Atwater (dalam Desmita, 2006: 180) mengidentifikasi konsep diri menjadi tiga bentuk, yaitu
(1) body image yaitu kesadaran tentang tubuhnya berupa pandangan seseorang tentang dirinya
(2) ideal self yaitu harapan-harapan seseorang mengenai dirinya, dan
(3) social selfyaitu pandangan orang lain melihat dirinya.
Semua bentuk konsep diri tersebut akan mempengaruhi tingkah laku seseorang di dalam kehidupannya. Pada umumnya tingkah laku seseorang berhubungan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri. Jika seseorang memiliki gagasan tentang dirinya bahwa dia tidak akan diterima di lingkungannya, maka ia akan cenderung bertingkah diam dan menarik dari pergaulan.
Menurut Hurlock (1978: 58), konsep diri dapat ditinjau dari citra diri, yaitu sebagai berikut.
a) Citra fisik diri
Citra fisik diri merupakan citra diri yang pertama yang dirasakan individu. Citra fisik diri berkaitan dengan menerima atau tidak menerima seorang individu dengan bentuk fisiknya, daya tarik terhadap penampilannya dan sesuai atau tidaknya dengan jenis kelaminnya. Citra diri fisik ini akan mempengaruhi perilaku individu dan harga diri individu dimata orang lain lain.
b) Citra psikologis diri
Citra psikologis diri didasarkan atas pikiran, perasaan, dan emosi. Contoh dari citra psikologis diri adalah sifat keberanian, kejujuran, kemandirian, dan kepercayaan diri. Citra psikologis diri akan mempengaruhi kualitas dan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Fitts (dalam Hendriati Agustiani, 2006: 142) melengkapi aspek konsep diri dengan membagi konsep diri menjadi 2 dimensi, yaitu sebagai berikut.
a. Dimensi Internal Dimensi internal adalah penilaian yang dilakukan individu untuk menilai dirinya berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi internal dibagi menjadi tiga bentuk, yaitusebagai berikut.
1) Diri identitas (identity self) Diri identitas berkaitan dengan identitas diri individu itu sendiri, misalnya gambaran tentang dirinya “siapa saya”. Selain itu berkaitan dengan label yang diberikan kepada diri oleh individu yang bersangkutan.
2) Diri pelaku (behavioral self) Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya yang berisikan segala kesadaran mengenai apa yang dilakukan oleh dirinya. Diri yang kuat ditunjukkan dengan kesesuaian antara diri identitas dengan dengan diri pelakunya sehingga ia dapat menerima baik dari diri identitas maupun diri pelakunya.
3) Diri penerimaan/ penilaian (judging self) Diri penerimaan berkaitan dengan kepuasaan seseorang akan dirinya atau seberapa jauh seseorang menerima dirinya. Jika individu mempunyai kepuasaan yang tinggi pada dirinya, maka ia memiliki kesadaran diri yang realistis, dan memfokuskan untuk mengembangkan dirinya. Sebaliknya, jika seseorang tidak mempunyai kepuasaan terhadap dirinya, maka ia akan mengalami ketidakpercayaan diri dan menimbulkan rendahnya harga diri.
b. Dimensi Eksternal Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungannya dengan orang lain. Baik itu aktivitas sosial, nilai-nilai yang dianut di dalam masyarakat, ataupun hal-hal lain di luar dirinya. Dimensi eksternal menurut Fitts di bagi menjadi lima bentuk, yaitu sebagai berikut.
1) Diri fisik (Psysical self) Diri fisik menyangkut persepsi seseorang tentang keadaannya secara fisik. Contohnya mengenai kesehatan diri, penampilan dirinya (cantik, jelek, menarik atau tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk atau kurus).
2) Diri etik-moral (moral-ethical self) Diri etik-moral merupakan persepsi seseorang yang didasarkan pada standar pertimbangan secara mor
al dan etika. Hal ini berhubungan dengan Tuhan, kepuasaan seseorang akan agamanya, dan nilai moral.
3) Diri pribadi (personal self) Diri personal merupakan persepsi seseorang mengenai keadaan pribadinya. Dalam hal ini menyangkut sejauh mana individu merasa sebagai pribadi yang tepat.
4) Diri keluarga (Family self) Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Dalam hal ini, diri keluarga berkaitan dengan peran yang dijalani sebagai anggota keluarga.
5) Diri Sosial (Sosial self) Diri sosial merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri menurut Atwater di bagi menjadi tiga bentuk, yaitu (1) body image, (2) ideal self, dan (3) social self. Menurut Hurlock konsep diri yang dimiliki siswa dapat ditinjau dari 2 citra diri, yaitu: citra fisik diri dan citra psikologisdiri. Fits melengkapinya dengan membagi konsep diri menjadi diri identitas, diri pelaku, diri penilai, diri fisik, diri etik-moral, diri sosial, diri keluarga, dan diri pribadi. Asepk diri tersebut membentuk suatu kesatuan diri yang utuh dalam rangka menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.