Berzonsky (dalam Rahmaningsih, 2014) menyatakan bahwa konsep diri yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral tersebut adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya. Brooks (dalam Rakhmat, 17 2002) menjelaskan bahwa konsep diri sebagai pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya, baik bersifat fisik, sosial, maupun psikologis, pandangan individu diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting dalam hidupnya. Konsep diri ini bukan merupakan faktor bawaan tetapi faktor yang dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman individu berhubungan dengan orang lain. Sebagaimana dikatakan oleh Grinder (1976) bahwa persepsi orang mengenai dirinya dibentuk selama hidupnya melalui hadiah dan hukuman dari orang-orang di sekitarnya. Selanjutnya Pudjijogyanti (1993) menambahkan bahwa konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Bagaimana individu memandang dirinya akan tampak dari keseluruhan perilaku. Dengan kata lain, perilaku individu akan sesuai dengan cara individu memandang dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu, maka seluruh perilakunya akan menunjukkan ketidakmampuannya tersebut.
Partosuwido, dkk (1985) menambahkan bahwa konsep diri adalah cara bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini dan dilakukan, baik ditinjau dari segi fisik, moral, keluarga, personal dan sosial. Menurut Centi (1993) konsep diri (selfconcept) adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita meninginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Sasse (dalam Suyuti, 2010) mengelompokkan 18 konsep diri menjadi dua yaitu; konsep diri positif dan konsep diri negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif akan dapat menerima dirinya apa adanya tanpa merasa tertekan dan terbebani dengan keadaan dirinya maupun pandangan orang lain terhadapnya. Individu dengan konsep diri negatif tidak memiliki kepercayaan diri, cenderung tidak dapat menerima kelemahankelemahan dirinya sehingga individu menjadi frustrasi, cenderung berpikir negatif dan selalu khawatir.