Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang lancar (Sofyan Syafri Harahap, 2001:301). Menurut Sutrisno (2009)
ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur yaitu :
- Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aset lancar yang
dimiliki perusahaan dengan utang jangka pendek. Aset lancar disini meliputi
kas, piutang dagang, persediaan, dan aktiva lancar lainya. Sedangkan utang
jangka pendek meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank, utang gaji,
dan utang lainnya yang segera harus dibayar.
Rumus untuk menghitung current ratio yaitu :
πΆπ’πππππ‘ π ππ‘ππ = Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar - Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio antara aset lancar sesudah dikurangi persediaan
dengan utang lancar. Rasio ini menunjukan besarnya alat likuid yang paling
cepat yang bisa digunkan untuk melunasi utang lancar. Formulasi untuk
menghitung Quick Ratio adalah:
ππ’πππ π ππ‘ππ = Aktiva Lancar β Persediaan
Hutang Lancar - Cash Ratio
Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aset lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan utang lancar. Rasio ini akurat dalam
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
karena hanya memperhitungkan komponen aset lancar yang paling likuid.
Dengan demikian rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut :
πΆππ β π ππ‘ππ = Kas + Efek
Aktiva Lancar
Likuiditas lebih baik diukur dengan menggunakan rumus current ratio (CR)
dibandingkan dengan rumus rasio lainya, current ratio dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa rasio ini melibatkan inventory di dalamnya (Lisa dan Jogi,
2013). Menurut Kasmir (2012) likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah current
ratio. Rumus untuk menghitung likuiditas adalah sebagai berikut :
πΆπ’πππππ‘ π ππ‘ππ = Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar