Banyak hal yang dapat memotivasi seorang manajer untuk melakukan praktik manajemen laba, antara lain yaitu (Sastradipraja, 2010:34):
- Meningkatkan Kompensasi Manajer yang Terkait Dengan Laba yang Dilaporkan
Banyak perjanjian kompensasi manajer yang menggunakan angka laba akuntansi, misalnya perjanjian kompensasi manajer yang mencakup bonus berdasarkan laba akuntansi. Perjanjian bonus untuk manajer biasanya memiliki rentang tertentu, artinya manajer tidak mendapat bonus jika laba lebih rendah dari batas bawah atau jika laba lebih tinggi dari batas atas. Perjanjian bonus tersebut dapat memotivasi manajer untuk meningkatkan atau menurunkan laba sesuai keinginannya agar berada diantara rentng atas dan bawah perjanjian bonus yang telah disepakati.
- Debt Contract
Ketika manajer dengan atas nama perusahaan terikat kontrak hutang, jangka panjang, mereka akan terikat pada perjanjian yang melindungi sang pemberi pinjaman dari aksi manajer yang tidak sesuai dengan kepentingan sang pemberi pinjaman, seperti dividen yang berlebiham, pinjaman tambahan, atau membiarkan modal kerja atau laporan ekuitas jatuh di bawah tingkat yang ditetapkan. Pelanggaran perjanjian oleh manajer saat mengelola perusahaan dapat mengakibatkan biaya tinggi sehingga manajer diharapkan agar berusaha menghindarinya. Kontrak hutang membatasi kebebasan aksi manajer dalam mengoperasikan perusahaan. Oleh karena itu manajemen laba dapat muncul sebagai alat untuk mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian kontrak.
- Dampak Harga Saham
Manajer berupaya untuk memberikan sinyal positif ke pasar dengan cara meningkatkan laba. Hal ini umumnya dilakukan berkaitan dengan adanya satu kejadian tertentu, seperti merger atau penawaran saham perdana (IPO).
- Insentif Lainnya
Manajer seringkali menurunkan laba untuk menghindari biaya politik oleh pemerintah, misalnya penelitian pemerintah terhadap perusahaan mengenai ketaatan undang-undang anti monopoli. Perusahaan juga seringkali menurunkan laba untuk mengelak permintaan serikat pekerja dan perubahan manajemen.
Tabel 2.1 Kondisi dan Faktor Pendorong Manajemen Laba
No. | Kondisi | Faktor Pendorong |
1. | Laba rendah | Mencegah terjadinya penurunan harga saham |
2. | Persiapan penawaran saham perdana | Memperoleh harga saham optimal |
3. | Laba diluar retang perjanjian bonus | Keinginan untuk selalu memperoleh bonus |
4. | Tekanan Politis Pemerintah | Menurunkan biaya politik |
5. | Debt covenant | Menghindari penalty |
6. | Laba di luar garis trend | Menghindari respon negatif pasar |
7. | Volatility laba | Income Smoothing |
8. | Penggantian top management | Take a bath |
9. | Kerugian besar di masa lalu | Reversing of accruals |
Sumber: Badruzzaman (2010)