Keamanan Kerja (skripsi dan tesis)

Menurut Muh Rezky dan Azma, (2019:1), Keamanan dan Keselamatan
Kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keamanan dan keselamatan
kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman.Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja
tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Keamanan kerja adalah suatu usaha untuk menjaga dan melindungi
pekerja dan fasilitas/asset yang dimiliki, baik yang berada di dalam kantor
maupun yang berada di luar lingkungan kantor. Upaya memberikan jaminan
keamanan kerja tidak hanya diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bekerja di
dalam lingkungan kantor, tetapi juga bagi tenaga kerja yang bekerja di lapangan,
misalnya: Pegawai bank yang bertugas mengambil atau mengantarkan uang ke
suatu tempat perlu mendapat pengawalan yang ketat untuk mengantisipasi tindak
kejahatan. Menurut Undang-Undang Hukum Perdata, khusus mengenai keamanan
kerja dijelaskan bahwa pihak kantor wajib mengatur dan memelihara ruangan,
alat, dan perkakas, dimana kantor menyuruh Pegawainya melakukan pekerjaan
sehingga para pekerja terlindung dari bahaya.
Keamanan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap semangat
kerja. Secara psikologis para pegawai memerlukan faktor keamanan dirinya dalam
bekerja. Dalam kenyataanya fator keamanan bagi pegawai bukan hanya keamanan
fisiknya saja, namun menyangkut keamanan bagi masa depannya. Secara teoritis
dan hasil penelitian terdahulu mendukung hasil penelitian ini keamanan kerja
merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hal ini karena keamanan kerja menurut Soedarmadi dkk (2017:94) merupakan
harapan-harapan karyawan terhadap keberlangsungan pekerjaan yang mencakup
hal-hal seperti adanya kesempatan promusi, kondisi pekerja. umumnya dan
kesempatan karir jangka panjang. Artinya, jika apa yang menjadi harapan-harapan
karyawan terhadap pekerjaannya terpenuhi maka karyawan tersebut diharapkan
akan mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk menghasilkan kinerja yang
tinggi.
Menurut Mizar 2008 dalam Arninda (2019:4) Job insecurity sebagai
kondisi psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau
merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah
(perceived impermanance). Kondisi ini muncul karena banyaknya jenis
pekerjaan yang sifatnya sesaat atau pekerjaan kontrak. Makin banyaknya jenis
pekerjaan dengan durasi waktu yang sementara atau tidak permanen,
menyebabkan semakin banyaknya karyawan yang mengalami job insecurity.
Keselamatan Kerja merupakan suatu tingkat dimana para pekerja merasa
pekerjaannya terancam dan merasa tidak berdaya untuk melakukan apapun
terhadap situasi tersebut. Job insecurity yang dirasakan terus menerus oleh
karyawan dapat mempengaruhi kualitas kerja. Perasaan tidak aman akan
membawa dampak pada job attitudes karyawan, penurunan komitmen, bahkan
keinginan untuk berpindah kerja yang semakin besar.
Menurut Hellgren 2002 dalam Arninda (2019:4) terdapat dua bentuk job
insecurity yaitu job insecurity kuantitatif, yaitu khawatir akan kehilangan
pekerjaan itu sendiri, dan perasaan khawatir kehilangan pekerjaan. Sementara job
insecurity kualitatif mengacu pada perasaan potensi kerugian dalam kualitas posisi
organisasi, seperti memburuknya kondisi kerja, kurangnya kesempatan karir,
penurunan gaji pengembangan. Kedua sisi yang berbeda dari job insecurity adalah
untuk dijadikan pengalaman subjektif, berdasarkan pada persepsi individu dan
pemahaman tentang lingkungan dan situasi, dan mengacu pada antisipasi dari
peristiwa stress kehilangan pekerjaan itu sendiri.
Menurut Greenhalgh dan Rosenblatt 1984 dalam Arninda (2019:4)
mengkategorikan penyebab job insecurity ke dalam tiga kelompok sebagai
berikut:
1. Kondisi lingkungan dan organisasi Kondisi lingkungan dan organisasi ini
dapat dijelaskan oleh beberapa faktor, misalnya: komunikasi organisasional
dan perubahan organisasional. Perubahan organisasional yang terjadi antara
lain dengan dilakukannya downsizing, restrukturisasi, dan merger oleh
perusahaan.
2. Karakteristik individual dan jabatan pekerja Karakteristik individual dan
jabatan pekerja terdiri dari: usia, senioritas, pendidikan, posisi pada
perusahaan, latar belakang budaya, status sosial ekonomi, dan pengalaman
kerja.
3. Karakteristik personal pekerja Karakteristik personal pekerja yang dapat
mempengaruhi job insecurity misalnya: locus of control, self esteem, dan
perasaan optimis atau pesimis pada karyawan.