Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka
harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan perusahaan dan
memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Studi-studi ini akan membantu
manajemen mengidentifikasikan berbagai kekurangan yang mereka miliki dan
kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya. Rasio
profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan
return on assets (ROA) .
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas dalam analisis keuangan.
Rasio ini paling sering disoroti karena mampu menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk
kemudian diproyeksikan di masa yang akan dating.Semakin tinggi nilai profit
yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang
tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat
memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham
yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Dhani dan Utama (2017)
tentang Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur modal dan Profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Informasi mengenai
profitabilitas perusahaan bisa digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan.
Semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Tetapi profitabilitas dapat tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan Pribadi (2018) tentang Pengaruh Struktur Aset,
Ukuran Perusahaan, Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Dagang Besar Yang Terdaftar di Perusahaan Bursa Efek Indonesia. Disimpulkan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Variabel
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena cara
menghitungnya dengan menggunakan ROA (Return On Assets) yang dimana cara
menghitungnya adalah dengan laba bersih dibagi dengan jumlah aset yang
hasilnya kurang stabil