Klasifikasi Laporan Arus Kas


Arus kas masuk dan kas keluar perusahaan selama suatu periode dalam
laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu operasi, investasi dan
pendanaan. Klasifikasi ini di definisikan sebagai berikut:

  1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
    Definisi aktivitas operasi adalah:
    ”Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
    perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain
    yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan”
    (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007).
    Arus kas dari aktivitas operasi Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan
    (PSAK 2004 No.2, paragraf 13) menyatakan bahwa jumlah arus kas yang
    berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
    dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
    melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
    deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
    pendanaan dari luar. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut
    (PSAK 2004 No.2, paragraf 13) adalah:
    a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
    b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain.
    c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
    d) Pembayaran kas kepada karyawan.
    e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
    dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
    f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika
    dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
    pendanaan dan investasi.
    g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
    tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
  2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
    Definisi Aktivitas Investasi adalah :
    “Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
    serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas” (Ikatan Akuntansi
    Indonesia, 2007).
    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2004 No.2, paragraf 15)
    menyatakan bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari
    aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
    penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
    bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
    Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK
    2004 No.2, paragraf 15 adalah:
    a) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan
    aktiva jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang
    dikapitalisasikan, dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
    b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva
    tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lain.
    c) Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
    d) Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
    pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
    e) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts,
    option contracts dan swap contracts. Kecuali apabila kontrak tersebut
    dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila
    pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.Arus
    kas investasi pada penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus
    kas investasi masuk dengan arus kas investasi keluar.
  3. Aktivitas Pendanaan ( Financing Activities)
    Definisi Aktivitas Pendanaan adalah:
    “Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
    perubahan dalam sejumlah serta komposisi modal dan pinjaman
    perusahaan” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007).
    Menurut Munawir (2002:159) sumber penerimaan kas dalam suatu
    perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari :
    1) Hasil penjualan investasi jangka panjang tetap baik yang berwujud
    maupun yang tidak berwujud (intangible assets) atau adanya penurunan
    aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
    2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal
    oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
    3) Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel) maupun
    hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotetik atau jangka
    panjang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan
    penerimaan kas.
    4) Kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya. Adanya
    penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
    dengan adanya penerimaan kas, misalnya ada penurunan piutang karena
    adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang
    dagangan karena adanya penjualan dan sebagainya.
    5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari
    investasinya, sumbangan atau hadiah maupun dana pengembalian. Arus
    kas operasi pada penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus
    kas pendanaan masuk dengan arus kas pendanaan keluar.
    Cara menghitung Cash Flow menurut IAI (2007) yaitu :
    CF = Arus Kas Keluar – Arus Kas Masuk