Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen, yang menjelaskan bagaimana
pengaruh besar kecilnya Divident Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham.
Adapun ketiga teori menurut Made Sudana (2009:220) adalah :
1. Dividend Irrelevance Theory
Kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau
nilai perusahaan. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan risiko
bisnis. Sedangkan bagaimana cara membagi arus pendapatan menjadi dividen
dan laba ditahan tidak memengaruhi nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan adalah :
Tidak ada pajak atas pedapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
Investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek
perusahaan.
Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh
terhadap biaya modal sendiri.
Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-the-Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myton Gordon dan John Lintner. Berdasarkan
bird in the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar
saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga
pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi
karena, pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
3. Tax Preference Theory
Berdasarkan tax preference theory, kebijakan dividen mempunyai pengaruh
negatif terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah
dividen yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham
perusahaan yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak
personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen lebih
tinggi daripada pajak capital gain, maka investor akan lebih senang jika laba yang
diperoleh perusahaan tetap ditahan di perusahaan, untuk membelanjai investasi yang
dilakukan perusahaan. Dengan demikian di masa yang akan datang diharapkan
terjadi peningkatan capital gain yang tarif pajaknya lebih rendah. Apabila banyak
investor yang memiliki pandangan demikian, maka investor cenderung memilih
saham-saham dengan dividen kecil dengan tujuan untuk menghindari pajak.