Pengertian Perilaku (skripsi dan tesis)

Perilaku adalah setiap kegiatan atau aktivitas yang bisa diobservasi. Dengan dimikian, bicara, tidur, denyut jantung, semua adalah perilaku dalam pengertian ahli psikologi. Oleh karena itu berkenaan dengan laporan seseorang mengenai gagasan atau perasaannya juga disebut perilaku. Perilaku yang terus dilakukan aktivitas yang dapat diobservasi, sedangkan psikologi adalah kajian tentang tingkah laku (Sobur, 2011). Terkait dengan perilaku berinvestasi, Durrand et al. (2008) menyatakan bahwa perilaku yang berkaitan dengan kepribadian investor di Australia berhubungan dengan perilaku perdagangan investor dan kinerja investasi. Individu yang lebih ektrovet, memiliki inovasi yang lebih tinggi terhadap investasi, dan kurang maskulin, mencapai kinerja investasi yang superior. Individu yang memiliki emosi negatif yang lebih tinggi, menyukai risiko, dan lebih terbuka terhadap pengalaman memilih investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Emosi negatif yagn lebih tinggi dan kesukaan terhadap risiko yang lebih tinggi berhubungan dengan meningkatnya perilaku perdagangan. De Bond (1998), Davidson dan Griffin (2003) menyatakan bahwa investor dapat dikategorikan berdasarkan psikologi individual masing-masing karena motivator dari pelaku manusia adalah kepribadian. Segala bentuk proses perubahan perilaku yang permanen dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman disebut belajar (Robbins, 2002). Proses belajar akan membantu beradaptasi manusia dengan lingkunganya mengenai perilaku. Perilaku yang diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi menguntungkan cenderung akan diulangi, dan perilaku yang diikuti oleh konsekuensikonsekuensi yang tidak menguntungkan cenderung untuk tidak diulangi. Konsekuensi dalam terminolgi ini mengarah pada sesuatu yagn dianggap orang menguntungkan seperti uang, pujian, promosi, dan senyuman. Pengalaman dalam berinvestasi menjadi proses pembelajaran, dimana investor yagn leboh berpengalaman akan belajar dari kesalahan masa lalu, menjadi lebih rasional dalam pengambilan keputusan investasi berikutnya. Investor yang berpengalaman memegang portfolio investasi dengan risiko rendah, dan berdagang dengan frekwensi yang lebih rendah, namun setelah melakukan kontrol terhadap pengalaman, ditemukan bahwa investor yang lebih tua memiliki kemampuan menyeleksi saham lebih buruk dan kemampuan diversifikasi yang lebih rendah, sehingga menyiratkan bahwa usia turut berpengaruh pada pengambilan ketputusan investasi (Korniotis dan Kumar, 2006).