Indikator – indikator Minat Beli


Terdapat beberapa indikator yang menjadi tolak ukur dalam minat beli.
Berikut adalah indikator – indikator pengukuran minat beli menurut
pendapat Shiffman dan Kanuk (2010 : 470-471), yaitu :
a. Ingin Mengetahui Produk
Dalam tahap ini, konsumen belum melakukan tindakan apapun. Akan
tetapi, konsumen memberikan respon awal terhadap promosi yang
diluncurkan oleh suatu merek. Muncul sedikit rasa ingin tahu, namun
belum ada tindakan apapun.
b. Tertarik Untuk Mencari Informasi Mengenai Produk
Rasa ingin tahu yang telah muncul sebelumnya kemudian berubah
menjadi ketertarikan untuk mencari informasi mengenai produk.
Pencarian informasi dilakukan oleh konsumen melalui berbagai media,
baik melalui media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti
majalah yang memuat iklan maupun advertorial yang membahas produk
yang bersangkutan. Sedangkan media elektronik seperti iklan elektronik,
website produk yang bersangkutan, baik dari berbagai sumber lainnya.
Selain melalui media, pencarian informasi mengenai produk juga dapat
melalui referensi lain yaitu dengan bertanya kepada teman, keluarga, dan
lingkungan sekitar konsumen.
c. Tertarik Untuk Mencoba
Setelah mendapatkan informasi yang lengkap mengenai produk
melalui berbagai referensi, konsumen kemudian dapat menilai apakah
produk tersebut sesuai dengan kebutuhan. Jika konsumen merasa ada
kecocokan dengan produk tersebut, maka akan muncul rasa ketertarikan
untuk mencoba.
d. Mempertimbangkan untuk Membeli
Rasa ketertarikan tersebut akan membuat konsumen berpikir apakah
ia benar – benar akan membeli produk tersebut. Apakah produk tersebut
dibutuhkan, dan apakah produk tersebut benar – benar sesuai dan cocok
untuk dirinya.
Menurut Ferdinand (dalam Veronika 2016:24) minat beli dapat
diidentifikasi melalui indikator – indikator sebagai berikut :
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
Prefrensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
preferensinya.
4) Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat – sifat positif dari produk
tersebut.
Menurut Winkel (dalam Arumni 2013:23) Faktor – faktor yang
mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu :
a) Minat secara intrisik, yaitu minat yang berdasarkan sesuatu dorongan
yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri tanpa ada
pengaruh dari luar, misalnya: sumber daya konsumen, pengetahuan,
sikap, dan gaya hidup.
b) Minat secara ekstrinsik, yaitu minat yang berdasarkan dorongan atau
pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, pendapat teman,
keluarga dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa dari pengertian diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa minat beli adalah suatu proses pembelajaran dan
proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi konsumen untuk
mendapatkan informasi secara lebih lengkap tentang produk tertentu lewat
kunjungan ke sumber produk tersebut sebelum bertindak melakukan
pembelian, atau sikap kecenderungan perilaku konsumen untuk membeli
produk yang dalam proses pembeliannya dari mencari informasi hingga
tindakan yang berhubungan dengan pembelian