Komitmen merek dapat didefinisikan sebagai tingkat keterikatan dan kesiapan konsumen terhadap merek pilihan yang mereka gunakan dan mereka beli ulang. Keller dan Lehmann (2006 : 745) menyatakan bahwa ekuitas pelanggan berdasarkan merek didasarkan pada keterikatan suatu merek dan citra asosiasinya. Keterikatan ini dapat diwakilkan melalui 4 ide yang menjadi dasar komitmen merek, yaitu : loyalitas merek, kepuasan merek, keterlibatan dalam kategori dan persepsi dari kinerja merek. Komitmen merek juga merupakan alat penelitian yang kompleks, fleksibel dan mudah digunakan, yang menggambarkan psikologis konsumen/klien dan merek, produk atau jasa. Ini membantu untuk memprediksi retensi serta potensi akuisisi di kalangan pengguna merek pesaing.
Komitmen merek menawarkan lebih dari pandangan konsumen. Komitmen merangkum seluruh sikap merek membandingkan indeks komitmen dan benchmark, konsumen dapat dengan mudah melihat tingkat kinerja merek di kategori tertentu atau pasar tertentu atau kelompok sasaran. Pengalaman besar dalam analisis perilaku konsumen memberikan kita kesempatan untuk mendefinisikan elemen citra merek. Dalam model komitmen merek profil persepsi ditentukan oleh posisi pasar, modernitas, simpati, popularitas, kualitas, nilai uang, rasa atau perasaan dan atribut lingkungan. Analisis ini memberikan perbedaan profil persepsi merek yang kompetitif serta perbedaan persepsi di antara profil individu. Komitmen merek justru mengungkapkan bagaimana pelanggan memandang merek dan bagaimana berbagai kelompok sasaran bisa ditangani dalam komitmen merek. Komitmen merek membantu untuk membuat iklan yang lebih efisien dan meningkatkan laba atas investasi pemasaran.
Terdapat 36 lima perspektif yang berbeda dalam pemasaran melihat bagaimana komitmen merek sebagai bagian dari keterlibatan, loyalitas, indikator dari loyalitas itu sendiri atau hal yang memperngaruhi loyalitas, variabel independen dan sebagai ide dasar Avichai (2010). Perspektif pertama Avichai (2010) mengemukakan komitmen merek merupakan bagian dari empat karateristik : keterlibatan, diferensiasi, keakraban, komitmen, dan kepentingan. Lancey (2007) mengukur komitmen dengan menerapkan ukuran yang sama yang terdapat didalam keterlibatan merek dan memilih pertanyaan-pertanyaan yang lebih berkaitan dengan : tingkat kepentinga, kepedulian, usaha yang layak dan pertanyaan langsung merujuk pada komitmen. Perspektif kedua dalam literatur pemasaran menggunakan komitmen sebagai indikator loyalitas. Avichai (2010) menggunakan tiga item untuk mengukur komitmen: 1. Jika merek yang saya inginkan tidak tersedia di toko, itu akan membuat sedikit perbedaan/ kesulitan untuk saya jika saya harus memilih merek lain. 2. Saya bisa melihat diri saya setia terhadap suatu merek tertentu. 3. Saya akan lebih mungkin membeli merek yang dijual dari pada memilih merek lainnya. Aspek ketiga dari komitmen dianggap komitmen sebagai variabel dependen dalam loyalitas merek. Avichai (2010) mengemukakan bahwa kepuasan dan komitmen adalah indikator loyalitas merek. Kepuasan pelanggan diukur sebagai kesesuaian antara nilai yang diharapkan dan dirasakan dan pertanyaan dari persepsi nilai, skala digunakan untuk mengukur komitmen merek dan loyalitas pelanggan diukur dengan sembilan item diadaptasi dari Morgan dan Hunt (1994). Perspektif keempat menunjukkan bahwa komitmen merupakan variabel independen. Seperti yang dikemukanan oleh Passiante (2006) bahwa komitmen yang mempengaruhi loyalitas merek, selian itu Fullerton (2005) lebih menjelaskan bahwa kepuasan lah yang mempengaruhi komitmen, advokasi dan niat beli konsumen didalam pangsa pasar. Sedikit berbeda dari penjelasan diatas, Lacey (2007) menyatankan bahwa ekonomi, sosial dan sumber daya sebagai faktor utama penggerak kepercayaan dan komitmen dimana mempengaruhi suatu komitmen dalam niat beli konsumen dan pangsa pasar. Perspektif kelima dalam literatur pemasaran dikembangkan oleh Avichai (2010) bahwa model konversi yang didasarkan pada komitmen untuk agama dan mencoba untuk memprediksi tipe orang yang kemungkinan besar akan mengkonversi dari agama mereka yang lain.
Hofmeyr dan Rice (2000) menyatakan empat komponen utama dari skala komitmen yaitu:
a.) kepuasan kebutuhan
b.) keterlibatan dalam kategori
c.) ketertarikan pada alternatif
d.) intensitas terhadap dua hal yang bertentangan.
Empat komponen tersebut komitmen merek berarti luas bukan saja berarti bagaimana kesetiaan konsumen pada merek tersebut diukur. Untuk lebih memperjelas, diberikan empat pertanyaan yang masing-masing memiliki komponen dari skala komitmen yang telah mereka kembangkan, yaitu :
1. Kepuasan – “Bagaimana anda merasa puas dengan (hal apapun)?”;
2. Keterlibatan – “Apakah ini sesuatu yang anda sayangi?”;
3. Alternatif – “Apakah ada ( hal lain apapun ) yang menarik bagi anda?”
4. Intensitas dua hal bertentangan -“Apa perbedaan, antara salah satu (hal apapun) dari yang lain?