendiri dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya.

Memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta

berusaha dan mengeksplorasi dirinya.

Psychological well being atau Kesejahteraan Psikologis Ryff

(1989) suatu keadaaan dimana individu mampu menerima dirinya apa

adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain,

memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol

lingkungan eksternal, memiliki arti hidup, serta mampu merealisasikan

potensi dirinya secara kontinyu.

Psychological well being atau kesejahteraan psikologis adalah

kondisi individu yang ditandai dengan perasaan bahagia, mempunyai

kepuasan hidup dan tidak ada gejala-gejala depresi (dalam Liputo, 2009).

Psychological well being yang selanjutnya disingkat dengan PWB

menjelaskan istilah psychological well being sebagai pencapaian penuh

dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat

menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan

hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi

pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus

berkembang secara personal. Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan

bahwa kesehatan yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik

saja. Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa

baik secara psikologis (psychological well). Ia menambahkan bahwa

psychological well being merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan

apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan seharihari

serta mengarah pada pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas

apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.

Psychological well being dapat ditandai dengan diperolehnya

kebahagiaan, kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff,

1995). Menurut Bradburn, dkk (dalam Ryff, 1989) kebahagiaan

(Happiness) merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan

tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia.

Ryff dan Keyes (1995) memberikan gambaran yang komprehensif

mengenai apa itu psychological well being dalam pendapatnya yang

tercantum dalam Ryff dan Keyes (1995) memandang psychological well

being berdasarkan sejauh mana seseorang individu memiliki tujiuan

hidupnya, apakah mereka menyadari potensi-potensi yang dimiliki,

kualitas hubungannya dengan orang lain, dan sejauh mana mereka

bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.

Berdasarkan pada pendapat beberapa tokoh di atas mengenai

kesejahteraan psikologis, maka dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan

psikologis adalah suatu keadaan dimana individu memiliki sikap yang

positif terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mampu mengevaluasi

pengalaman-pengalaman hidupnya