Jenis-Jenis Pengukuran Rasio Profitabilitas


Beberapa perhitungan rasio profitabilitas menurut Agus Sartono (2012:123)
ada 5(lima) yaitu :
a. “Gross Profit Margin (marjin laba kotor),
b. Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih),
c. Return On Assets (ROA)/ROI
d. Return On Equity (ROE)
e. Earning Power.”
Berikut penjelasan dari kelima rasio profitabilitas yaitu:
a. Gross Profit Margin
Menurut Agus Sartono (2012:123) Gross Profit Margin dapat dihitung
menggunakan formula :
Gross Profit Margin=
Agus Sartono (21012:123)
Menurut Agus Sartono (2012:123) gross profit sangat dipengaruhi oleh harga
pokok penjualan ketika harga pokok penjualan naik maka gross profit margin akan
menurun dan begitupun sebaliknya.
Adapun Gross Profit Margin Menurut Martono dan Agus Harjito (2014:60)
mendefinisikan
“jika gross profit Margin adalah perbandingan penjualan bersih dikurangi
harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor
dengan penjualan bersih”.
Menurut Irham Fahmi (2015:80) gross profit margin adalah :
“Presentase dari sisa penjualan setelah sebuah perusahaan membayar
barangnya, juga disebut margin keuntungan kotor (gross profit margin)”.
b. Net Profit Margin
Menurut Agus Sartono (2012:123) Net profit Margin dapat dihitung
menggunakan formula :
Net Profit Margin =
Agus Sartono (2012:123)
Menurut Irham Fahmi (2015:81) Rasio net profit Margin disebut juga dengan
rasio pendapatan terhadap penjualan.
Menurut Martono dan Agus Harijito (2014:60) net profit margin adalah:
“Net Profit Margin merupakan ratio antara laba bersih yaitu penjualan
sesudah dan dikurangi seluruh expense termasuk pajak dibandingkan dengan
penjualan. maka Semakin tinggi net profit Margin, semakin baik operasi suatu
perusahaan”.
Menurut Agus Sartono (2012:123) mengenai gross profit margin yaitu:
“Apabila Gross profit margin selama suatu periode tidak berubah sedangkan
net profit marginnya mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya
meningkat relative lebih besar daripada peningkatan penjualan”.
c. Tingkat Pengembalian Aktiva (ROA= Return On Assets)
Menurut Agus Sartono (2012: 123) ROA atau ROI dapat dihitung dengan
menggunakan formula :
Return On Asset =
Agus Sartono (2012:123)
Menurut Kasmir (2015:201) ROA/ROI merupakan ratio yang menunjukan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Maka ROA juga
merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dengan mengelola
investasinya.
Kemudian menurut Agus Sartono (2012:123) yaitu :
“Return on investment atau return on assets menunjukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan”.
d. Tingkat Pengembalian Ekuitas ( ROE= Return on Equity)
Menurut Agus Sartono (2012:124) ROE dapat dihitung dengan menggunakan
formula
ROE =
Agus Sartono (2012:124)
Menurut Agus Sartono (2012:124 ROE yaitu :
“ROE yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh
besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka
rasio ini juga akan makin membesar”.
Menurut Agus Harjito dan Martono (2014:61) ROE yaitu :
“Return on equity sering disebut rentabilitas modals sendiri dimaksudkan
untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjajdi hak pemilik
modal sendiri”.
Adapun menurut Kasmir (2015:204) ROE sebagai berikut :
“Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri”.
e. Earning Power
Menurut Agus Sartono (2012:124) earning power dapat dihitung dengan
menggunakan formula :
Earning Power =
Agus Sartono (2012:124)
Menurut Agus Sartono (2012:125) mengemukakan bahwa:
“Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahan dalam
menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini juga menunjukan
pula tingkat efisiensi investasi yang Nampak pada tingkat perputaran aktiva.
Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka
earning power juga akan meningkat. Dua perusahaan mungkin akan
mempunyai earning power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net
profit margin keduanya berbeda”.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menggunakan ROA dalam menuntukan
profitabilitas Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti,
karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan
keuntungan. Semakin tinggi ROA maka semakin baik perusahaan dalam
memperoleh laba.