Berdasarkan ke-7 informan yang diwawancarai, maka hampir diperoleh beberapa kesamaan alasan investor dalam berinvestasi dimana alasan ini umumnya mendorong mereka untuk investasi di pasar modal. Alasan-alasan investor dalam berinvestasi ini yang maknanya serupa akan dibuat dalam satu kategori, sehingga diperoleh beberap ketegori. Pengkategori ini sangat perlu karena digunakan sebagai langkah awal dalam membuat konstruksi tingkat berikutnya. Beberapa informan mengemukakan bahwa berbagai alasan mereka berinvestasi di pasar saham tidak terbatas pada satu alasan saja, tetap masing-masing mereka menjawab beberapa alasan berinvestasi. Dari hasil wawancara yang mendalam tersebut dan kemudian bila telah diperoleh data yang telah jenuh maka dianggap informan itu telah memberikan informasi yang absah untuk persoalan jenis pertanyaan tersebut. Berdasarkan jawaban informan atas pertanyaan apa alasan investor dalam penelitian ini berinvestasi di pasar modal, maka informan pertama, WR mengemukakan bahwa alasannya adalah karena ikut-ikutan dan lama-lama tertarik karena enak juga, antisipasi inflasi dan kalau di tabungan hasilnya rendah sekali, mendukung pendapatan dan kalau ditabungan bunganya rendah sekali seperti jawaban dia berikut ini: “Mendukung pendapatan…kalau invest di bank kan bungannya kecil, kalau ada investasi lain kenapa tidak ikut. Dan hal ini tertarik bagi saya karena pertama coba-coba setelah dapat informasi dari teman…eh ternyata enak dan saya pelajari, iya tabungan bunganya kecil, saham lumanyan yang penting kita ngerti dan kita harus baca ekonomi.” Informan selanjutnya adalah RD, mengemukakan alasan dia masuk ke pasar modal karena di saham lebih simple, artinya mudah dan sederhana kalau mau dijual beli seperti jawabannya berikut: “Karena simple, saham itu simple, artinya ya tinggal beli ya kalau mau trading ya trading kalau tidak ya simpan. Habis itu kan ada reksadana…kalau tak mau trading ya beli reksadana.” Selanjutnya informan berikutnya yaitu AM, yang mengatakan bahwa alasan dia investasi adalah memberikan keuntungan besar dibandingkan yang lain tapi risiko juga dipertimbangkannya, dan dia invetasi karena ada uang lebih seperti penuturuannya berikut ini: 21 “Bicara investasi bermacam-macam ada saham, emas dan tanah. Jadi kalau dikatakan investasi kalau nilainya bertambah. Kalau masalah investasi saham high risk high return…tinggi risiko maka tinggi return. Invest di saham karena ingin mendapatkan ketungan besar tapi dengan memperhitungkan risiko juga. Saham memberikan keuntungan besar dari pada emas. Karena saya investasi jangka panjang, investasi di saham BUMN lebih terjamin.” Sedangkan informan lain, ZB menyatakan yang merupakan seorang PNS di Dinas Pendidikan Aceh menyatakan bahwa alasan dia investasi saham adalah karena saham lebih likuid dan saham modalnya tidak besar dan lebih menyakitkan saham, juga di saham lebih terkontrol daripada Forex. “Menyisihkan sumber daya yang kita miliki sekitar 1/3 dari pendapatan kita untuk hari tua dan anak-anak juga, lalu kalau kita modal kecil pergi jualan kan tak mungkin..tapi disaham kita bisa invest kaena modal nya tidak perlu besar. Saya pilih saham karena lebih likuid. Keinginannya udah lama untuk beli tapi dulu tak ada perusahaan sekuritas di Aceh. Juga karena dengan modal kecil dia invest, tapi kalau jualan kan perulu modal lebih besar.” Informan lain adalah Ubaidillah yang merupakan seorang pengusahan transportasi L-300 trayek Barat-Selatan mangatakan bahwa dia invest saham karena kalau di saham risikonya kecil dibandingkan investasi di perkebunan dan simple karena online. Semua sekarang online juga…kalau dulu repot harus telpon broker, sekarang online, seperti peryataanya berikut: “Kalau di saham itu risikonya kecil…. dibandingkan investasi misalnya di perkebunan, itukan bisa aja masih ada faktor x misal di perkebunan, beli tanah, rumah kan mudah sekali jatuh jatuh..contoh kemarin ada Tsunami dan simple karena online. Ditambah lagi sekarang online kan…kalau dulu repot telpon broker kan, sekarang udah online.” Sedangkan informan selanjutnya adalah SH, menyatakan bahwa dia tertaik di saham karena baca buku Robert T. Kiyosaki dan saham itu keuntunganya tinggi dan risiko bisa ditekan, sebagaimana penuturannya berikut: “Saya pertama tertarik dari baca buku Robert T.Kiyosaki mengenai Cash Flow Kuadran, bangaimana dengan punya uang kita bisa usaha, kita bisa kelola sendiri tidak tergantung orang lain, kalau di kedai kopi,,,,bagaimna itu kalau orang yang saring…nyaring kopi itu saket,,,. jadi kita binggung cari gantinya. Saham itu tertingi dibandingkan investasi lainya ada beberapa kenaikan saham dari bulan Januari sanmpai sekarang udah 100 persen, meskipun high return high risk. Ada kecil anak kecil sepeda juga risiko karena tidak tahu rambu..tapi kalau kita dewasa kan kita tahu rambu-rambunya dari risko kecekaan bisa ditekan.” Informan ketujuh yang merupakan informan terakhir yang masih berumur tahun dan berstatus mahasiswa yaitu IB, yang memberikan pernyataan bahwa alasan dia berinvestasi saham adalah karena keuntungan lebih tinggi dari instrumen investasi lain dan juga saham lebih likuid, seperti pernyataanya berikut: “Dulunya saya membaca-baca buku Cash Flow dari Robert T. Kiyosaki tentang pendapatan portfolio, lalu ingin mengetahui lebih lanjut apa itu pendapatan portfolio sepertinya yang paling baik itu saham karena rupanya yang paling baik itu saham karena memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito dan lebih likuid dia, kalau properti tinggi juga tapi tidak likuid.” Alasan Berinvestasi Saham (skripsi dan tesis)