Teori Balanced Scorecard


Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan
sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada perspektif
keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan. Menurut
Kaplan dan Norton (2000:111), menyimpulkan bahwa hasil studinya tersebut
untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komprehensif
yang mencakup empat perspektif yaitu perspektif keuangan,
pelanggan/konsumen, proses internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard.
Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan
untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan
balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk mengukur kinerja
seseorang diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non
keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern (Mulyadi,
2005:11). Balanced scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria
(Lubis dan Sutopo, 2003:18) yaitu:
Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing
perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut
(performance driver)

  1. Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan
    sebab akibat (cause and effect relationship).
  2. Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan
    kualitas, pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan
    harus berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.
    Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen
    baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang
    dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan
    Norton, 2000:122) adalah:
    a. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan untuk menentukan
    ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi
    adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa
    datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi
    untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini
    kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran
    pencapaiannya.
    b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
    balanced scorecard. Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada
    tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang
    menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan
    untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
    c. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif
    rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana
    bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced Scrorecard sebagai dasar
    untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih
    penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka
    panjang perusahaan secara menyeluruh.
    d. Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis Proses keempat ini
    akan memberikan strategis learning kepada perusahaan. Dengan Balanced
    Scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan melakukan
    monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka
    pendek