Menurut Suhartono, (2007), dalam Sutrisno, wardani, dan pramono (2014),
beberapa hal yang menjadi masalah dalam keamanan kerja diantaranya sebagai berikut:
1. Kondisi pekerjaan,
yang dimaksud adalah segalasesuatu yang ada di sekitar individu, baik itu
berinteraksi langsung maupun tidak langsung dengan pekerja yang
bersangkutan. Hal inimeliputi:
a. lingkungan kerja,
Masalah seringkali timbul karenapekerja merasa tidak nyaman dengan
lingkungannya, seperti bekerja di tempat yang tidak nyaman, panas, sirkulasi
udara kurang memadai, ruangan kerja sangat padat, lingkungan kurang bersih,
dan sebagainya.
b. Beban kerja,
Kelebihan beban kerja akan mengakibatkan kita mudah lelah dan berada dalam
tegangan tinggi. Beban kerja dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Beban kerja kuantitatif adalah jikapekerjaan yang kita terima dan
ditargetkan, melebihikapasitas yang kita miliki dan
b) Beban kerjakualitatitif adalah suatu pekerjaan yang kita terimasangat
kompleks dan sulit, sehingga dapat menyitakemampuan teknis dan pikiran.
c. pekerjaan beresiko tinggi,
Pekerjaan-pekerjaan yangberesiko tinggi dan berbahaya bagi keselamatan,
seperti bekerja di perusahaan kayu lapis, pertambangan minyak, listrik, dan
sebagainya, dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan kekhawatiran yang
berlebihan akan masalah kecelakaan yang setiap saat dihadapi oleh karyawan.
1. Konflik Peran
Masalah lain yang timbul adalahketidak jelasan peran dalam bekerja
sehingga tidak tahu apa yang diharapkan manajemen dari diri karyawan
tersebut. Masalah ini sering timbul pada karyawan yang bekerja di perusahaan
besar, yang kurang memiliki struktur yang jelas, tuntutan kerja,tanggung
jawab kerja, prosedur tugas dan kerja.
2. Pengembangan Karir
Ketidakjelasan jenjang karir, penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme
dalam manajemen perusahaan atau karena tidak adanya kesempatan
pengembangan karir (untuk naik jabatan dan mendapatkan promosi),
seringkali menimbulkan suatu kecemasan terhadap keberlangsungan
pekerjaan, rasa bosan, dan dismotivasi sehingga karyawan tidak produktif lagi.
3. Pusat pengendalian, mencerminkan tingkat kepercayaan individu mengenai
kemampuannya untuk mempengaruhi kejadian-kejadian yang berhubungan
dengan kehidupan atau lingkungannya.
