Definisi Inflasi (skripsi tesis)

 

Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama dan terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama.

Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai hampir di semua negara-negara di dunia.

Pengertian inflasi dapat dibagi dua, yaitu:

  • Pengertian inflasi dalam arti sempit atau relatif didefinisikan sebagai suatu periode dimana kekuatan membeli kesatuan moneter menurun, atau terjadi kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa (secara umum) secara terus menerus. Jika kenaikan harga barang dan jasa hanya ada satu mecam, tidak dapat dikatakan telah terjadi inflasi, begitu juga kenaikan barang dan jasa yang bersifat kejutan (musiman/sekali waktu) seperti pada hari-hari khusus seperti Idul Fitri atau Natal (Kusnadi, 1996: 276).
  • Pengertian inflasi dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu kenaikan relatif dan sekonyong-konyong yang disproporsional besar dalam tingkat harga umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito (deposit currency) dalam peredaran banyak dibandingkan dengan jumlah barang-barang atau jasa-jasa yang ditawarkan, atau bila hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional, terdapat adanya gejala yang meluas untuk menukar uang dengan barang-barang. Suatu kenaikan normal dalam tingkat harga setelah suatu periode depresi, umumnya tidak dianggap sebagai keadaan inflasi (Winardi, 1995: 235).

Ada dua teori yang membahas tentang inflasi, yaitu:

  • Teori Kuantitas

Teori ini dikenal sebagai teori kaum monetaris (monetarist models) yang menekankan kepada peranan jumlah uang yang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.

  • Teori Struktural

Teori ini mengatakan bahwa inflasi bukan semata-mata dikarenakan fenomena moneter, tetapi juga oleh fenomena struktural. Hal ini terjadi umumnya di negara-negara yang sedang berkembang, yang umumnya masih bercorak negara agraris, ataupun mengenai hal yang berhubungan dengan luar negeri, misalnya lerm of fraoe, utang luar negeri dan kurs valuta asing dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik. Tiga hal yang terjadi dari adanya kesenjangan atau kendalan struktural (structural battleneck) dalam perekonomian Negara berkembang (Atmaja, 1999: 54-67), yaitu:

  1. Supply dari sektor pertanian (pangan) yang tidak elastis. Hal ini karena pengelolaan sektor pertanian yang masih menggunakan metode dan teknologi yang sederhana, sehingga supply tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaannya.
  2. Cadangan valuta asing yang terbatas (kecil) dari akibat pendapatan ekspor yang lebih kecil daripada pembiayaan impornya. Keterbatasan cadangan valuta asing mengakibatkan kemampuan impor terbatas pula, sehingga laju pembangunan menjadi lambat. Ditambah dengan adanya demonstration effect yang menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat, hal ini sering mengakibatkan pertumbuhan supply sering kali tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan permintaan.
  3. Pengeluaran pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor penerimaan rutin yang terbatas, yang tidak cukup membiayai pembangunan sehingga terjadi defisit yang mengakibatkan dibutuhkannya pinjaman luar negeri atau pada umumnya dengan pencetakan uang.