Hubungan antara Efikasi Diri Bekerja dan Ketidakamanan Bekerja pada Karyawan Kontrak (skripsi dan tesis)

Karyawan kontrak merupakan karyawan yang diberikan pekerjaan
dengan rentang waktu tertentu berdasarkan kontrak dari masing-masing
instansi. Karyawan kontrak biasanya dapat di berhentikan sewaktu-waktu
ketika perusahaan tidak membutuhkan tenaga tambahan lagi, tetapi ada
juga karyawan kontrak yang diangkat untuk menjadi karyawan tetap
berdasarkan syarat dan ketentuan oleh perusahaan. Karyawan kontrak
cenderung memiliki sedikit hak dan cenderung tidak aman dalam hal
kepastian lapangan pekerjaan. ketidakamanan kerja adalah kondisi
psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau
merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah,
makin banyaknya jenis pekerjaan dengan durasi watu yang sementara atau
tidak permanen menyebabkan semakin banyaknya karyawan yang
mengalami ketidakamanan kerja, sedangkan efikasi diri dalam bekerja di
definisikan sebagai keyakinan individu mengenai kemampuan dan
kompetensinya dalam menampilkan unjuk kerja yang baik pada berbagai
pekerjaan dan situasi pekerjaan.
Menurut Burchel (dalam Setiawan, 2010) yang menyatakan
terdapat hubungan antara pekerjaan dan kondisi mental seseorang.
Seorang karyawan yang merasa khawatir akan kehilangan pekerjaannya
berhubungan dengan aspek-aspek efikasi diri dalam bekerja, seperti
seberapa besar usaha yang dilakukan, keyakinan diri, dan cara berfikir
seseorang. Karyawan yang memiliki efikasi kerja yang tinggi akan lebih
produktif sehingga memiliki usaha yang besar untuk mencapai target
pekerjaan yang diberikan, dan karyawan akan memikirkan stretegi ketika
menghadapi kesulitan sehingga karyawan kontrak akan terhindar dari rasa
ketakutan akan kehilangan pekerjaannya. Sebaliknya jika karyawan
kontrak memiliki tingkat produktivitas kerja yang rendah akan cepat
menyerah sehingga akan rentan merasakan kecemasan terhadap
kontinuitas pekerjaan yang akan berdampak terhadap tidak
terselesaikannya target kerja yang telah ditentukan perusahaan.
Seorang karyawan yang merasa khawatir akan kehilangan
pekerjaannya berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan diri yang
dimiliki oleh seorang karyawan dalam bekerja (Amalia, 2014). Karyawan
kontrak yang memiliki efikasi kerja yang tinggi, akan merasa yakin
terhadap kontinuitas dan progesivitas pekerjaan yang dilakukannya dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, dapat menghadapi ancaman dengan
keyakinan bahwa mereka mampu mengontrolnya dan percaya pada
kemampuan diri yang mereka miliki. Sedangkankan, karyawan kontrak
yang memiliki keyakinan diri yang rendah akan merasa tidak berdaya,
merasa cemas, dan keraguan terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Kebanyakan tindakan manusia bermula dari sesuatu yang
dipikirkan terlebih dahulu, individu yang memiliki efikasi yang tinggi
lebih senang membayangkan tentang kesuksesan, sebaliknya individu
yang memiliki efikasi diri yang rendah lebih banyak membayangkan
kegagalan dan hal-hal yang dapat menghambat tercapainya kesuksesan
(Bandura, 1995). Peran pola pikir sangat penting dalam menghadapi
permasalahan , individu dapat menjadi seorang yang optimis atau menjadi
pesimis. Karyawan kontrak yang memiliki efikasi kerja yang tinggi akan
berfikir positif untuk menghadapi situasi ketidakpastian serta menilai
kontrak kerja sebagai suatu tekanan untuk terus berusaha dalam bekerja,
karyawan yang memiliki pola pikir yang positif akan memiliki persepsi
diri yang baik juga, ketika karyawan kontrak memiliki persepsi yang
positif terhadap dirinya maka akan terhindar dari perasaan cemas,
ketakutan akan kehilangan status sosial, dan ketakutan akan kehilangan
pekerjannya. Sebaliknya, karyawan kontrak yang memiliki efikasi kerja
yang rendah akan berfokus pada kelemahan dirinya dan menilai kesulitan
yang akan muncul secara berlebihan.
Menurut Jacobson & Hartle (dalam Yunanti, 2014), karyawan
kontrak rentan mengalami ketidakamanan kerja karena bisa dikategorikan
sebagai pekerjaan yang memiliki ketidakpastian akan masa depan, karena
kelanjutan kerja karyawan kontrak ditentukan pada kontrak kerja yang
telah disepakati sebelumnya, sehingga menimbulkan rasa ketidakamanan
dalam bekerja tetapi Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan
mempersepsikan tuntutan lingkungan sebagai tekanan untuk lebih
berusaha (Bandura, 2010)