Beberapa dekade yang lalu, organisasi biasanya terfokus pada kepribadian dan bagaimana mencocokkan kepribadian seorang karyawan dengan pekerjaannya. Namun, beberapa tahun terakhir, perhatian mulai berkembang dengan mencoba mencocokkan karyawan tersebut tidak hanya berdasarkan kepribadiannya dengan pekerjaan, akan tetapi lebih luas terhadap organisasi.
Definisi Sumber Person-organization fit secara luas sebagai kesesuaian antara nilai-nilai organisasi dan nilai-nilai individu (Kristof, 1996; Netemeyer et al., 1999; Vancouver et al., 1994) Person-organization fit sebagai kesesuaian antara keyakinan dan nilai-nilai individu dengan budaya organisasi Handler (2004) Person-organization fit didasarkan pada asumsi keinginan individu untuk memelihara kesesuaian mereka dengan nilai-nilai organisasi Schneider, Goldstein, dan Smith, (1995) Person-organization fit diartikan sebagai kesesuaian nilai Chatman(1989) Person-organization fit diartikan sebagai kesesuaian antara kepribadian individu dengan karakteristik organisasi Bowen et al, (1991)
Menurut definisi Kristof-Brown etal., (2005:12), ada tiga komponen untuk person-organization fit yaitu ;
1) kesesuaian kepribadian karyawan dengan karakteristik organisasi
;2) kesesuaian tujuan antara karyawan dan organisasi ;dan
3) konsistensi antara nilai-nilai karyawan dan budaya organisasi. Westerman dan Cyr (2004:255) menggambarkan personorganization fit sebagai bangunan multidimensional yang terdiri dari tiga jenis yaitu: nilai-nilai, kepribadian, dan lingkungan kerja. Dalam person-organization fit, kesesuaian antara karyawan dengan organisasi sangat ditekankan (Barrick dan Stevens, 2005:937).
Ada dua bentuk personorganization fit (Muchinsky dan Monahan, 1987 dalam Kristof, 1996:21);
a. Supplementary fit yaitu terjadi jika seseorang „melengkapi, menarik dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lain” di dalam lingkungan.
b. Complementary fit yaitu terjadi jika karakteristik seseorang menciptakan lingkungan atau menambah sesuatu yang kurang dalam lingkungan tersebut. Berdasarkan asalnya, person-organization fit juga dapat dibedakan menjadi need-supplies dan demand-ablities. Perspektif need supplies perspective: person-organization fit terjadi jika organisasi mampu memuaskan kebutuhan, keinginan dan preferensi individu. Sebaliknya berdasarkan perspektif demand-abilities menyatakan bahwa kesesuaian itu terjadi jika individu dapat memenuhi permintaan organisasi, (Sugianto,Thoyib dan Noermijati, 2012:3).
Menurut Kristof (1996:24), person-organization fit dapat diartikan dalam empat konsep yaitu
1. Kesesuaian nilai adalah kesesuaian antara nilai instrinsik individu dengan organisasi (Chatman, 1989; Judge dan Bretz, 1992;.
Selanjutnya, Robbins (2008,160:162) menyatakan bahwa untuk menghubungkan kepribadian dan nilai seorang individu didasarkan pada kesesuaian antara karakteristik kepribadian individu dengan organisasi, dan dalam kesesuaian individu–organisasi, kesesuaian itu harus setarakan antara individu dengan organisasi serta dengan pekerjaan.
2. Kesesuaian tujuan adalah kesesuaian antara tujuan individu dengan organisasi dalam hal ini adalah pemimpin dan rekan sekerja. Menurut Pratapa (2009:43) organisasi memiliki tujuan tertentu,begitu pula orangorang yang ada dalam organisasi juga memiliki tujuan tertentu. Apabila tujuan organisasi dan tujuan individu saling bertentangan, kecil kemungkinannya tujuan-tujuan berbeda itu bisa tercapai. Kesesuaian tujuan yaitu suatu keadaan dimana tujuan individu sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Pemenuhan kebutuhan karyawan merupakan kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan karyawan dan kekuatan yang terdapat dalam lingkungan kerja dengan sistem dan struktur organisasi (Cable dan Judge,1994; Turban dan Keon, 1994). Lingkungan kerja yang dimaksud menurut Nitisemito (2002:55) adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sehari-hari, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, dan lain-lain.
4. Kesesuaian karakteristik kultur-kepribadian adalah kesesuaian antara kepribadian (non nilai) dari setiap individu dan iklim atau kultur organisasi (Bowen, Ledrof dan Nathan,1991). Maksud kultur atau budaya organisasi menurut Wirawan (2007:10) adalah norma, nilai, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen dan mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan definisi person-organiation fit, dapat disimpulkan sebagai kesesuaian nilai antara individu dengan organisasi juga karakteristik individu dengan organisasi. Karakter individu yang ada di Person-organiation fit juga diperhatikan dalam penempatan karyawan di suatu perusahaan, misalnya bila seorang karyawan akan dipindahkan dari kantor cabang ke kantor pusat, maka si karyawan tersebut akan dinilai karakternya. Apakah karakter karyawan tersebut dapat cocok dengan rekan sekerjanya nanti di kantor pusat. Hal ini diperlukan guna menghindari terjadinya lingkungan kerja yang tidak produktif dan untuk membuat lingkungan kantor lebih nyaman dalam bekerja.