Menurut Bandura (1997) self-efficacy pada diri tiap individu akan berbeda
antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi. Berikut adalah
tiga dimensi tersebut:
a. Dimensi Tingkat/Level (magnitude).
Dimensi ini, berkaitan dengan tingkat atau jenis tugas yang diterima oleh
seorang individu, tingkat kesulitan dari tugas yang dihadapi oleh individu. Pada
komponen ini individu membuat persepsi terhadap kemampuannya menghadapi
tugas, apakah sesuai dengan kemampuannya atau di luar kemampuannya. Apabila
individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya,
maka self-efficacy individu mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, dan
sedang atau bahkan meliputi tugas-tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas
kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan
pada masing-masing tingkat. Dimensi ini memiliki implikasi terhadap pemilihan
tingkah laku, untuk menyelesaikan tugas yang dirasa mampu diselesaikannya, dan
menghindari tingkah laku yang berada di luar batas kemampuan yang dirasakannya.
Dimensi ini berkaitan dengan penerimaan tugas berdasarkan tingkat kesulitanya,
tingkat penyelesaian tugas, dan optimis dalam menghadapi kesulitan (Kaseger,
2013).
b. Dimensi Kekuatan (strenght).
Dimensi ini, berkaitan dengan seberapa besar kekuatan dari keyakinan atau
pengharapan individu mengenai kemampuannya, bila individu sangat merasa yakin
dapat melakukan atau menyelesaikannya, maka individu tersebut akan menjadi gigih
walaupun individu tersebut tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Pengharapan
yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak
mendukung. Sebaliknya, pengharapan yang mantap mendorong individu tetap
bertahan dalam usahanya, meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang
menunjang. Dimensi ini biasanya berkaitan langsung dengan dimensi level, yaitu
makin tinggi level atau taraf kesulitan tugas. Dimensi ini berkaitan dengan usaha
untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan, seperti kegigihan dalam belajar, gigih dalam
menyelesaikan tugas, dan konsistensi dalam mencapai tujuan (Kaseger, 2013).
c. Dimensi Generalisasi (generality).
Dimensi ini, berkaitan dengan luas bidang tingkah laku, yang ditunjukan
individu berdasarkan keyakinan pada kemampuanya. Keyakinan individu terhadap
dirinya bergantung pada pemahaman individu terhadap kemampuan yang
dimilikinya, apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada
serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi. Keyakinan yang lemah pada
individu akan mudah dipatahkan dengan pengalaman yang menggelisahkan,
sementara pengalaman yang kuat akan mendorong usaha individu untuk
melakukannya, walau pada tugas dengan kesulitan yang tidak terbatas. Dimensi ini
berkaitan dengan penguasaan terhadap bidang pekerjaan serta keyakinan terhadap
kemampuanya pada situasi yang bervariasi (Kaseger, 2013).
Selain dimensi yang diungkapkan oleh Bandura, terdapat aspek lain yang
mencirikan self-efficacy, aspek tersebut diungkapkan oleh Corsini (1994), yang
mengungkapkan bahwa self-efficacy terdiri dari empat aspek, yaitu:
a. Aspek Kognitif
Merupakan cara yang dilakukan individu dalam memikirkan strategi dan
cara-cara untuk menyelesaikan tugas yang sedang atau akan dihadapinya. Pada aspek
ini kegiatan hanya sebatas rencana-rencana yang disusun oleh individu, aspek ini
erat kaitannya dengan pencocokan kemampuannya pada tingkat kesulitannya.
b. Aspek Motivasi
Merupakan aspek dari self-efficacy yang masih erat dengan proses berpikir,
namun pada aspek ini kemampuan yang diterapkan adalah kemampuan memotivasi
diri dan mencari dorongan-dorongan. Aspek ini membentuk suatu tindakan yang
berguna untuk menjalankan rencana yang telah disusun, hingga individu memperoleh
keyakinan untuk mengaktualisasikan rencananya.
c. Aspek Afeksi
Merupakan kemampuan mengatasi perasaan emosi yang timbul pada diri
sendiri, pada aspek ini perasaan-perasaan muncul setelah mendapatkan dorongandorongan. Individu akan merasa mampu mengatasi perasaan yang tidak
menyenangkan dan membuat dirinya berdaya, untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
d. Aspek Seleksi
Aspek ini, merupakan aspek aktualisasi, individu memilih cara-cara atau
tindakan-tindakan yang sesuai dengan waktu, kondisi dan tempat di mana individu
tersebut akan mengaktualisasikan keyakinannya.
Dari dimensi/aspek self-efficacy yang diungkapkan oleh kedua tokoh
tersebut, yaitu Bandura dan Corsini terdapat benang merah atau saling berkaitan,
karena aspek yang diungkapkan oleh Corsini merupakan aspek penegasan dari apa
yang telah diungkapkan oleh Bandura sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa dari
kedua pendapat tentang self-efficacy merupakan aspek yang memaparkan bagaimana
individu memikirkan, meyakinkan diri, dan melakukan tugas tugas yang akan atau
sedang dihadapinya.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan aspek yang diungkapkan oleh
Bandura, karena bandura merupakan tokoh pertama yang mengungkapkan teori selfefficacy. Selain itu aspek – aspek yang diungkapkan Bandura ini cangkupan
maknanya lebih luas, dan lebih terpusat, dalam penilaian terhadap variabel selfefficacy
