Faktor pendorong dan penghambat Dalam Meningkatkan DisiplinKerja


Faktor pendorong dan penghambat faktor pendorong dan penghambat
dalam menegakan dan meningkatkan disiplin kerja adakalanya akan selalu
ada dalam setiap upayanya Menurut Dolet Unaradjan (2018:181) menyatakan
bahwa : “disiplin adalah usaha mencegah terjadinya pelanggaran –
pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama dalam
melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada seseorang atau
kelompok dapat dihindari”. faktor pendorong dan penghambat – faktor
pendorong dan penghambat disiplin kerja adalah:

  1. Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh
    kepada atasan atau pimpinan.
  2. Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.
  3. Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat. yang dapat menghambat
    proses pekerjaan suatu karyawan ataupun pegawai sehingga pekerjaan yang
    menjadi kewajibannya pun tidak dapat diselesaikan secara maksimal atau
    kurang maksimal dalam proses pengerjaannya,
  4. Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat. mental dan fisik menjadi hal
    yang cukup kuat dalam mempengaruhi terciptanya disiplin kerja sebab
    keduanya berada pada badan tiap insan manusia.
  5. Sikap perfeksionis. sikap perfeksionis yang dimiliki seorang pegawai dapat
    dibilang menjadi salahsatu faktor pendorong dan penghambat dalam upaya
    peningkatan disiplin kerja karena pegawai bisa saja menganggap bahwa opini
    dirinyalah yang paing benar dan tidak bergantung dnegan peraturan yang ada.
  6. Perasaan rendah diri atau inferior.
  7. Perasaan takut dan kuatir.
  8. Perasaan tidak mampu.
  9. Kecemasan.
  10. Suara hati dan rasa bersalah yang keliru.
  11. Kelekatan-kelekatan yang tidak teratu
    Sedangkan menurut Steers, Harris, dan Nitisemitom (Fitria, 2015)
    mengatakan bahwa faktor pendorong dan penghambat dalam upaya
    peningkatan disiplin kerja itu terjadi karena 2 faktor, yakni faktor internal dan
    faktor eksternal.
    a. Faktor Internal atau Faktor Dari Diri dalam Individu
  12. Kepribadian
    Merupakan cara pandang masing-masing individu dalam
    menyikapi segala sesuatu hal mengenai disiplin kerja, baik
    secara peraturan tertulis, teguran dan lain lain. kepribadian
    adalah suatu kondisi yang dimiliki oleh tiap individi
    pegawai yang tentunya berbda-beda. Kepribadian ini yang
    akan mempengaruhi frekuensi kehadiran dan ketaatan
    pegawai dalam menjalankan pekerjaan, termasuk dalam
    ketepatan jam kerja, kepatuhan peraturan yang berlaku.
  13. Semangat Kerja
    Semangat kerja yang tinggi akan membentuk disiplin kerja,
    tugas-tugas pegawai akan terlaksana dengan baik dan
    selesai dengan waktu yang ditentukan. Adanya semangat
    kerja akan membangun disiplin kerja yang nmeningkat,
    semakin semangat maka semakin tinggi pula tingkat
    kedisiplinannya. Namun apabila semangat kerja melemah
    atau rendah akan berpengaruh burukmterhadap disiplin
    kerja, sebab pasti banyak hal yang terhambat dari
    melemahnya semangat kerja, seperti pekerjaan yang tidak
    selesai di waktu yang sudah ditentukan.
    b, Faktor Di luar Individu atau Eksternal
  14. Kepuasan kerja ekstrinsik
    Kepuasan kerja ekstrinsik akan timbul ketika individu
    memiliki dorongan atau semangat serta motivasi lain dari
    luar yang akan mendorong pegawai untuk lebih
    bersemangat untuk melakukan pekrjaan yang sesuai dengan
    kewajubannya, hal tersebut bisa berupa gaji atau upah yang
    didapatkan selama bekerja. Jika upah atau gaji yang
    diterima tidak sesuai bisa saja kan
    mempengaruhinsemangat kerja dan cara kerja pegawai
    yang semakin hari akan semakin melemah menurun,
    dengan begitu kedisiplinan dalam pelaksanaan pekerjaan
    juga akan terganggu.
  15. Lingkungan kerja
    Lingkungan kerja yang harmonis akan membuat
    peningkatan disiplin kerja menjadi lebih mudah, namun
    dengan sebaliknya, ketika lingkungan tidak harmonis maka
    hal yang terjadi pun akan dilakukan dengan malas malas
    sehingga menghambat peningkatan disiplin kerja.
  16. Kepemimpinan
    Keteladanan, ketegasan dan segala sifat pemimpin sangat
    berpengaruh terhadap perilaku pegawai dalam menjalankan
    disiplin kerja, maka dari itu pemimpin dituntut untuk
    memberi contoh yang baik bagi para pegawainya, termasuk
    dalam urusan peraturan didiplin kerja yang harus
    dijalankan.