Menurut Subramanyam dan Wild (2010:131-132), terdapat tiga jenis strategi manajemen laba, yaitu sebagai berikut:
- Meningkatkan Laba
Meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Cara ini juga memungkinkan peningkatan laba selama beberapa periode. Pada skenario peningkatan laba, akrual pembalik lebih kecil dibandingkan akrual kini, sehingga dapat meningkatkan laba. Perusahaan melaporkan laba yang lebih tinggi berdasarkan manajemen laba yang agresif sepanjang periode waktu yang panjang. Selain itu, perusahaan dapat melakukan manajemen laba untuk meningkatkan laba selama beberapa tahun dan membalik akrual sekaligus pada satu saat pembebanan.
- Big Bath Strategy
Strategi big bath dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin dalam satu periode. Periode yang dipilih sebaai target penghapusan biasanya adalah periode dengan kinerja yang buruk (seringkali pada masa resesi dimana perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi big bath juga sering kali dilakukan setelah peneraan strategi peningkatan laba pada periode sebelumnya. Oleh karena sifat big bath yang tidak biasa dan tidak dapat diulang lagi, sehingga pemakai cenderung tidak memperlihatkan dampak keuangannya. Hal ini memberikan kesempatan untuk menghapus semua dosa masa lalu dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan laba di masa depan.
- Perataan Laba
Perataan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Pada strategi ini, manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba juga mencakup tindakan untuk tidak melaporkan bagian laba pada periode baik dengan cara menciptakan cadangan atau “bank” laba dan kemudian melaporkan laba ini saat periode buruk.