Menurut Kasmir (2016:156) ada beberapa jenis pengukuran leverage
yaitu :
- Debt to Asset Ratio
- Debt to Equity Ratio
- Time Interest Earned Ratio
- Fixed Charge Coverage
- Debt Service Coverage
Berikut penjelasan mengenai beberapa ratio leverage sebagai berikut: - Debt to Asset Ratio
Formula :
Debt to Assets Ratio = Total Utang
Total Asset
Debt to Assets Ratio menurut Kasmir (2016: 156) adalah rasio utang
yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total asset. Dengan kata lain, seberapa besar asset perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan asset. Rasio ini menunjukkan besarnya total
hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. - Debt to Equity Ratio
Formula :
Debt to Equity Ratio = Total Utang (debt)
Ekuitas (Equity)
Debt to Equity Ratio (DER) menurut Kasmir (2016: 156) merupakan
rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, perbandingan
antara seluruh hutang perusahaan baik hutang jangka panjang maupun
hutang jangka pendek dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan
atau dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan
semakin besar total utang terhadap total ekuitasnya. Debt to equity ratio
digunakan untuk mengukur total shareholders equity yang dimiliki
perusahaan.
Bagi bank atau kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan
justru semakin besar rasio akan semakin baik. - Time Interest Earned Ratio
Formula :
Time Interest Earned Ratio = Laba sebelum bunga dan pajak
Beban Bunga
Time interest earned ratio menurut Kasmir (2016: 156) adalah rasio
antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa
bunga, atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa
perusahaan mengalami kesulitan karena tidak mampu membayar bunga. - Fixed Charge Coverage
Formula :
Fixed Charge Coverage = EBIT+Bunga+Pembayaran Sewa
Bunga+Pembayaran Sewa
Fixed charge coverage ratio menurut Kasmir (2016: 156) merupakan
mengukur berapa besar keamampuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga,
angsuran pinjaman, dan, sewa. Karena tidak jarang perusahaan
menyewa aktivanya dari perusahaan lising dan harus membayar
angsuran tertentu. - Debt service coverage
Formula :
Debt service coverage = Laba sebelum bunga dan pajak
Bunga+Sewa+ Angsuran Pokok Pinjaman
(1-tarif pajak)
Debt service coverage menurut Kasmir (2016: 156) merupakan
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk
angsuran pokok pinjaman. Jadi sama dengan leverage yang lain, hanya
dengan memasukan angsuran pokok pinjaman.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis menggunakan debt to Asset ratio
dalam menentukan leverage yang digunakan oleh perbankan, karena bagi bank atau
kreditur biasanya memilih debt to asset ratio yang rendah karena kondisi
perusahaan aman sehingga berpeluang lebih tinggi tidak akan bangkrut. Semakin
meningkatknya DAR, maka semakin meningkatnya juga asset yang dibiayai hutang
dan meningkat juga resiko keuangannya sehingga kreditur lebih menyukai apabila
nilai DAR rendah. Tingkat rasio yang rendah berati kondisi perusahaan semakin
aman dan utang yang dihitung dalam hal ini adalah semua utang perusahaan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi, jika tingkat rasio ini semakin tinggi
maka jaminan berupa aset yang ada dan uang yang diberikan oleh kreditur dalam
jangka panjang semakin terjamin.